Bunyi aliran air diiringi muntah menyambut pendengaran Jaejoong ketika ia masuk ke dalam kamar. Segera ia melangkah menuju toilet yang ada di kamar dan menemukan seorang pria duduk di depan kloset tengah muntah.
Langsung si pria Kim ikut masuk ke toilet dan berjongkok di sebelah si lelaki yang muntah kemudian menyentuh tengkuknya. Menekanㅡmemijat guna meringankan mual yang dirasakan oleh lelaki itu. Ini sudah yang kesekian ia menemukan Yunho muntah-muntah bahkan hingga lelaki tersebut lemas dan tak mampu berdiri.
Tiap Jaejoong ajak untuk memeriksakan diri ke rumah sakit selalu ditolak dengan alasan ia benci bau obat. Sewaktu menghubungi euisa pribadi keluarga Jung; Yunho mungkin mengalami masalah pencernaan mengingat riwayat kesehatannya yang memang pernah menderita penyakit tersebut. Setelah diberi vitamin, Yunho memang mulai membaik, tapi hanya dua hari.
Selanjutnya terus seperti ini. Jaejoong pasrah mengurus si suami yang dalam keadaan tak baik. Ia melingkarkan tangan Yunho di pundak kemudian membantu lelaki tersebut berdiri dan berjalan keluar kamar mandi.
Jaejoong merebahkan tubuh Yunho di atas ranjang. Memperbaiki posisi berbaring si suami lalu menyelimuti. Memandang wajah pucat Yunho yang kelihatan mengenaskan.
"Aku tidak mau ke kantor hari ini," kata Yunho seraya menarik selimut makin tinggi hingga leher.
"Ne, abeoji pasti mengerti. Ah, kau ingin makan apa? Kau harus sarapan," Jaejoong mengusap puncak kepala Yunho sayang. Kasihan juga melihat lelaki gagah itu terbaring tak berdaya.
Jujur, ia merindukan Yunho yang sehat. Rindu melihat lelaki tampan yang merupakan sang suami bermain bersama bayi kecil mereka. Rindu merasakan peluk hangat Yunho ketika mereka berbaring bertiga. Rindu segala hal yang biasa mereka lakukan bersama.
Yunho menggeliat, "Lidahku pahit, Jae."
"Kau tetap harus makan. Bagaimana jika kubuatkan bubur, hm?"
"Asal kau suapi nanti," Balas Yunho sambil merubah posisi berbaring menjadi menyamping, membelakangi Jaejoong.
Senyum kecil terukir di bibir cherry Jaejoong. Semenjak sakit Yunho makin manja. Selalu ingin Jaejoong berada bersamanya. "Baiklah."
Namja berperawakan manis itu beranjak dari tepi ranjang dan keluar kamar. Berjalan melewati ruang tamu hingga sampai di dapur. Ia melihat Mr dan Mrs Jung duduk di kursi meja makan serta si bayi yang kini sudah mendapat kursinya sendiri, sedang disuapi sarapan oleh Neneknya.
"Bagaimana keadaan Yunho, Jae?" Mr Jung bertanya.
Sang istri yang tengah menyuapi Kyuhyun menoleh, menaruh perhatian akan jawaban yang diberikan Jaejoong. Sebab sudah beberapa minggu ini keadaan Yunho cukup buruk. Parahnya si Jung muda menolak keras jika dibawa ke Rumah Sakit; benar-benar tidak mau. Pernah mengunci pintu kamar supaya tak dibawa ke Rumah Sakit, bahkan kabur.
Langkah si namja cantik terhenti. Ia membungkuk sopan menyapa kedua orang tuanya, "Belum membaik abeoji. Hari ini dia tak ingin masuk kantor."
"Hah ... anak itu. Kalau saja dia mau dibawa ke Rumah Sakit." Gerutu Mrs Jung yang kemudian kembali menaruh fokus pada bayi yang tadi ia biarkan makan sendiri.
Oh, lihat itu; meja berantakan berserakan bubur bayi. Tak hanya di meja tetapi juga wajah Kyuhyun dan tubuhnya. Bayi itu asik bermain-main dengan sendok dan mangkuk buburnya.
"Yah! Kyunie~ aigoo ...." Mrs Jung menjerit.
Jaejoong buru-buru menghampiri Kyuhyun yang kini menghentak-hentakkaan sendok ke atas meja, "Hei, Kyunie, berhenti. Kau sudah mandi. Hash ...!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART
Fanfiction[Republish. Dikarenakan masih ada yang mencari dan menanyakan keberadaan FF ini] Jung Yunho kaget bukan main ketika diserahi sesosok bayi ke tangannya. Terlebih penyerahan itu terjadi di lobby kantor, dimana banyak pasang mata yang menyaksikan. Apa...