Chapter 4

2.9K 170 9
                                    

Naruto memainkan pena di jarinya. Ia menatap serius pada lembaran dokumen di depannya, hingga suara langkah kaki memasuki ruangannya membuyarkan lamunannya.Berdecak, Naruto meletakkan penanya.
"Naruto?"
"Oh, sekarang kalian kemari,Eh. Ada apa hah?? Aku sedang sibuk". Sindirnya tanpa ragu dan hanya Terdengar helaan nafas menyesal dari bibir ketiga sahabat Naruto.

"Maaf kami membuatmu kesal semalam."Ucap Kiba menatap safir Naruto yang tergurat emosi.
"Minta maaf eh? Aku tak suka dengan sikap kalian yang mencampuri privasiku"tandas Naruto sinis.
"Ayolah Naruto. Maafkan kami." desah Shikamaru dengan nadanya menjadi serius.
"Dobe, kami memang salah. Maafkan kami."Sambung Sasuke dengan nada serius pula.
"hahh...Baiklah,Aku akan memaafkan kalian. Tapi ku mohon dengan sangat jangan berkomentar apapun tentang sikapku pada Hinata.Kalian tak berhak mencampuri apapun."
"Kami tak akan ikut campur lagi." kata Kiba.
"Aku lapar. Bagaimana kalau kita makan siang bersama?"Ajak Naruto dengan tersenyum. Suasana tidak lagi menjadi setegang tadi. Kiba,Shikamaru dan Sasuke pun menghela napas lega.
"Dasar merepotkan. Marahmu membuat kita semua galau."Dengus Shikamaru dengan mengerucutkan sisi bibirnya.
"Ahahaha...Salah kalian membuatku marah."Timpal Naruto dengan tertawa bahagia.
"Sudahlah,Kita makan siang. Aku juga sudah lapar,Dobe."Keluh Sasuke.

*****

Mereka beranjak darisana. Namun,Saat mereka sampai didepan pintu sudah ada sosok bersurai indigo berdiri disana. Ia mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam dikarenakan kekasihnya sudah keluar terlebih dulu dengan para sahabatnya.

"Naruto-kun...Kau mau kemana?"Tanya Hinata dengan nada heran.
"Aku akan makan siang dengan mereka.Untuk apa kau kemari?"Jawab Naruto dengan nada dinginnya seperti biasa.
"Aku hanya ingin mengembalikan kartu ATM mu."Cicit Hinata dengan menunduk.
"Simpan saja. Kartu ATM itu untukmu. Pakailah uang didalamnya jika kah butuh apapun mendadak. Karena aku selalu sibuk dan tak bisa ada disaat kau butuh."Jawab Naruto dengan nada datar namun ada sarat peduli pada Hinata.
"Terimakasih,Naruto-kun."Ucap Hinata dengan tersenyum manis.
"Pulanglah jika tak ada sesuatu yang kau ingin bicarakan."
"Baik. Aku akan pulang."Cicit Hinata dengan nada yang kini berubah sendu. Lagi-lagi Naruto menyuruhnya untuk pulang.



Naruto berjalan meninggalkan Hinata menuju kantin diikuti Kiba,Shikamaru dan Sasuke dari belakang. Ketiganya hanya menatap nanar Hinata. Mereka tau jika Hinata bersedih. Lagi-lagi sahabat kuning mereka mengacuhkan Hinata lagi. Tapi Mereka bisa apa?

Hinata akan beranjak dari tempatnya. Namun langkahnya terhenti kala ada setengger tangan yang bersarang di pundaknya dari arah belakang.

"Menma-kun...Kau mengagetkanku."Ucap Hinata menghela napasnya.
"Ah aku membuatmu terkejut yah? Maafkan aku."Jawab Menma dengan menggaruk tengkuk belakangnya yang tak gatal.
"Tak apa Menma-kun."
"Apa kau sibuk?"Tanya Menma dengan tersenyum.
"T-tidak. Memangnya ada apa?"
"Temani aku makan eskrim...Aku sedang bosan berkutat dengan banyak dokumen menyebalkan dimejaku. Makan eskrim tidak seru jika hanya sendirian. Kebetulan kau disini."Timpal Menma.
"Baiklah. Aku akan menemanimu."Jawab Hinata dengan tersenyum kearah Menma yang hanya menatapnya penuh harap.
"Yare..."Ujar Menma girang.




*****

Naruto masih menyantap hidangan yang sudah dipesan banyak di meja tempat ia dan ketiga sahabatnya duduk.

"Ngomong-ngomong kapan orangtuamu akan pulang,Naruto?"Tanya Kiba dengan menyeruput jus anggurnya.
"Entah. Aku belum mendapat kabar apapun dari mereka. Mereka terlalu sibuk. Mereka tak mengabaikan kedua anaknya ini." Jawab Naruto dengan nada sarat akan sedih.
"Terlalu sibuk yah??? Sama sepertimu eh,Naruto. Kau juga mengabaikan seseorang-Aduh..."Ujar Kiba hampir keceplosan jika Sasuke tidak mencubit pinggangnya. Ia tak ingin Naruto marah lagi. Sasuke tau jika Naruto tipe yang mudah tersinggung.
"Kau mencoba memancingku lagi,Kiba?Naruto bertanya dengan nada sinis dan tatapan tajamnya menusuk.
"Tidak. Aku tak berani lagi memancing amarahmu. Aku takut jika pisau yang bertengger ditangan kananmu itu menancap dijantungku. Hehe..."Jawab Kiba dengan terkekeh getir,Ia mencoba untuk melayangkan candaan pada Naruto.
"Baguslah jika kau sadar."Ucap Naruto dengan tersenyum sedangkan Kiba menahan sakit atas cubitan Sasuke tadi.
"Bagaimana jika kita pesta lagi???"Ujar Shikamaru menawarkan suatu rencana agar suasana tegang mencair.
"Ide bagus. Kami akan ikut...Tapi bagaimana dengan Tuan Uchiha ini eg?" ujar Naruto dengan melirik kearah Sasuke.
"Aku akan ikut. Tenanglah..."Jawab Sasuke dengan menyeruput coklat panasnya.
"Oke,Nanti malam kita akan berpesta.."Seru Kiba dengan nada senangnya.



TeruskanlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang