Chapter 8

3.2K 148 3
                                    

"Hallo,Kaasan?" Menma memutuskan untuk menerima panggilan masuk dari kaasannya. Kebetulan saat ini adalah jam pulang kantor. Ini sudah pukul 4 sore.
"Kaasan,ada apa?"
"Memangnya harus ada masalah untuk menelponmu,Nak?"Safir Menma menyipit tidak suka dengan perkataan Kaasannya. Padahal kenyataannya Menma sangat bahagia akhirnya Kaasannya menelpon dirinya. jarang sekali ia dihubungi oleh orang tuanya.Terdengar suara tawa dari seberang sana. Rasanya ia rindu sekali ekspresi tawa Kaasannya.
"Tidak biasanya Kaasan menelpon. Apa Kaasan akan pulang? Atau saat ini sudah dibandara?"Menma mengembangkan senyumnya.
"Kaasan saat ini sudah dibandara Nak."
"APA? Kenapa mendadak Kaasan???Aku masih di kantor belum pulang."
"Hah...Kaasan kira kau bisa menjemput kami dibandara,Nak!"Kushina sedikit kecewa mendengar jawaban dari putra bungsunya itu.
"Haha...Lagi pula kenapa Kaasan tak mengabariku dari kemarin?Tunggulah disana Kaasan. Aku akan menjemput Kaasan dan Tousan. Lagi pula ini sudah jam pulang kantor,Kaasan...Wekk"Menma menggoda Kaasannya.
"Oh, begitu, sekarang putra Kaasan sudah berani menggoda Kaasannya ya?"
"Gomen Kaasan."Menma menyandarkan badannya di kursi.
"Cepat jemput Kaasan dan Tousan dibandara ya Nak? Kami tunggu."
"Baik Kaasan. Aku akan kesana. Tunggu putramu ini Kaasan..."

Tut...Tut...Tut..

*****

Sore menjelang malam yang dingin di Bandara Internasional Haneda Tokyo terlihat beberapa orang telah berlalu lalang. Ada yang mengantar kepergian, bersiap-siap untuk keberangkatan, ada juga yang baru tiba. Pesawat dari Amerika telah mendarat sejak beberapa menit yang lalu.Kini Namikaze Minato dan Namikaze Kushina telah sampai di bandara, sudah hampir 30 menit mereka duduk di bangku tunggu untuk menunggu jemputan. Kushina sengaja meminta putra bungsunya untuk menjemputnya.
"Lama sekali, kapan putra kita itu akan tiba ?" tanya Minato tanpa mengalihkan pandangan matanya dari tablet computer putihnya.
"Ayolah Anata, kita ini baru 30 menit di Jepang. Bersantailah sedikit dan nikmati udara segar, tinggalkan sejenak pekerjaan membosankan kita itu" keluh Kushina yang penat dari tadi Suaminya mengabaikannya dan memilih memantau perusahaannya melalui gadget yang berukuran cukup lebar itu. 'Benar-benar workaholic' pikir Kushina.
"Aku baru bisa bersantai ketika mengetahui semua yang menjadi tanggung jawabku masih berada di dalam kendali" jawab Minato kalem. Kushina menghela nafas pasrah. Ia mengalihkan pandangannya ke arah beberapa manusia yang mondar-mandir di hadapannya sampai matanya tak sengaja menangkap siluet seorang pria yang memiliki model rambut gelap jabrik Menma yang tadinya terlihat lesu langsung menegakkan badannya dan melambaikan tangannya dengan semangat masa muda yang begitu membara.
"Kaasan...Tousan...disini, kemarilah..." teriak Menma. Minato yang melihat tindakan konyol putranya,Menma memilih pindah ketempat duduk yang berada tak terlalu jauh dari Kushina berpura-pura tidak kenal terhadap Namikaze sulung yang bertindak konyol.'Memalukan' batin Minato dan Kushina. Dengan wajah ceria,Menma menghampiri orangtuanya yang duduk di kursi tunggu bandara. Kushina berdiri dan berjalan cepat mendekati Menma lalu memeluknya erat.
"Kaasan,Aku merindukanmu..."Ucap Menma dengan wajah sarat kan kebahagiaan.
"Kaasan merindukanmu juga,Nak. Bagaimana kabarmu,Sayang?"Kushina mengelus surai gelap jabrik Menma dengan pelan.
"Aku baik-baik saja Kaasan.."Jawab Menma dengan tersenyum.
"Ku kira kau akan datang dengan kakakmu,Naruto. Dimana dia?" ucap Minato sambil sedikit mengernyitkan dahi melihat Menma hanya sendiran.Menma segera menghampiri Tousannya itu.
"Naruto-nii sedang sibuk dengan pekerjaanya. Bahkan tak ada waktu untuk lepas dari pekerjaanya itu." jawab Menma dengan nada datar.Rona kesal muncul di wajah Minato.
"Benar-benar gila kerja,Anak itu."Dengus Minato dengan menyilangkan kedua lengannya didepan dada.
"Hah..Seperti kau tidak saja,Anata..."Timpal Kushina dengan nada menyindir. Minato hanya menggaruk tengkuk belakangnya menghilangkan tatapan tajam dari istrinya itu.
"Ayolah cepat pergi dari sini Kaasan. Kita makan malam dirumah."Ujar Menma sambil melangkahkan kakinya menuju parkiran yang diikuti oleh kedua orang tuanya yang pengusaha sukses dibelakangnya dan juga beberapa pegawai bandara yang membantu membawakan barang-barang Minato dan Kushina.
"Selamat datang kembali di Jepang." ucap Kushina saat meninggalkan bandara.



TeruskanlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang