Sosok pemuda yang tengah duduk dikursi taman belakang mansion keluarganya memandangi langit yang sudah gelap. Angin yang sedari tadi mengusik dan memberantakkan surai kuninganya tak ia hiraukan. Pandangan Naruto kosong. Namun, salah satu tangannya terselip ke kantong celana hitamnya. Ditariknya sekotak kecil rokok. Ia membukanya dan mengambil salah satu batang rokok tersebut. Ia selipkan rokok tersebut di antara kedua belah bibirnya. Dan tangan tan miliknya kembali merogoh saku kaos putih yang ia kenakan. Ia mengeluarkan sebuah korek api. Dinyalakannya korek tersebut dan ia arahkan api kecil yang keluar menuju ujung batang rokok yang sedang ia jepit tadi.
Kepulan asap rokok keluar dari mulut Naruto. Asap tersebut lumayan banyak. Yah, mungkin saja segala penat yang memenuhi otaknya juga ikut keluar bersama asap tersebut. Entahlah. Tapi yang jelas, pemuda itu sedikit merasa beban yang ia bawa terasa sedikit ringan. Ia mendengus kecil.
"Kejadian dulu terulang lagi. Sial!"Umpat Naruto mengingat kejadian yang dulu pernah terjadi. Hanya satu kejadian yang membuatnya harus bersikap dingin sekarang. Satu kejadin yang menurut orang pasti sepele. Cemburu!Flashback ON
Naruto berjalan menyusuri sepanjang koridor. Pria itu mendecakkan lidahnya begitu tidak menemukan orang yang dicarinya.
"Apa kau melihat Hinata?" Tanya Naruto menghentikan langkah seorang mahasiswa yang berjalan berlawanan arah darinya hendak melangkah ke luar gedung.
"Tadi saat jam istirahat aku melihat Hinata ke ruang UKS digendong oleh Menma" Jelas mahasiswa itu lalu melanjutkan langkahnya kembali.
"Menma menggendong Hinata?"Naruto menghela nafasnya melanjutkan langkahnya untuk menemui Hinata,Kekasihnya.
Kali ini tujuannya adalah ruang UKS...
Hinata, gadis itu tadi sudah diperiksa oleh petugas yang ada di UKS dan mengatakan bahwa gadis lavender itu hanya kelelahan. Setelah itu petugas UKS langsung pergi untuk membiarkan Hinata beristirahat di dalam sedangkan Menma menunggui Hinata. Menma memandang wajah Hinata yang sedikit pucat. Menma menjulurkan tangannya mengusap pipi porselen si gadis lavender, dengan jari telunjuknya Menma menelusuri garis wajah sang gadis. Mulai dari alis, hidung hingga terhenti pada bibir sang gadis. Menma sedikit mengusap bibir pinky gadis itu. Pria itu terdiam terpaku menatap bibir itu lalu menunduk mendekatkan wajahnya ke arah sang gadis ingin merasakan bibir sang gadis. Tinggal beberapa centi lagi, pria itu menghentikan gerakannya lantas menggelengkan kepalanya segera menjauhkan wajahnya. Pikirannya berkecamuk antara ingin dan tidak. Tidak, ia tidak bisa melakukannya,Hinata adalah kekasih kakaknya.
"Kenapa tidak kau teruskan hn?"Menma mengalihkan atensi ke arah sumber suara dan menemukan Naruto tengah bersandar di pintu UKS yang terbuka, terlihat Naruto menatap intens Menma yang tadi akan mencium kekasihnya.
"Naruto-nii,Sejak kapan kau disana?"
"Sejak kau berusaha mencium kekasihku. Kau lupa siapa gadis yang akan kau cium itu hah?" Ujar Naruto dengan nada tinggi. Ia tak habis pikir bagaimana bisa adiknya menusuknya dari belakang seperti ini.
"Tadi Hinata pingsan. Aku membawanya kemari."Tandas Menma menatap nyalang safir Naruto yang penuh dengan amarah.
"Kau bisa mencari gadis lain bukan? Kenapa harus Hinata?"Naruto mendengus kesal amarahnya kini memuncak.Tak berapa lama kemudian, gadis indigo itu nampak akan siuman. Gadis itu mengerjapkan matanya berusaha beradaptasi pada cahaya yang terasa menusuk matanya membuat penglihatannya mengabur. Lalu semakin lama semakin jelas, ia memegangi kepalanya mengerang kecil merasakan kepalanya yang terasa sakit. Ia menolehkan kepalanya menyadari ada Menma dan Naruto disini.
Hinata tampak terkejut lantas berusaha bangkit lalu kemudian terhenti akibat rasa sakit pada kepalanya yang malah terasa semakin menusuk akibat pergerakan cepatnya itu."Kau masih lemah, berbaringlah.Jangan paksakan dirimu dulu."Menma memegang lembut bahu sang Hinata lantas membaringkannya kembali.
"Kenapa denganku, kenapa aku disini?"Hinata bertanya lemah, jemarinya masih sibuk memegang kepalanya yang terasa berdenyut.
"Kau pingsan dan aku yang membawamu kemari serta menunggumu."Menma menatap lembut gadis lavenderitu.
"M-menma-kun menungguku?"Tanya Hinata tak percaya.
Naruto berusaha menahan amarahnya yang tadi meledak. Namun,Ia tak kuasa melihat Menma begitu perhatian pada kekasihnya. Kekasihnya bahkan tak menganggap Naruto juga ada disana. Naruto pun lantas beranjak dari sana melenggang pergi meninggalkan Hinata dan Menma. Tangannya mengepal kuat. Amarah mengerubuti hati Naruto saat ini.
"N-Naruto-kun..."Panggil Hinata lemah berusaha bangkit dari ranjang.
"Tenanglah Hinata."Ujar Menma memegang bahu Hinata mencegah Hinata untuk turun dari ranjang minimalis UKS itu.
"T-tapi Menma-kun...Naruto-kun pasti akan salah paham. A-aku akan menyusulnya."Ucap Hinata lirih. Lavendernya sudah berkaca-kaca ingin menangis.
"Kau beristirahatlah. Nanti aku akan berbicara padanya."Menma menyahut mencoba menenangkan Hinata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teruskanlah
Roman d'amourDisclaimer Characters Belongs To Masashi Kisimoto Genre: Romance,Hurt/Comfort Rate: T Pairing: Naruhina Summary: Terinspirasi dari lagu Agnes Monika Pernahkah kau bicara Tapi tak didengar Tak dianggap sama sekali...Pernahkah kau tak salah Tapi disa...