Amoretta POV- Bulan ke 3 -
Aku bolak balik di depan cermin, mencoba meyakini benjolan kecil di perut yang sudah mulai terbentuk. Aku tidak mengenakan apapun saat Edelmar masuk tiba-tiba ke kamar mandi.
"Sayang, ayo," Dia mendesak lembut. "Rakyat sedang menunggu." Dia tersenyum saat dia menyadari apa yang aku lakukan. Dia berjalan dan memeluk ku.
"Kau membuat ku menjadi laki-laki yang paling bahagia di dunia." gumamnya.
Aku berbalik dan bersandar di dekat bibirnya, berhenti hanya beberapa sentimeter. "Aku tahu," aku bersenandung.
Aku mendorongnya ke dinding kamar mandi, dan menciumnya, tapi Edelmar menarik diri dengan elusan lembut pada pipi ku. Aku cemberut.
"Kita bisa lakukan itu nanti" katanya, sebuah kilatan di mata abu-abu birunya. Aku memutar mataku, meskipun senyum senang menghiasi bibirku. Aku mendorong pintu tertutup saat Edelmar sudah keluar dari kamar mandi.
Aku bergegas untuk memakai gaun emas gelap. Gaun ini bermodel sabrina dan berbatasan dengan bulu putih. Setelah aku selesai berpakaian dan memakai make-up ku, Cerulean, Jade, dan Sienna meledak ke dalam ruangan.
Kalau kalian bingung kenapa mereka masih disini. Jawabannya adalah karena Edelmar memberitahu ku apa mereka dan memberitahu ku merekalah yang menyelamatkan ku. Mereka bertiga juga bertanya padaku sebelumnya 'bolehkah mereka bertiga masih bisa menjadi orang kepercayaan ku.'. Aku menjawab 'tentu saja' karena aku merasa seolah-olah mereka sudah menjadi keluarga ku.
"Ratu Amoretta, kita harus cepat-cepat atau Ratu akan terlambat!" Kata Cerulean.
"Ya, ini acara yang sangat penting dan Ratu harus berada di sana!" Jade bicara sambil men-style rambutku dan meluruskan pakaian ku. -Setelah ditarik paksa-.
Sienna hanya mengangguk sambil menyemprot ku dengan parfum melati Arab favoritku. Aku hanya tersenyum pada mereka yang terlihat sangat super sibuk.
Aku berjalan keluar dari kamar mandi dengan mereka bertiga di belakangku. Aku melihat Edelmar menunggu ku di ruang duduk.
"Aku siap," kataku, menyeringai padanya.
"Belum," jawabnya.
Dia menarik kotak besar dari meja di belakang ku dan menyerahkannya pada Cerulean. Jade membuka kotak itu dan Sienna mengambil dua mahkota yang terlihat lebih sederhana daripada mahkota saat penobatan ku dan Edelmar. Kami mengenakan mahkota ini hanya untuk acara publik dan hanya mengenakan mahkota penobatan kami untuk acara yang sangat penting.
Sienna menyerahkan mahkota itu pada Edelmar, lalu satunya lagi ditempatkan di atas kepala ku. Saat aku dan Edelmar siap, Edelmar memberi ku satu ciuman terakhir sebelum memimpin ku keluar pintu.
Kami berhenti di depan pintu balkon utama. Dari sini, pidato-pidato atau berita diumumkan. Sebuah tirai tebal di pintu tidak bisa menghalangi suara kerumunan keras dan bersemangat yang berkumpul di depan istana hari ini. Aku menelan ludah lalu menarik napas dan membuangnya untuk merilekskan diri.
"Mengumumkan, Yang Mulia, Raja dan Ratu Forsythia!" petugas kerajaan mengumumkan. Tirai dibuka kemudian Edelmar dan aku berjalan ke balkon, melambai pada kerumunan di bawah. Mereka semua bertepuk tangan dan bersorak saat melihat raja dan ratu mereka. Aku tersipu melihat betapa banyak rakyat Forsythia yang sangat menyukai aku dan Edelmar.
"Rakyat Forsythia," Edelmar mulai bicara, dan kerumunan dibawah langsung menghentikan sorakan mereka, menatap Edelmar dengan serius. "Sudah tiga bulan sejak Ratu diculik dari kita dan disandera di kerajaan Tabor. Sekarang, dengan semua kejadian buruk di belakang kita. Ratu Amoretta dan saya mempunyai beberapa berita yang sangat baik untuk diberitahukan kepada kalian ..." Edelmar menunggu sejenak di keheningan tegang yang menimpa kerumunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Amoretta
FantasyAmoretta percaya pada cinta sejati. Tapi apa yang terjadi ketika ayahnya, Raja Caspar, memaksanya untuk menikahi seorang pangeran dari bangsa lain? Akankah ia mengikuti tugasnya demi negaranya? Apa yang akan terjadi saat dia tahu tentang sejarah gel...