Chapter 23 - Bittersweet

5K 226 36
                                    

Amoretta POV

Makan malam kali ini cukup lancar. Bukan, lebih dari sekedar lancar. Kelihatannya setiap saudari ku bergaul sangat baik dengan salah satu raja.

Saphronia dan Blake langsung mulai berbicara tentang buku-buku yang sudah mereka baca dan soal perpustakaan baru yang sedang dibangun di kastil Blake. Segera, mereka terlibat dalam perdebatan tentang sesuatu yang terlalu rumit bagi ku untuk mengerti. Saat Edelmar dan aku berdeham, mereka berdua terlihat terkejut sebelum memerah dan tersenyum satu sama lain. Aku belum pernah melihat kakak tertua ku jadi bingung seperti itu.

Celesta dan Glade memiliki pengalaman yang berbeda. Glade terus mencoba untuk mendapatkan perhatiam kakak ku untuk berbicara dengannya atau menangkap minatnya. Tapi, Celesta hanya menanggapi usahanya dengan jawaban pendek. Dia melirik padaku penuh arti, sepertinya dia sedang bermain 'hard to get'. Aku tertawa sendiri saat Celesta bingung merespon saat Glade dengan senyum mempesonanya, sepertinya Glade mulai menggunakan pesona pada dirinya. Glade harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan perhatian Celesta.

Permelia sering cekikikan saat makan malam dan menurutku tawa nya menular ke Raja Wilbert Fenix. Mereka tidak bicara terlalu banyak. Wilbert seperti seorang anak yang lucu, selalu melirik ke arah Permelia dan pipinya memerah, warna pipinya yang cocok dengan warna rambutnya. Permelia tidak bisa menahan senyum melihat tingkah laku Wilbert. Walaupun Permelia kelihatan bosan, tapi dia selalu bersemangat saat bicara dengan Wilbert.

Bahkan dengan semua yang sedang terjadi sekarang, aku dan Edelmar masih bisa menjaga percakapan makan malam ini. Sebagian besar dari tamu menikmati obrolan malam ini, entah itu Wilbert yang membuat lelucon atau kisah lucu saat mereka masih kecil. Sebaliknya, Cymbeline tidak berkata banyak, hanya menjaga matanya pada ku dan Edelmar yang duduk di ujung meja.

Aku menggendong Edmund di pangkuanku, membiarkan dia bermain dengan sendok. Dia begitu manis menyadari semua yang terjadi di sekitarnya. Kadang-kadang, dia akan melihat ke arahku dan tertawa dengan pipinya yang bulat, aku hanya tertawa melihat Edmund yang begitu lucu.

Segera setelah itu, Edmund berhasil memperoleh noda saus gelap pada setelan biru lembut dan beberapa kentang tumbuk di rambutnya. Aku menghela napas, menggelengkan kepala ku di tawa lugunya. Aku mengundurkan diri dari makan malam untuk merapihkan Edmund, tapi tidak sebelum Edelmar memegang tangan ku.

Dia sering mengatakan betapa dia berharap agar dia bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak dan istrinya, tapi itu semakin sulit mengingat tugasnya sebagai raja. Itu sebabnya dia selalu melepas dua hari di akhir pekan untuk menghabiskannya dengan kami. Tatapan matanya mengatakan kepada ku bahwa dia ingin ikut dengan ku tapi aku tahu dan mengerti dia tidak bisa. Ada makan malam disini. Aku tersenyum lembut dan mencium bibirnya sebelum berjalan ke suite kami dengan Edmund.

Aku merasakan tatapan menusuk di balik punggung ku.

-------------------

"Ratu, airnya sudah siap!"

Mataku kembali fokus dari lamunan. Aku berkedip saat aku menyadari kalau aku sudah berdiri di tengah ruangan Edmund, di samping tempat tidur sambil membuka pakaiannya yang bernoda.

Aku menghela napas. "Edmund Salvatore, kau seperti seorang bocah laki yang berantakan!" Aku berseru. Dia hanya tertawa. Aku menggeleng padanya, tersenyum.

Sienna, Jade, dan Cerulean masuk ke ruangan, membawa kebutuhan mandi untuk Edmund dan aku. Mereka tidak berubah sama sekali dalam satu tahun terakhir, masih sama persis saat aku pertama kali datang kesini.

Jade memegang sepasang piyama yang ibu ku buat untuk Edmund, sementara Sienna dan Cerulean membawa bak batu yang dibuat oleh Athanasia, dia menitipkannya pada tiga bersaudara ini sebagai hadiah untuk Edmund. Anehnya, meskipun itu terbuat dari batu, bak itu sangat tipis dan ringan, sehingga mudah untuk dibawa.

Princess AmorettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang