Chapter 9

15.9K 1.2K 59
                                    

[Headnote: Sambil play video nya deh, menurut gw sih lagunya enak. Apalagi maknanya haha]

****

Sudah tiga hari ini Pradit ke kelas Aksa dan Aksa menjauhi Pradit. Karena Aksa sangat malu, mengingat kejadian waktu itu, meminta seniornya yang ia tolak mentah-mentah untuk menemaninya di kamar dan hanya berdua. Geng Avengers nya yang menyadari hal yang mengganjal ini jengah dan akhirnya mengintrogasi Aksa.

"Lo kemana aja? Di chat nggak dibales. Ngabarin aja nggak." Itu Adit.

"Gembel lo, sok sakit. Gue tau lo males sekolah." Itu Bagas.

"Aksa, lo kenapa nggak ada kabar? Salah satu dari kita nggak ada yang tau." Itu Rizki.

"Jajanin gue aja deh. Udah sembuhkan?" Itu Akbar.

Aksa memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Akbar yang terkonyol. Sedangkan Adit—yang lebih dekat sekaligus sahabat Aksa—menatap Aksa sebal.

"Sori gengs. Gue beneran nggak enak badan." Setidaknya Aksa tidak sepenuhnya berbohong. Di hari kedua dari empat hari, badannya memang lemas.

"Eh lo kan dicariin melulu sama....siapa Dit?" Tanya Bagas.

Adit menoleh menatap Bagas lalu menatap Aksa. "Pradit ya? Iya, Pradit. Cowok imut seantero sekolah. Gue yakin, Ibran pasti ngejar dia." Kata Adit sambil mengaduk es teh manisnya.

Akbar langsung menatap Adit kaget. "Kok Ibran, Dit?" tanya Akbar penasaran.

"Lah, lo nggak tau? Ibran kan homo." ucap Adit lalu meminum es teh nya.

Tiba-tiba perasaan Aksa tidak enak. 'Ibran homo? Kok perasaan gue nggak enak? Ck.' Batin Aksa.

"Cuy! Lu ngelamun mulu. Mikirin apa sih hah?" Suara Akbar membuyarkan lamunan anehnya.

"Eh gue ke kelas duluan ya. Bar, gue jajanin lo ntaran aja ye." Aksa beranjak dari bangkunya, meninggalkan kantin dan geng Avengers nya yang menatapnya aneh.

*

Hal yang menyebalkan terlihat di depan mata Aksa. Pradit dan Ibran berada di taman belakang sekolah, sedang duduk berdua dalam posisi yang sangat dekat.

"Pradit!" Entah dorongan apa, Aksa memanggil Pradit dan mendatanginya. Pradit menoleh kaget dan menatap Aksa.

"Kenapa, Sa?"

Tanpa ba bi bu Aksa menarik Pradit menjauh dari Ibran. Entah apa yang ada dipikirannya dan hati nya bertolak belakang. Setelah cukup jauh, Aksa berhenti dan menatap Pradit.

"Jangan deket-deket Ibran!"

Pradit menatap Aksa bingung. Wajah Aksa sudah sangat merah karena kesal. "Emang kenapa, Sa?"

Skak. Aksa bingung ingin menjawab dan harus menjawab apa. Mulut Aksa terkatup. Masih terdiam dan tidak bergerak. Pradit masih bergeming menunggu jawaban Aksa, wajahnya menunjukkan kebingungan yang luar biasa.

"Lupain aja."

Aksa kaget menatap Pradit yang terlihat memasang wajah kecewa. Pradit menunduk, tersenyum masam.

"Yaudah kalau gitu, Pradit mau balik lagi."

"Ke Ibran? Nggak ngerti banget sih dibilang jangan!"

Dan suara Aksa semakin keras membuat Pradit benar-benar kaget. Aksa mengusap wajahnya kasar, memegang kedua bahu Pradit dan menatap Pradit.

"Lo suka gue, 'kan? Jauhin Ibran, atau gue yang menjauh?"

Wajah Pradit berubah lagi. Rasa takut dan bersalah semakin terlihat. "I-iya, maafin Pradit." kata Pradit lalu menunduk.

Bitter SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang