Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang menandakan bahwa istirahat sudah berlangsung. Avengers pun bersarang di tempat seperti biasanya, pojok kantin dekat pohon.
"Laper nih. Beliin mie ayam, Dit." kata Rizki sambil memberikan uang sepuluh ribuan.
Adit menoleh dengan malas. "Mager ah. Yang laper elu kenapa gue yang jalan. Noh Akbar."
"Lah gue? Gue aja mau nyuruh Aksa."
Aksa menoleh, tersentak namanya disebut-sebut. "Apaan dih, elu pada yang laper makan tinggal makan. Napa gue sih."
"Ck, berantem mulu lo. Sini deh duit lo pada kasih gue." Ucap Bagas sambil menyodorkan tangannya yang terbuka.
Dengan sigap mereka mengeluarkan uangnya dan nyengir lima jari.
Aksa memperhatikan seisi kantin, hal yang wajar, tentu saja. Mencari mangsa untuk dikerjai.
Aksa menundukan badannya dan teman-temannya pun mengerti. "Cuy, itu tuh. Cewek yang kuncir dua. Jailin." Kata Aksa sambil menunjuk seorang gadis di pintu gerbang kantin.
"Tarik rambutnya, Sa?" Itu Akbar.
"Colek aja." Itu Adit.
"Lemparin petasan kretek. Masih ada nggak?" Itu Rizki.
"Eh gue setuju sama Rizki. Masih ada yang punya nggak?" Aksa dan lainnya memerika kantung celana dan bajunya.
Adit melemparkan petasan di atas meja. "Masih ada lima, bro. Dua aja."
Aksa dan Rizki pun turun ke lapangan untuk melemparkan petasan. Mereka bersiul sambil bercanda saat melewati beberapa murid. Ada beberapa yang sadar dan segera menghindar, ada juga yang memperhatikan mereka dengan sebal.
"Itung dong, Riz."
"Lu aja deh, gue kasih kehormatan ini ke elu."
Dan mereka melemparkan dua petasan di dekat anak yang masih juga berdiri dekat pintu kantin sambil lewat.
TRAK TRAK TRAK TRAK
"ANJING SIAPA YANG MAIN PETASAN SIH!" ucap gadis berkuncir dua tersebut dengan ekspresi kaget dan nyaris menangis. Kedua temannya yang juga kaget langsung menenangkan gadis itu dan pergi karena tengsin.
Avengers tertawa puas, bahkan Akbar sampai jatuh ke belakang. Aksa dan Rizki bertos ria sambil tertawa.
"Anjir ngakak, itu anak nangis bege. Tanggung jawab lo, Riz."
"Lah gue? Haha." Rizki masih tertawa sambil memegang perutnya.
"Jail banget sih."
Reflek Aksa menoleh ke sumber suara. Tawanya pun mereda dan sedikit kaget. Pradit.
"Biarin sih. Bawel amat. Eh, Riz balik yok, Bagas udah bawain mie ayam noh." Kata Aksa sambil menepuk pundak Rizki.
Rizki masih tertawa sambil meringis. "Nggak sanggup gue. Sakit njir perut gue."
"Yaudah mie ayam lo buat gue. Bye, Rizki."
Aksa melesat meninggalkan pintu kantin dan disusul oleh Rizki. Setibanya di meja, Adit tersenyum.
"Napa lo, pele." Aksa menatap Adit dengan tatapan apa-lo-liat-liatin-gue.
Adit mengedikkan bahu lalu berkata, "Ketemu pacar gitu, langsung salting."
Dan seluruh meja menatap Adit. "Bukan gue, noh Aksa."
Dan berpindah ke Aksa. "Apaan dih, percaya sama Adit, kang boong."
"Lo belum jadian sama dia, Sa? Parah lo ngegantungin anak orang seenak jidat." Aksa menatap Adit yang sedari tadi membuat seluruh Avengers curiga. Karena Avengers sudah sangat jengah, tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet
HumorAngkasa Putra Nugroho, ketua dari geng yang disebut-sebut Avengers sudah berulah di awal mos dan membuat para guru memisahkan kelima anak anggota Avengers di beda kelas. Seorang remaja normal yang seketika berubah saat bertemu senior terimut seangka...