"Senang bertemu dengan kalian. Ternyata hewan ini berguna sekali ya?"
Mereka menoleh ke segala arah, untuk mencari sumber suara. Namun mereka tak menemukan apa-apa, mereka justru mendengar tawaan.
"Aku tidak menyangka kalian cukup bodoh untuk mencariku. Yah, aku memang sengaja tak memperlihatkan tubuhku karena tak mau memperlihatkan pada kalian."
"Siapa lo?!" pekik Daffa kesal. Ia muak dengan segala hal buruk yang terjadi pada teman-temannya dan dirinya.
Tawa menjengkelkan itu kembali terdengar, entah darimana.
"Baiklah, aku akan memperkenalkan diri. Aku adalah pemberi kutukan, Profesor Freus."
Waktu serasa terhenti. Raut wajah mereka memucat serentak. Tak ada yang mampu mengeluarkan kata-kata dari mulut masing-masing. Mereka semua sibuk dengan pikiran mereka yang mulai kacau dan ketakutan yang melanda.
"Hah, tidak kusangka kalian penakut. Lebih baik kalian lihat ke depan untuk mengetahui nasib teman kalian."
Para remaja ini tak punya pilihan selain menurut. Mereka meluruskan pandangan mereka ke satu arah dan terkejut bersamaan dengan apa yang mereka lihat.
"Mocchi!"
Mocchi tergeletak tanpa gerakan di sebuah toples.
"Ah, ternyata kalian mengenal hewan busuk ini bukan? Padahal dia mengatakan padaku kalau dia tidak mengenal kalian, benar-benar pembohong."
Bersamaan dengan itu, toples itu dijatuhkan ke lantai dan mengguncang apa yang ada di dalamnya. Mocchi tidak terbangun namun para remaja ini dapat mendengar suara batukan dan cipratan darah di toples tersebut.
"Mocchi melindungi kita...." gumam Jessie menatap toples yang berisi Mocchi itu sendu.
Eza menggertakkan gigi kesal dan maju ke dekat jeruji dan mengguncangnya. "Siapapun lo, keluar! Dan lepaskan Mocchi! Dia bisa mati!"
Tawa busuk itu kembali terdengar. "Kenapa aku harus melepaskannya? Lagipula dia hanyalah hantu hewan yang dari awal sudah mati. Bukankah bagus kalau dia lenyap sekaligus? Dia hanyalah hantu pengganggu di rumah ini."
Toples itu terangkat dan dijatuhkan lagi. Cipratan darah di toples semakin banyak, membuat Nesya, Vania, Jessie dan Fanny bergidik.
"Lepaskan dia!" pekik Fanny kesal. Ia tak mau Mocchi lenyap. Mocchi adalah hantu yang sudah membantu mereka sejauh ini, dan Fanny sendiri sudah menganggapnya sebagai seorang teman seperti yang lain.
Ia tak mau kehilangan teman lagi.
"Bodoh. Kalian pikir aku akan mematuhi kalian? Aku adalah monsternya di sini. Lebih baik kalian pikirkan diri kalian sendiri. Karena tak lama lagi, kalian akan menjadi mangsa para hantu di sini." Toples berisi Mocchi melayang. "Selamat tinggal, nikmatilah sisa hidup kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Riddle House [HIATUS]
Mystery / ThrillerSembilan remaja yang berniat berlibur dengan petualangan seru. Justru terjebak dalam rumah menyeramkan penuh teka-teki. Akankah mereka selamat?