[10] - Teror

349 32 4
                                    

Daffa menggeram kesal. Berkali-kali ia membolak-balikkan halaman All About Riddle House, namun ia tak menemukan petunjuk yang berkaitan dengan jalan keluar dari Riddle House. Pria ini meraup wajahnya kasar, lalu melempar buku itu sembarang.

Brak

"Daffa!" seru Fanny, karena terkejut akan kelakuan Daffa.

"Apa?!" gertak Daffa menatap Fanny tajam, membuat Fanny bergidik takut. Daffa menghela nafas kasar dan menatap teman-temannya sayu. "Ga nemu. Gue nye-rah," ucap Daffa penuh penekanan, lalu menunduk dengan telapak tangan menopang dahinya.

"Kok nyerah sih? Kalau lo nyerah, gimana kita bisa keluar?" seru Vania menggeleng tak percaya. Daffa membalas ucapan Vania dengan lirikan tajam, yang membuat Vania lantas memilin ujung rambutnya tanda ketakutan.

Fanny yang sedari tadi memerhatikan Daffa, mengalihkan pandangannya ke Mocchi. Hantu itu masih celingak-celinguk seperti sedang mengawasi sesuatu, yang bisa datang tiba-tiba.

"Mocchi," panggil Fanny, yang membuat Mocchi menoleh.

Hantu itu memiringkan sedikit kepalanya ke arah Fanny. "Ya?"

"Lo hantu yang tinggal di sini 'kan? Pasti lo tau dong, tentang jalan keluar Riddle House?" tanya Fanny dengan satu alis terangkat.

"Tentu."

Satu kata itu berhasil membuat yang lain menoleh ke arah Mocchi. Para remaja ini memberikan tatapan tajam, yang membuat Mocchi bergidik.

"Apa-apaan ini?" tanya Mocchi karena risih akan tatapan dari lima remaja ini.

"Beri tau kita, dimana letak jalan keluar itu," ucap Nesya penuh penekanan, serta tatapan tajam ke arah Mocchi.

Mocchi mengangkat satu alisnya, lalu tertawa kecil. "Memberi tahu kalian? Semudah itu? Apa kalian bercanda? Tidak semudah itu untuk memberi tahu kalian! Kalian harus menggunakan otak kalian sendiri! Bukankah kalian cerdas?" ujar Mocchi panjang lebar, dengan nada mengejek di bagian akhir.

"Dasar hantu pelit," umpat Daffa seraya mendecih, yang hanya dibalas juluran lidah oleh Mocchi.

"Ayolah Mocch, seenggaknya kita harus tau something tentang jalan keluar itu," pinta Jessie dengan nada memelas.

Mocchi memutar bola matanya, lalu bersidekap dengan memalingkan wajahnya ke arah lain. "Ada di buku itu," ucap Mocchi ketus.

"Gue ga nemu," ketus Daffa balik penuh penekanan, serta tatapan tajam ke arah Mocchi. Pria ini bahkan melepas snapback-nya seiring memungut buku All About Riddle House lagi.

"Yang gue liat cuma tulisan yang amat sangat tidak jelas dan kecil. Selain bagian awal tadi, yang tulisannya super besar," lanjut Daffa lagi.

Mocchi terkekeh. "Itu masalahnya. Kau harus memfokuskan pikiranmu tentang jalan keluar. Jangan pikirkan Riddle House sedikitpun. Pikirkan saja jalan keluar Riddle House. Buku itu akan menuntunmu ke halaman yang benar," jelas Mocchi.

Daffa mengangkat satu alisnya karena merasa aneh mendengar penjelasan Mocchi. "Seriously?" tanya Daffa yang hanya dijawab dengan gedikkan bahu oleh Mocchi.

Pria ini akhirnya mengalah. Ia menatap buku di hadapannya dan menghela nafas perlahan. Pria ini berusaha menjernihkan pikirannya dan memfokuskan pikirannya mengenai jalan keluar Riddle House.

"Page 116."

Daffa menggelengkan kepalanya mendengar bisikan aneh itu. "Kalian ngomong sesuatu?" tanya Daffa menatap teman-temannya satu persatu.

Riddle House [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang