Ninth

7.1K 444 4
                                    

Esoknya, aku mandi pagi-pagi sekali dan menyiapkan sarapan untuk kakak tercintaku.

Tidak lama kemudian, masakan telah matang, segera ku letakan masakan itu di atas meja.

"Wow, adikku masak apa, ya?" gumam Kak Aline yang tiba-tiba muncul setalah tidur sangat lama.

"Nasi goreng dan mendoan, kak" jawabku.

Kak Aline tersenyum entah senyum apa, tetapi senyumanya terlihat menyimpan kesedihan dan kebahagiaan.

Ya, menu pagi ini adalah menu kesukaan keluarga kami. Aku masih ingat betul saat kami sekeluarga masih kumpul bersama, kami selalu tertawa-tawa bersama di meja makan sambil menikmati masakan itu.
Namun kini hanya tersisa aku dan Kak Aline saja.

"Terima kasih, ya. Kakak benar-benar merindukan masakan ini, kakak bersyukur kau ada di sini" ucap Kak Aline.

Aku mengangguk, ini pasti adalah salah satu kebahagiaan Kak Alline.

Setelah itu, kami segera menikmati masakan itu bersama. Tiada percakapan diantara kami, kami sibuk melamun mengingat masa lalu kami.

Aku merasa sedih karena teringat bahwa masakan ini adalah masakan kesukaan keluarga kami yang sudah tidak bersama lagi.

Setelah bersiap, kami keluar dari apartmen dan menikmati udara pagi di kota Paris.

Pertama-tama, kami mengunjungi Menara Eiffel. Ya, menara hasil desain Gustave Eiffel ini adalah tempat yang bisa dikata diimpikan banyak orang untuk dikunjungi.

"Kita foto, ya" ajak Kak Aline sambil mengeluarkan smartphone-nya.

Kami pun segera mengambil beberapa foto di tempat itu.

Lalu kami beranjak mengunjungi Place de La Concorde, sebuah alun-alun di tengah kota dan berdekatan dengan Menara Eiffel.

Karena lelah, aku dan Kak Aline duduk di bangku yang terletak di sana.

"Kakak mau pergi beli es krim dulu, ya. Kamu di sini saja" ucap Kak Aline sambil beranjak pergi.

Aku pun akhirnya duduk seorang diri di tempat indah ini.

Tiba-tiba aku mendengar suara tawaan yang tidak asing di telingaku.

Ya, ini adalah suara Nichole dan kawan-kawan.

Sepertinya Nichole menyadari keberadaanku.

"Eh, si buruk rupa!" seru Nichole sambil menhampiriku.

Teman-teman Nichole tertawa lepas.

"Eh, lo kan orang miskin, kok bisa liburan ke sini?" tanya Nichole sambil tersenyum sinis, disertai tawa temannya.

Entah takdir atau apa, namun Alexanto datang menghampiri kami bersama dengan kedua temannya.

Ngapain dia ada di sini?

"Xanto, liat deh, ada si buruk rupa di sini!" seru Nichole.

Alexanto mentapku dengan tatapan sok.

"Jijik" gumam Alexanto diiringi tawa yang lain.

"Tuh, denger nggak!" seru Nichole.

Tiba-tiba sebuah tangan menarikku pergi dari tempat itu.

Ku tatap orang yang telah menarikku, Kak Leonard!

"Kalian Indo, kan?" tanya Kak Leonard pada mereka.

Mereka hanya terdiam memasang mimik muka gugup.

"Sesama orang Indo seharusnya saling menyayangi dan menghormati" ucap Kak Leonard. "Bukan seperti ini"

Aku dan Kak Leonard pun pergi menuju mobil Kak Leonard.

Aku pun duduk di jok depan tepatnya di sebelah jok supir yang ditempati Kak Leonard.

"Sedang apa kakak di sini?" tanyaku tanpa memandang ke arahnya.

"Kan pekerjaanku juga berhubungan dengan jalan-jalan seperti sekarang" jawabnya.

"Ah iya, Kak Aline di mana, ya?" tanyaku sambil memandangnya.

"Aline dia sedang mengantri es krim paling enak di sekitar sini" jawab Kak Leonard.

"Apa ia sudah tau aku ada di sini sekarang?" tanyaku lagi.

Kak Leonard mengangguk.

"Aku sudah memberitahunya"

"Ooh" gumamku.

"Mereka itu siapa?" tanya Kak Leonard padaku.

"Mereka itu......." aku pun menceritakan semuanya pada Kak Leonard.

"Lalu apa kau diam begitu saja?" tanya Kak Leonard lagi.

"Tentu tidak, aku ingin membalas tapi tak tahu bagaimana" jawabku.

"Yang membuat mereka begitu kan karena penampilanmu bukan? Aku pikir Aline bisa mengubah penampilanmu, lalu aku akan menaikan drajatmu"

Mataku membulat sempurna mendengar pernyataan Kak Leonard.

Bahkan ia lebih baik dari yang kupikirkan.

Tiba-tiba Kak Aline membuka pintu mobil di baris kedua sambil membawa tiga es krim yang lalu langsung dibagikan sama rata.

"Aline, adikmu akan mengatakan sesuatu padamu... " ucap Kak Leonard sambil mentapku.

"Kak, jadi sebenarnya... " aku menceritakan semuanya pada Kak Aline.

Kak Aline terlihat sangat terkejut mendengar ceritaku.

"Jadi, apa kau mau membantu adikmu jadi cantik?" tanya Kak Leonard.

Kak Aline mengangguk cepat.

"Pasti!" seru Kak Aline.

****

Makasih buat yang udah baca tambah makasihnya yang udah rate.... 😊😊. Episode selanjutnya Xia udah kurus looh, jadi ikutin terus ya ceritanya. Bakal aku usahakan update satu hari sekali atau lebih saat libur sekolah. Makasih, 😊😊

Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang