Alexia berjalan kecil menuju kamar mandi kampusnya.
Di tengah jalan, ia berpapasan dengan Alicia.
Alexia terlihat berusaha tidak menatap Alicia secara langsung atau menghindari bertemunya tatapannya dengan Alexia.
"Alexia, aku ingin minta maaf" ucap Alicia sembari menundukkan kepalanya.
Alexia terdiam sejenak, ia segera menghentikan langkahnya dan terlihat terkejut dengan sikap Alicia.
****
Kini dua orang gadis dengan fisik dan penampilan yang berbeda jauh bagaikan langit dan bumi sedang terduduk canggung di kantin kampus mereka.
Beberapa orang anak berbisik-bisik melihat keduanya yang memang dikenal cukup dekat.
"Alexia, aku ingin minta maaf kepadamu" sebuah kalimat keluar memecah keheningan diantara keduanya.
"Alicia, aku ingin bertanya kepadamu..." ucap Alexia tergantung. "Apa aku memiliki kesalahan?" Tanyanya kemudian.
"Tidak" jawab Alicia. "Itu hanyalah kesalah pahaman, kurasa..." gumamnya.
"Syukurlah kalau begitu" gumam Alexia. "Sebenarnya aku ingin menceritakan sesuatu kepadamu" lanjutnya.
"Tentang masa lalumu?" Tebak Alicia yang membuat Alexia tercengang. Darimana Alicia mengetahuinya?
"Iya," jawab Alexia sembari mengangguk pelan.
****
Ekspresi wajah Alexia benar-benar tercengang ketika memasuki sebuah rumah megah dengan nuansa Eropa.
"Selamat datang" ucap beberapa orang pelayan yang berada di rumah itu sopan.
"I... iya" gumam Alexia canggung. Ia tidak terbiasa diperlakukan seperti seorang putri.
"Tolong buatkan hidangan untuk temanku!" Seru Alicia kepada pelayan rumahnya.
"Baik nona,"
****
Alexia menelan ludahnya dengan susah payah ketika terduduk di sebuah sofa empuk yang diletakkan di dalam kamar megah milik Alicia.
"Ayahku itu seorang pengusaha yang tinggal di Belanda" ucap Alicia tiba-tiba. "Aku hanya tinggal bersama kakak-kakakku di Indonesia sejak masih kecil" lanjutnya sembari tersenyum miris.
"Bersama pelayan-pelayanmu itu?" Tanya Alexia.
"Benar," jawab Alicia. "Sejak kecil aku bisa mendapatkan semua yang aku inginkan" lanjut Alicia sembari tertawa miris.
Alexia tersenyum kecut mendengar kisah Alicia.
"Bahkan aku tidak pernah berpikir kalau selanjutnya tubuhku akan seperti gajah" ucap Alicia sembari menangis. "Dan aku banyak menderita ketika bertumbuh dewasa" lanjutnya.
"Di mana ibumu, Cia?" Tanya Alexia sesopan mungkin.
"Dia sudah menikah lagi dengan pria di luar sana" jawab Alicia sembari tersenyum kecut.
Alexia hanya mengangguk-angguk mengerti.
Tubuh subur milik Alicia bangkit dari sofa empuk menuju sebuah meja cantik yang berada di ujung ruangan.
Tangan besarnya menggapai sebuah figura merah muda dengan ukiran bunga-bunga cantik.
Ia lalu kembali ke tempatnya semula sembari menyodorkan sebuah figura cantik yang masih terawat dengan baik kepada Alexia.
"Mouna Syahrir?" Tanya Alexia terkejut. Siapa yang tidak mengenal seorang artis papan atas Indonesia.
"Dia itu ibuku" jawab Alicia sembari tersenyum kecil.
Mulut Alexia ternganga cukup lama, ia terlihat sedang mencerna apa yang diketahuinya sekarang. Mouna adalah seorang artis yang sangat-sangat cantik. Namun apa yang terjadi pada putrinya?
"Alexia," panggil Alicia.
"Ada apa?" Tanya Alexia.
"Apa aku bisa meminta tolong padamu?" Tanya balik Alicia.
"Tentu saja, kita ini teman bukan?" Tanya Alexia ramah.
"Aku ingin menjadi cantik sepertimu dan ibuku" jawab Alicia sembari menunduk penuh harap.
Alexia tersenyum manis.
****
Alexia sibuk merumuskan sesuatu di sebuah white board besar yang disediakan oleh pelayan di rumah Alicia.
"Berapa beratmu sekarang?" Tanya Alexia pada Alicia yang sibuk menimbang tubuhnya di atas timbangan.
"Delapan puluh lima," jawab Alicia sembari terkikik.
"Lalu tinggimu?" Tanya Alexia kemudian.
"Seratus enam puluh dua centimeter" jawab Alicia kikuk.
"Mungkin seharusnya kau menurunkan dua puluh hingga tiga puluh kilo gram lagi" gumam Alexia mantap.
****
"Untuk pagi..." ucap Alexia terpotong. Matanya sibuk menelanjangi seluruh isi kulkas besar di rumah milik Alicia. "Bangun tidur lalu memakan buah seperti apel, pear, pisang, atau apapun itu yang bisa mengganjal perutmu. Jangan lupa minum segelas air hangat berisi jeruk nipis sebelum sarapan. Sarapanlah dengan banyak sayur-mayur, sedikit lauk-pauk, dan nasi secukupnya" lanjut Alexia panjang lebar.
Alicia menelan ludahnya dengan susah payah lalu mengangguk mengerti.
"Siang harinya..." ucap Alexia terpotong. Ia lalu berjalan menghampiri lemari yang cukup besar di dapur megah itu. "Makanlah roti gandum dengan selai, hanya itu saja!" Lanjut Alexia.
"Hanya itu?" Tanya Alicia panik.
"Kalau makan siang hanya itu" jawab Alexia sembari tersenyum manis.
"Lalu malamnya?" Tanya Alicia lagi.
"Makan malamnya, kau bisa memakan dengan takaran seperti halnya sarapan tadi. Lalu kau juga bisa meminum green tea yang masih hangat" jawab Alexia. "Oh ya, jangan makan di atas pukul enam sore" lanjutnya.
"Kenapa begitu?" Tanya Alicia.
"Jaga-jaga saja" jawab Alexia.
"Lalu pola olahraga?" Timpalnya lagi.
"Olahraga satu atau dua kali sehari, seperti sit up, push up, atau back up. Kau bisa jogging pagi atau sore bila kau mau" jawab Alexia.
"Baiklah!" Seru Alicia mantap.
****
Pendek ya?:v
Iyaaaa, maaf yaaaa♡♡♡
Btw itu dietnya work banget, author pake diet itu dan turun sekitar 5kg lebih dalam jangka waktu sekitar tiga bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Girl
Fiksi Remaja(#1 dalam Sad Story 29/06/2018) (#275 dalam Teen Fiction 31/03/2017) Alexia adalah gadis gemuk buruk rupa yang sering menjadi bahan bully-an teman-temannya. Alexia sering dibela Alexanto, seorang anak basket yang populer luar biasa dan memiliki waja...