Twenty Seventh

4.4K 219 2
                                    

Gonya dan ibunya sedang berada di dapur sekarang, ibunya sedang memasak olahan udang dan Gonya sedang duduk di atas kursi meja makan sambil sesekali memainkan hp-nya sambil merengut melihat waktu yang terus-menerus berjalan.

"Kapan dia datang?" gumam Gonya sambil menghela napas panjang.

"Ah iya Gonya, bagaimana kalau... Kau jadi mengambil..." ucap ibunya terpotong karena terdengar suara klakson mobil dari depan rumah.

"Ahaha, Kak Alpha sudah datang, bu!" seru Gonya sambil mengalihkan perhatian, ia lalu pamit dan pergi meninggalkan ibunya yang kini hanya bisa geleng-geleng kepala.

Gonya berjalan menemui Kak Alpha, sebenarnya ia sangat lega karena Kak Alpha datang dan ia telah membantunya kabur dari topik pembicaraan yang sangat ingin ia hindari.

"Gonya! Eh tidak, Ferina!" panggil Kak Alpha.

Gonya keluar dari dalam rumahnya dan terlihat sangat cantik sehingga Kak Alpha sempat ternganga beberapa saat.

"Hallo, kak" sapa Gonya.

Kak Alpha yang awalnya memantung segera kembali bersikap normal.

"Jadi..." ucap Gonya panjang. "Kita mau kemana?" lanjutnya dengan pipi memerah.

Kak Alpha terdiam sejenak.

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat" gumam Kak Alpha.

"Kemana?" tanya Gonya.

"Rahasia, namun setelah itu, kau akan kuajak menuju tempat lain" jawab Kak Alpha sambil tersenyum.

Gonya hanya mengangguk-angguk mengerti.

Gonya dan Kak Alpha memasuki mobil Kak Been menuju tempat yang Kak Alpha maksudkan.

Mobil mewah milik Kak Been berhenti di sebuah makam berunsur bebatuan yang cukup jauh dari kota. Suasananya masih sangat asri, pepohonan nan besar tersebar di mana-mana.

"Ini makam? Kita mau ke makam siapa?" tanya Gonya heran.

"Ke ibuku, aku akan memperkenalkanmu kepadanya" jawab Kak Been.

Mereka menaiki tangga demi tangga menuju pemakaman tersebut, hingga mereka sampai di sebuah makam lebar nan luas berisi ratusan manusia yang telah dikuburkan.

Kak Alpha menuntun Gonya melewati jalan demi jalan menuju makan ibunya.

Mereka lalu berhenti di sebuah makam yang terlihat sudah cukup lama berada di sini makam itu masih sangat sederhana. Dan terpampang nama 'Lina Faliza Wilma' ditambah tanggal kelahiran dan kematiannya yang ia rencanakan sendiri.

"Ini... makam... Bu Lina, ya?" tanya Gonya terputus-putus.

"Iya" jawab Kak Alpha sambil menitikan setetes air mata, air mata yang membuat Gonya sangat ingin untuk menghapusnya.

"Ibu, gadis cantik di sampingku ini adalah Gonya. Teman Alexia, teman yang sangat berarti bagi Alexia. Gadis yang berarti bagi..." ucapnya terpotong. Ia memandang Gonya sejenak lalu melanjutkan ucapannya, "...bagiku" lanjutnya sambil menghela napas panjang.

Mata Gonya membulat sempurna, jantungnya berdegub kencang. Sungguh, ia belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya.

"Kau serius?" tanya Gonya pelan.

Kak Alpha mengangguk, ia lalu melamar Gonya di saat itu juga, Gonya yang terkejut segera membekap mulutnya.

"Will you marry me?" tanya Kak Alpha sambil memberikan seikat bunga yang entah sedari tadi disembunyikan di mana.

Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang