Five (Terimakasih)

104 12 6
                                    

Haloo...saya balik lagi, maaf update lama soalnya lagi banyak tugas >.< sepertinya disini masih ada typo/ehe/ maaf kalo gak ngebingungin alurnya, sayapun sama :v :v silahkan kritik dan saranya~ Happy Reading~

Ryoko POV

'dingin' itulah yang aku rasakan, tubuhku rasanya seperti remuk semua dan aku mengingat kejadian saat aku terbawa sungai.

Yang kulakukan saat ini hanya berjalan tak tentu arah, entah apa yang dilakukan orang itu sekarang, apa tetap pergi kerumah penyihir atau mencariku aku tak tahu.

Yang jelas sekarang aku merasa kesepian bahkan pikiran pikiranku tentang kai mulai bermunculan pada saat dia berkali-kali menolongku, pada saat melemparkan apel kepadaku, wajah sumringahnya ketika mendapat air, dan wajah nya yang panik ketika aku diserang beruang. Aku baru menyadari bahwa selama ini selalu bergantung padanya.

Air hangat menetes membasahi wajahku perlahan lahan.. entah apa yang harus aku lakukan selain duduk bersandar dipohon berharap kai mencariku.

Author pov

kai terlihat sangat marah karena tidak berhasil menyelamatkan Ryoko, dengan secepat kilat ia keluar dari sungai dan segera memakai pakaiannya untuk mencarinya, dia terus mengikuti arus sungai tersebut dengan berlari, dia diam sejenak memperhatikan bawahnya yang merupakan air terjun yang cukup tinggi, tak lama kai itu duduk dan punggungnya bergetar, ya dia menangis.

Bahkan cahanya matahari semakin lama semakin redup menyisahkan angin dingin yang seakan menusuk kulit tak urung membuat si laki laki berzirah perang berhenti untuk instirahat sejenak, sepertinya tekadnya sudah bulat untuk mencari gadisnya meskipun ia harus mengitari hutan untuk sampai ditempat gadisnya.

Ryoko pov

Rasa hangat menghinggapi kulitku seakan membangunkanku dari tidur panjang, mungkin seharusnya lebih baik terus didalam mimpiku daripada bangun sekalipun-kupikir, tujuanku disini sudah tidak ada, orang yang satu satunya menjadi harapanku sudah terpisah dariku.

Dengan perlahan aku mulai berdiri disertai rasa sakit yang masih tersisa, aku terus berjalan menyusuri hutan entah kemana, tiba tiba punggungku terasa berat

"Ryoko..." suara khas bariton membuatku menoleh

Dan sekarang Lidahku terlalu kelu untuk berbicara, orang yang kurindukan tengah memelukku dengan sangat erat

"kai.."

Kuelus wajahnya untuk memastikan kalau ini nyata bukan mimpiku semalam.

Dia kembali memelukku berkali kali sambil terus bersyukur tiba tiba semakin lama tubuhnya semakin berat sampai aku terjatuh

"kai!"

Dia pingsan.

Author pov

Gadis itu terus menangis berusaha membangunkan si laki laki yang tengah terbujur di tengah tengah hutan, menyadari mustahil ada orang yang lewat untuk dimintai tolong.

Tangisan gadis itu berhenti ketika menyadari ada yang berbeda dari wajah sang laki laki, tampak sekitar mata si laki laki berwarna hitam dan warna kulit yang laki laki yang mulai berubah keabu abuan.

Dengan sigap Ryoko memlepaskan lempengan besi ditubuh kai sehingga menyisahkan pakaiannya dan kemudian dia betulkan posisi tidur kai dan dengan perlahan tapi pasti dia membuka mulut si laki laki dan mulai memberi napas buatan, dia memasang telinganya untuk mengetahui masalahnya dan dengan perlahan memompa dada laki laki tersebut, dia melakukannya berkali kali seakan akan tak ingin kehilangan laki laki itu sekali lagi.

Merasa usahanya itu sia sia si gadis mulai memeluk tubuh besar tersebut dan menangis, air matanya bahkan sudah menetesi wajah laki laki yang sedang tertidur.

Dengan perlahan tangan kekar itu bergerak memeluk tubuh diatasnya, sontak membuat si gadis melepaskan pelukannya.

"k-kai?"

Perlahan dia membuka kelopak matanya memperlihatkan emerald indah yang bahkan dapat membius ribuan gadis bahkan orang didepannyapun ikut terbius.

"k-k-kai!hiks...."

Ryoko menumpahkan seluruh emosinya sambil terus memeluk laki laki si pemilik mata emerald itu.

"j-jangan tinggalkan aku..hiks..kumohon.."pinta ryoko sambil memeluk si laki laki

"tidak..tidak akan, maafkan aku" sesal kai

Ryoko pov

'Malu' itulah yang aku rasakan sekarang, bayangkan pemirsa kemarin aku menangisi kai bahkan sampai memohon padanya, bahkan sekarang aku sudah tidak punya muka lagi untuk berhadapan dengan kai jika mengingat kejadian memalukan kemarin.

Andai kata kata kemarin bisa aku tarik mungkin hari ini kita tidak akan canggung seperti ini.

"AWAS!!" kai menarik tubuhku dengan cepat

"tanaman itu yang kemarin hampir membuatku mati, walau hanya tersentuh" terangnnya

Semakin lama hutan yang kami masuki semakin rimbun dan gelap, bahan cahanya matahari tidak terlihat disini.

"kita harus cepat" kata kai setengah panik sambil mengenggam tanganku

"kenapa?"tanyaku

"berisik.kita hampir sampai"

Terlihat rumah atau lebih tepatya sebuah pondok tua yang hampir rubuh, bahkan tanaman menjalar sudah hampir memenuhi setengah pondok itu yang semakin membuatnya terkesan seram, didepan pondok itu terdapat sebuah danau kecil dimana kami harus melewatinya menggunakan sampan terlebih dahulu.

Air menggenangi bagian dalam sampan yang hampir semata kaki yang membuat kami harus membersihkannya terlebih dahulu, belum lagi lumut disisi badan sampan yang membuatku semakin tak yakin untuk menaikinya.

"kau yakin kita naik ini?"tanyaku meyakinkan kai

"kau mau bajumu basah? Silahkan."katanya santai.

Dengan sangat hati hati kai mengayuh dayung akupun berusaha menjaga keseimbangan agar sampan ini tidak jatuh, dan paling tidak-jangan sampai terbelah menjadi dua.

Saat kami masuk kepondok tersebut tercium harum yang sangat menyengat, entah dari apa yang pasti semacam campuran rempah rempah yang belum pernah kucium sebelumya.

"permisi.."

"hallo..apa ada orang?"kata kai lagi

"apa kau yakin disini rumahnya?"tanyaku

"tentu.aku pernah kesini sekali"kata kai

Tiba tiba keluar nenek tua dengan tatapan tajam mengarahkan pedang kearah kami.

"siapa kalian!apa mau kalian!"

"aku tidak akan mau menolong kalian lagi untuk membunuh seseorang!!"tegasnya

"t-tunggu, kami kesini bukan untuk itu!"kata kai

"sebelumnya, aku adalah pangeran E.."

"Tidak mungkin!!aku sudah menyihirmu dan membuangmu kebumi!kenapa kau disini!"potongnya

"itulah yang aku ingin ketahui!kenapa kau menyihirku!"

Tiba tiba pedang yang dipegang nenek itu jatuh, bersamaan dengan tubuhnya hingga duduk dilantai

"maaf!maaf kan aku pangeran!aku sungguh minta maaf!"tangisnya pecah sambil menutup wajahnya

"tidak!tidak! kau tidak perlu meminta maaf kepadaku, aku hanya ingin mengetahui yang sebenarnya!"tegas kai

"baiklah...pada hari itu kau ingat saat raja dan ratu ditengah hujan pergi dengan terburu buru dengan alasan mendadak?"

"ya!saat itu aku sedang berburu!"

-to be continue

sepertinya ini post terakhir saya soalnya senin mau ukk hueheheh :v :v gak tau kapan lagi mau ngepost :v makasih yang udah sempetin baca cerita abal abal saya :v makasih buat temen temen saya yang udah dukung #eaaa :* :* :*

My Cat StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang