[44] Epilogue

1.4K 162 12
                                    

Taylor P.O.V

Kemaren itu anju banget. Pengalaman hangout paling absurd. Udah muntah-muntah terus ke rumah hantu lagi. Bayangin aja kita naik giant swing sampe 8 kali! Dan itu kampret banget, pas yang ke 8 kali kita muntah bro. Kita semua langsung lari ke toilet terdekat.

Parah deh intinya.

Kita pulang sekitar jam 2 pagi - karena ada yang ngajak ke bar. Gue kira-kira tidur cuma 3 jam. Gara-gara alarm sialan ini gue harus bangun jam 5 dan siap-siap berangkat ke bandara. Pesawat gue berangkat jam 8 jadi kira-kira gue harus sampe sana jam 7.

Gue mengambil handphone gue dan menelepon Barbara. Tuh anak kalo gak gue telpon gaakan bangun. Mo ada kebakaran kek, tsunami kek pasti gaakan bangun. Soalnya morning call gue ringtone-nya lengser wengi. Jadi... Gitu deh. Siapa sih yang tahan tidur dinina boboin sama lengser wengi?

Setelah memastikan Barbara bangun, gue pun mandi dan siap-siap.

Now for the hardest part, gue mau ngucapin selamat tinggal ke kamar gue dulu.

"Bye kamar gue"

"Bye kasur, gue pasti kangen tiduran disini"

"Bye kaca, gue pasti kangen liat pantulan cecan disana"

"Byee lemari, tv, sisir..."

Bagian ini kayanya cut aja soalnya kalian tar mikir gue gila.

•~•
"I will miss you" gue memeluk Austin, papa dan mama gue secara bergilir.

"Inget ya Tay-" gue memotong Austin dan menjawab, "iyaa, telpon kalo ada apa-apa"

"Good."

Gue bakal kangen banget sama mereka. Gue bakal kangen sama kamar gue - yang tadi udah gue ucapin selamat tinggal, dapur, dll di rumah ini. Taksi gue dateng dan untuk terakhir kalinya gue ngeliat rumah gue, papa mama gue, dan adik gue.

Gue melambaikan tangan dan masuk ke dalam taksi.

Sesampainya di bandara gue masukin tas ke bagasi dulu, dll dan mencari para idiot.

Mana sih, katanya mau janjian di mekdi.

Ya inilah kita, berakhir di mekdi guys. Ada apa dengan mekdi anjir.

"Oi tay!"

Suara itu datang dari beberapa cowok yang sudah gue kenal. Ada Michael, Luke, Calum, Niall, dan Harry.

"Yang lain mana?" tanya gue saat mereka duduk.

"Masih ngecek kali" kata Niall sambil memakan kentang gorengnya. Ini bocah. Gue jadi bertanya-tanya kalo di tempat kuliah nanti ada gak ya yang suka makan kaya Niall?

Kita ngobrol - lebih ke galau, sampai meja kita pun ramai. Lengkap. 13 orang yang bakal gue kangenin.

"Jangan lupa skype-an, kalo lupa gue santet ya" kata Barbara. Hmm, pasti gue bakal kangen sifat garang+tomboynya Barbara.

"Wuss, sante mba" kata Louis tergelak.

Jam menunjukkan pukul 7.50. Biasanya sih kita harus udah masuk ke pesawat. Kita keluar dari mekdi - yang jadi sejarah pj gue, dan melangkahkan kaki menuju ruang tunggunya. Disitulah kita berpisah. Ada yang ke Aussie, ada yang ke London, semuanya beda arah.

Gue pun mengucapkan selamat tinggal ke orang yang paling akan gue kangenin. Harry.

"Pasti kita bakal ketemu lagi kok" kata Harry sambil tersenyum sedih. "Tar kita reunian abis kuliah. Oke?"

"Oke."

Gue memeluk Harry dan dia balas memeluk gue.

Kita melakukan peluk-bergilir. Say goodbye, janji akan ketemu lagi, dan kata-kata lain.

"Ehem, kita foto dulu yha" kata Perrie. Pasti Perrie. "Mas, tolong fotoin kita dong!"

Mungkin saat ini kita akan berpisah. Tapi gue yakin kita bakal ketemuan lagi nanti. Kita bakal ketawa bareng lagi. Bahkan mungkin, gue bakal dateng ke nikahan salah satu temen gue. Oke itu terlalu jauh mikirnya. Tapi gue yakin, temen baik kaya mereka itu gadateng dua kali.

Makasih udah mau jadi temen gue. Never say goodbye. So,

"See you later..."

THE END

A/N

Eitss, jan di archive dulu. Masih ada character ask sama desc new book gue. Tapi gue belum nanya,

HOW DO YOU FEEL?

Kalo gue jujur, seneng banget akhirnya cerita absurd gue selesai. Maaf kalo selama ini gue ada kekurangan or whatever. Makasih udah mau baca cerita gue sampe detik ini (cie bahasanya)

Sekali lagi makasih.

All the love,

Alda <3

Kita Kenapa Sih? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang