The Way (JEON SOMI x TAEHYUNG)

18. We can do it

Preview

"Taehyung suka Somi ya?"

Bibirku ini seakan ingin langsung menjawabnya, ya gak mungkin lah seorang Taehyung yang gamon sama mantan malah suka sama gue. Apalagi gue bakal jadi adeknya nanti.

Saat hendak menjawab, seorang guru pun masuk ke kelas yang membuat suasana kelas menjadi tenang kembali.

"Tahan emosi lo ya tae" kataku sambil menyikutnya.

"Apaan lu gua ga emosi. Ga bakal gua jawab juga pertanyaannya. Ga penting"

"Serius lo?"

"Kagak, gua bercanda. Ya serius lah"

"Sip sip"

Aku pun kembali fokus pada perkataan si guru kimia ini hingga suara ketukan pintu yang menghilangkan fokusku.

Seisi kelas langsung menoleh ke pintu dan menemukan Jimin yang baru saja datang. Penampilannya hari ini terlihat kusut dan wajahnya sangat suram. Pasti ia benar benar patah hati.

"Maaf bu saya terlambat.." Ucapnya pelan. Wajahnya sangat miris dan tubuhnya terlihat seakan tak mampu menopang lagi.

"Kamu lupa? Bahwa murid yang terlambat jam pelajaran saya harus keluar?"

"Tapi bu...."

"Tunggu apa lagi? Sana keluar!"

Dan Jimin pun melangkah keluar. Hari ini ia benar benar menyedihkan.

Chaeyoung POV

Sebagai sahabatnya, gue bener bener pengen nemenin dia disaat terberatnya ini. Tapi ya gimana caranya coba? Izin ke toilet aja diocehin apalagi bolos pas jam pelajarannya?

Akhirnya aku pun membulatkan tekadku untuk menemani Jimin karena kurasa ia memang sangat membutuhkan seorang teman.

"Permisi bu... Saya izin ke toilet ya?"

"Cepat!"

Memang tak pernah berubah, ia selalu saja membentak.

Aku pun segera keluar menemui Jimin. Dan benar, ia hanya duduk menunduk seperti meratapi nasibnya ini.

"Eh" aku duduk tepat di sebelahnya.

"Apa?"

"Jangan galau terus dong..."

"Lo ga ngerti gua chae"

"Jarang jarang gua liat lo galau gini. Biasanya lo paling bacot setelah junjun, masa sekarang gini sih"

"Ga selalu kan orang bisa terus ceria?"

Astaga jim, lo bisa bisa nya ya galauin Seulgi sampe kaya pengen mati begini. Saking sibuknya ngurusin satu orang yang berusaha lo raih, lo sendiri juga ga nyadar sama perasaan gue yang terasa sakit saat denger lo bahas Seulgi terus.

Aku menatapnya, benar benar dalam kali ini.

"Lo sedih banget, ya?"