Ternando pergi ke bagian utama Istana, di sana ada sebuah kolam kecil yang sangat indah. Patung Dewi Aurora begitu anggun di tengah kolam.
"Selamat sore, Dewi. Aku kesini untuk mengambil air suci mu. Kau tahu? Tadi iblis-iblis itu menyerang lagi dan.. Justin terluka," gumam Ternando sambil mengairi mangkuk, air muka nya sedih.
"Mengapa kau begitu lama sih, Do? Kau bercerita lagi padanya?" Tanya Emerald yang sudah di bawah daun pintu, dia bersandar sambil menekuk sebelah kaki nya.
"Ah, memangnya si kapten itu gak bisa nahan sakitnya apa? Merepotkan saja! Dan kau, Em. Berhenti menatap ku dengan tatapan aneh mu! Aku hanya berbagi dengan Sang Dewi" Ucap Ternando sambil keluar dari ruang utama tempat air suci itu sambil membawa mangkuk penuh nya, sejujurnya ia tak keberatan membawakan air suci itu, yang tadi hanya akting karena Emerald si Guardian ke empat itu menegurnya dengan nada yang menyebalkan.
"Justin?" Ucap Ternando yang sudah di daun pintu sambil membawa mangkuk airnya.
"Masuklah!"
"Apa masih sakit? Nih!" Ternando menyodorkan mangkuk airnya.
Justin mengambilnya dan mengguyurkan ke sayap kanannya, ia mendesis.
"Bagaimana keadaan mu, Justin?" Sebuah suara tanpa raga terdengar jelas. Mereka langsung berdiri dan membungkuk.
"Ratu!" Ucap mereka bersamaan. Semenit kemudian raga itu terlihat.
"Duduklah! Justin?"
"Ya Ratu, saya baik-baik saja"
"Ada yang perlu ku bicarakan dengan mu. Besok kau datanglah ke atap dan tunggu aku disana"
"Baik, Ratu" Lalu Ratu Athena menghilang.
"Mati kau! Pasti besok Ratu akan marah karena sayap mu sampai tersentuh iblis, hihihi..."
"Diamlah, Do! Kenapa kau suka sekali mengusili orang lain? Pergi sana kembali ke kamar mu! Dasar bocah ingusan!" ketus Justin, Ternando hanya terkekeh.
Hoaaaammm.. Hai readerssss.. Udh mlm aneud nih.. Ekeu tinggal dulu yaaaa. Gutnite kalian, nightmare *muaHAHA! *ketawa jahat* *tidur*