11

158 15 0
                                    

Di dimensi lain..

Ara baru kembali dari lari paginya saat jam menunjukkan pukul 11 siang. Sebenarnya lebih banyak jajannya dari pada larinya. Itu karena Nicky tak pernah bisa tahan melihat jajanan.

Ara membaringkan badan berkeringatnya di sofa, dia terpejam sampai ponselnya berdering menyanyikan lagu 'Not Just You' dari artis idolanya, tanda panggilan masuk. Dengan malas Ara mengangkat panggilan itu,

"Hallo Ara?"

"Hm?"

"Kamu baru bangun? Kok malas gitu suaranya?"

"Tidak, hanya kurang enak badan,"

"Apa yang sakit, Ara? Aku kesana saja ya?"

"Tidak usah. Kenapa nelpon?"

"Nanti sore jadi kan? Aku jemput jam 4 ya?"

"Eum.. Maaf, Ray. Aku ingin istirahat,"

"Ooh, baiklah. Lain kali saja. Selamat istirahat, Ra,"

Tut,

Ara menarik nafas panjang, dia tau kalau Ray kecewa. Tapi mau bagaimana lagi? Dia tak ingin pergi dengannya saat ini.

Sementara itu..

"Justin?" Ternando di depan pintu kamarnya Justin.

"Pergilah, Do! Nanti akan ku beritahukan semuanya pada kalian,"

"Boleh aku masuk?"

"Kau ini! Meski kau memaksa aku takan ceritakan dulu!"

Ternando masuk dan duduk di ujung tempat tidur Justin.

"Aku takan memaksa mu bicara sekarang, aku hanya tak tahan melihat mu seperti ini,"

Justin hanya mendengus dan memejamkan mata, berusaha untuk tidur sejenak.

"Kau tahu, Justin? Kau memang Guardian paling kuat diantara kami. Tapi masalah tetaplah masalah. Sebesar apapun kekuatan seseorang, jika ia di hadapkan pada satu masalah yang terlalu membebani nya, ia akan rapuh,"

Meski terpejam, Justin mendengarkan semua kalimat yang keluar dari mulut Guardian terkecilnya itu.

"Aku tahu, meski seseorang menceritakan masalahnya, bebannya, keluh kesahnya, kekhawatirannya atau apapun itu takan selalu membuahkan solusi. Tapi setidaknya kau telah berbagi, biarkan orang tau keresahan mu. Meski tidak ada orang yang mengerti, tapi dengan bercerita hati mu akan lebih baik,"

Justin menarik nafas panjang.

Ternando tersenyum melihatnya, dia mendekat dan mengusap kepala Justin,

"Kami disini untuk mu dan menyayangi mu, Guardian tua," lalu Ternando keluar dari kamar Justin.

Justin membuka matanya pelan, dia memikirkan semua yang dikatakan Ternando, kata-kata anak itu terus berputar di kepala Justin dan terngiang di telinganya seperti sebuah kaset yang terus di putar.

'Bagaimana aku menceritakan semua ini pada mereka?' batin Justin..

He's My GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang