20

127 13 0
                                    

"Seperti sebagian kekuatan kita ada pada dirinya,"

"Ah, ternyata kau merasakannya?"

"Apa itu benar, Justin?"

"Hm.."

Semua Guardian membulatkan matanya, tak percaya.

"Bagaimana bisa?" tanya Ternando

"Saat inti surya itu dibawa Dewi Aurora, secara tidak langsung separuh kekuatan kita juga terbawa,"

"Ah.. Jadi itu sebabnya dulu kita mudah sekali lelah meski hanya melawan beberapa puluh Evilaghost,"

Justin hanya mengangguk.

"Apa kita bisa mengambilnya kembali?" Tanya Emerald

Justin diam,

"Bisa, kalau gadis itu yang memberikannya," Jawab Eric

Justin memalingkan pandang pada Eric, dia hanya diam.

"Kalau diambil secara paksa, apa bisa?"

"Apa kau gila? Dia bisa mati!"

"Ya maaf.."

"Diamlah.."

***

Pagi itu ada yang berbeda di rumah Ara. Saat dia bangun, tercium wangi masakan yang langsung membuat cacing-cacing di perutnya bernyanyi.

Ara duduk dan bersandar di sandaran tempat tidurnya, kepalanya sedikit pening karena semalam menangis sampai tertidur.

'Tuk.. Tuk.. Tuk..'
Pintu kamar Ara diketuk, Ara masih diam.

"Ara? Apa kau masih tidur? Tredy membuatkan makanan untuk mu,"

Ah, suara Ternando,

"Pergilah! Aku tidak lapar," Ara berbohong, sebenarnya dia lapar, namun dia masih malas untuk bertemu mereka,

"Ara, apa kau akan membiarkan ku berdiri disini seharian?"

Sebenarnya Ara tidak marah pada Ternando atau Tredy, dia kesal dan marah pada Justin, dan itu membuatnya malas bertemu Guardian yang lain,

"Araaaa" Ternando merengek di balik pintu,

Ara menghela nafas panjang, dia bukan ratu tega yang bisa mengabaikan siapapun meski orang itu telah membuatnya marah atau kesal, terlebih pada Ternando yang memang ramah sejak awal.

Ara beringsut turun dari tempat tidurnya, mendekati pintu dan membukanya, ada senyum Ternando disana.

"Ah, aku tahu kau takan bisa mengabaikan ku," Ucap Ternando, tersenyum lebar,

Melihat ekspresi Ternando, Ara tersenyum dan menggeleng,

"Bagaimana bisa aku mengabaikan suara rengekan Guardian kecil yang tersesat di rumah ku?" ucap Ara sambil berjinjit dan menjulurkan tangan ke puncak kepala Ternando, tapi tak berhasil karena Ara kalah tinggi,

Melihat Ara, Ternando tertawa lepas. Ara hanya merengut.

"Do? Apa kau akan terus mengobrol dengannya dan membiarkan makanan ini dingin dan membuat semua usaha ku ini sia-sia?" teriak Tredy dari bawah,

"Ayo, Dewi. Sarapan menunggu mu," Ternando meraih tangan Ara dan menyimpannya di sikut tangannya, Ara hanya berkikik kecil,

Selama menuruni tangga, Ara melihat satu persatu Guardian itu. Dan terakhir, dia melihat wajah dingin Justin, Ara menghela nafas, tak ingin moodnya semakin turun dia memalingkan pandangannya ke wajah Guardian yang saat ini berjalan dengannya.

"Waaaah, apa kau yang memasak semua ini?" Seru Ara sambil meraih sendok di depannya,

"Ya, Tredy berusaha keras untuk semua ini, jadi kau harus memakan semuanya," ucap Emerald sambil menyilangkan tangan di depan dadanya,

Ara membuka mulutnya lebar-lebar,

"Em, perut ku takan cukup untuk menampung semuanya,"

"Tapi kau harus, Ara," kali ini suara Leonard,

Ara menepuk kening dengan tangannya, melihat itu Eric tertawa kecil,

"Kau menertawakan ku, Ric?" mata Ara menyelidik,

"Tidak,"

"Argh! Treeed," ucap Ara memelas meminta pembelaan, Tredy malah hanya membalas dengan mengendikkan bahu,

Ara semakin mengerang,

"Kalian juga harus makan!" ucap Ara sambil menyendok makan nya,

"Hey gadis kecil, makanan kami bukan seperti itu," ucap Denimor bernada mengejek, Ara langsung menatapnya sambil melotot.

Selama candaan-candaan itu terjadi, ada sepasang mata yang tak pernah lepas dari wajah Ara, dia intens memperhatikan semua gerak gerik gadis itu.


Justin Pov

Disini hangat lagi meski bukan dirimu, Dewi.
Entah sampai kapan perasaan ku akan terus sekuat ini,
Meski setelah beberapa ratus tahun kau berlalu, disini tetap terkunci,

Dewi,
Gadis ini memang sangat mirip dengan mu, hanya saja gadis ini begitu rapuh.
Serapuh dirimu saat kau telah mengenal cinta pada makhluk bumi itu,

Kenapa, Dewi?
Kenapa kau malah melarikan diri ke bumi yang sesak seperti ini?
Bahkan membuat hati ku lebih sesak lagi mengingat mu.
Apa yang kau kejar dari cinta yang berwujud manusia?
Manusia-manusia ini hanya menghadirkan bencana untuk kita!

Author Pov

Justin mengepalkan tangannya, hatinya kembali terluka mengingat semuanya, dia tertunduk sekejap lalu bangkit dari duduknya dan berlalu meninggalkan ruangan itu.

Ara yang sedang makan sambil bercanda dengan Guardian lain melirik kepergian Justin, Ara melihat punggung itu seperti menyimpan duka.

Tredy yang juga melihat Justin berlalu hanya menarik nafas panjang, Tredy sangat mengerti dengan apa yang Justin rasakan, dan Tredy takan lupa kejadian saat dimana Justin benar-benar hancur saat itu. Justin yang datang dengan seratus juta luka dan ambruk di depannya.

Saat itu...

He's My GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang