18

142 13 0
                                    

Ara menarik nafas,

"Setiap malam, aku selalu saja bermimpi ada seorang wanita cantik, saaangat cantik menghampiri ku, duduk di samping ku dan membelai rambut ku dengan lembut,"

Semua mendengarkan,

"Wanita cantik itu bercerita tentang kalian. Setiap wanita cantik itu menyebut nama kalian, satu persatu bayangan kalian terlihat dan semakin jelas terlihat. Setiap wanita itu menyebut nama-nama kalian, kalian akan muncul dengan mengenakan pakaian khas panglima-panglima Yunani berwarna putih dengan beberapa garis emas serta garis perak di ujung pakaian kalian, sayap-sayap gagah yang kalian punya sangat terlihat indah dan begitu mempesona,"

Mata Ara berbinar membayangkan kembali mimpinya itu,

"Aku tahu semua tentang kalian, nama, sifat, keistimewaan bahkan rahasia kecil kalian dari wanita cantik itu. Dia selalu berkata bahwa pada saatnya nanti akan ada 7 cahaya yang mendatangi mu karena butuh dan akan ada seribu mata merah yang datang karena perang,"

Mereka yang awalnya duduk dengan santai berubah menjadi sedikit tegang,

"Apa maksudnya?" tanya Emerald,

"Awalnya aku tak tahu, tapi sekarang aku mengerti bahwa 7 cahaya itu adalah kalian," Senyum Ara semakin mengembang,

"Tapi mata merah aku tak tahu," ucap Ara sambil nyengir,

"Maksudnya.. Iblis!"

Semua menengok ke arah suara, di belakang. Suara itu berasal dari Eric,

Erik hanya diam,

"Eric benar," ucap Justin,

Mereka semua berbalik menatap Justin, dia hanya menghela nafas.

"Maaf, A...Ra" Ucap Justin, dia tak ingin banyak basa basi,

"Kami kesini untuk mengambil...."

Justin diam sejenak, dia harus mencari kata yang tepat untuk mengganti kata 'inti surya' kalau tidak dia takan mendapatkannya karena gadis ini pasti akan banyak bertanya dan merepotkan,

Selagi berfikir, ekor mata Justin tak sengaja melihat kalung berbandul seperti berlian yang sangat berkilau, dan hatinya langsung berkata bahwa itu inti surya nya!

"Kalung mu! Ya, kami ingin kalung mu!"

Lanjut Justin sambil tangannya hendak mengambil kalung yang di kenakan Ara, gadis itu tangkas menepisnya,

"Tidak bisa! Kalian bisa minta apa saja asal tidak dengan kalung ini!"

Tredy yang melihat situasi ini kurang tepat mencoba melerai,

"Ara, kenapa? Kami suka kalung mu, jika meminjamnya saja apa boleh?" tanya Tredy lembut,

"Tidak!!"

"Kenapa?"

"Ini.. Pemberian Ibu ku, kalung ini turun temurun di berikan pada anak gadis nya,"

Emerald yang tak tahan melihat ini langsung mendekati Ara dan hendak merebutnya, Ara sangat cepat menghindar,

"TIDAAAK!!!"

Ara berteriak dan semua Guardian di depannya langsung terpental ke tembok,

'Bruukk!!'

Ara kaget bukan main, dia langsung menghampiri mereka dan membangunkan mereka sebisanya,

"Apa yang baru saja terjadi?" tanya Emerald,

"Kekuatan macam apa ini?" tanya Leonard,

"Gadis jadi-jadian apa dia?" bisik Denimor,

Semua pertanyaan tanpa jawaban terlontar dari bibir-bibir oara Guardian itu,

"Ma.. Maafkan aku," ucap Ara gugup dan merasa bersalah,

"Araaaaaa!! Ada apa dari tadi ribut-ribut?"

Tante Vin teriak dari bawah, Ara kaget sekaligus takut kalau tantenya akan menghampirinya,

Dan benar saja, tak lama dari teriakan tante Vin, suara derap langkah terdengar mendekat,

"Celaka! Tante ku akan kemari!"

Mereka semua hanya saling pandang dan tetap berdiri diam bersandar pada tembok,

'Clek'
Pintu terbuka, Tante Vin masuk dan melihat Ara yang duduk menegang di tempat tidur,

"Kau kenapa, Ara? Malam-malam begini bikin keributan!"

"A.. Aku hanya mimpi buruk tan,"

"Jangan sampai kau bikin keributan lagi, atau tante akan memaksa mu minum obat tidur!"

"Ba.. Baik tante,"

Sebelum tante Vin keluar kamar, tante Vin melihat ke arah para Guardian itu sejenak, Ara langsung panik melihatnya,

"Ara! Apa ini?"

"Hah? Euh.. Tan Ara bisa jelaskan ini semua, ini..."

"Kan tante sudah pernah bilang, jangan coret-coret tembok kamar mu! Kamu sudah besar!"

Ara hanya melongo, tante Vin keluar dan menutup kembali pintu kamarnya,

Semua Guardian masih terdiam di tempatnya,

"Kenapa tante ku tak bisa melihat kalian?"

"Manusia memang tak bisa melihat kami," Jawab Tredy,

"Tapi aku?"

"Dia bukan manusia!" Suara Justin terdengar berat,

He's My GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang