Disaat yang bersamaan dengan Justin yang terdiam, Ara menghampiri perlahan pintu yang tadi di ketuk keras. Dengan hati-hati, Ara mengintip di balik pintu.
'Tok! Tok! Tok!"
Lagi, pintu ini di ketuk dengan sangat keras, Ara yang sedang di balik pintu terpekik kaget, ia langsung menutup mulutnya sendiri, Ara melotot ketakutan.
Ia coba mengintip di lubang kunci, tak terlihat apapun kecuali jalan raya, mungkin orang yang mengetuk pintu tidak berada tepat di depan pintu itu.
Ara menelan ludah, sampai ketika sebuah suara memanggi nama nya.
"Araaa!"
Suara itu sedikit berteriak, Ara mengernyitkan dahi dan menerka suara seseorang yang ia kenal.
"Cleonaraaa!"
'Ah ya! Itu pasti Tante' batin nya. Ara membuka kunci dan pintunya perlahan,
"Ara, darimana saja kau? Apa kau tak dengar dari tadi ketukan keras di pintu mu ini?"
"Ma.. Maaf Tante.. Ara takut itu orang asing. Kenapa tidak memencet bel, Tan?"
"Euh.. Bel? Ah sudahlah, Tante cape. Untuk beberapa waktu dari sekarang Tante akan tinggal disini, bawa masuk koper ku, Ara!"
Ara Pov
Kenapa Tante bersikap ketus sekali pada ku?
Dia kan seperti Ibu ku, sangat lembut dan sangat menyayangi ku,
Sebelumnya dia tak pernah bersikap seperti ini,
Bahkan, Tante Vin yang sangat memelukku erat saat tau Ibu pergi dari sini,
Tante juga Tante yang paling sayang sama Ara, Ara tau itu.
Ah, apa mungkin Tante sedang kesal di rumahnya?
Ku lihat tadi matanya merah, apa Tante baru saja menangis sebelum kesini?
Kalau mabuk gak mungkinkan? Tante anti sama alkohol dan ro...
"Ara!"
Author Pov
Ara terkejut, dia terlalu asyik dengan terkaannya,
"Apa yang kau lakukan? Kau mau membiarkan koper ku di luar dan dicuri orang sedangkan kamu melamunkan hal yang tak jelas itu?"
"Ma.. Maaf Tante, Ara ambil sekarang,"
Tante Vin hanya mendengus dan langsung naik ke atas, ke kamar tamu yang biasa ia tiduri kalau menginap disini.
Ara membawa koper itu dan menutup kembali pintunya, tak lupa ia kunci.
Sambil membawa koper itu pada Tante nya, fikiran Ara terus bermain dengan semua pertanyaan-pertanyaannya.