five

34 5 0
                                    

"Lo tau sendirikan bukan shalin namanya kalo nggak bisa atasin masalah dengan otak cerdik dan tenaga kulinya" uajr alex
"Iya gue tau. Tapi bener bener gila tuh shalin sampe jambak rambutnya si cabe" tukas ardhi.

Alex yang mendengar itupun terkekeh geli karena memang kelakuan shalin, sohibnya sendiri itu tidak akan bisa ditebak oleh orang lain hanya sahabatnya yang bisa tebak shalin akan melakukan apa pada orang yang bikin masalah padanya.

"Tapi dia baik baik aja kan lex?" tanya ardhi khawatir.

"Don't worry bro! Dia ladies strong kok" jawab alex.

Alex yang mendengar kekhawatiran ardhi merasa dirinya menyerah dan mengalah untuk ardhi. Mengalah adalah salah satu cara terampuh untuk mempererat persahabatn mereka. Alex tau ardhi memang bukan tipe cowok pendendam pada sahabatnya, melainkan dia pendendam hanya untuk orang yang tidak dekat dengannya. 'gue tau ar lo sayang dan cinta sama shalin gue janji akan buat lo jadian sama shalin. Yah walaupun shalin selalu bialng pacaran sama sahabat itu nggak enak" umpat alex dalam hati.

"Dia kayaknya butuh lo banget deh ar" ujar alex.
Ardhi tidak bergeming justru ia malah memikirkan jika akan terjadi sesuatu yang lebih dari itu pada shalin.

Alex yang melihat ardhi awperti itupun jerah. Akhirnya alex menepuk bahu cowok itu pelan dan sukses membuat ardhu menatapnya dengan penuh tanda tanya.

"Gih sana samperin shalin" suruh alex.

"Oke. Gue cabut dulu ya" pamit ardhi.
"Yooww. Atiati lo, good luck ya"jawab alex yabg diangguki ardhi sekilas.

*************

ARDHI's POV

Gue merasa bersalah karena gue udah putusin si Saras dan sekarang imbasnya ke orang yang gue sayang, Shalin. Tapi kalo gue nggak putusin dia gue akan lebih brandal, sejujurnya gue capek jadi brandal. Gue nggak akan sakit ati buat si Saras yang udah selingkuh sana-sini karena gue nggak cinta sama dia. You know lah dia nggak pantes dicintai.

Kali ini gue ingin menghibur dan meminta maaf pada Shalin. Gimanapun juga ini berawal dari kesalahan gue, ada sangkut paytnya gue dimasalah itu.
'semoga langkah gue nggak salah' itu harapan gue.

Setibanya gue di rumah Shalin, gue langsung masuk tanpa permisi karena itu sudah menjadi kebiasaan gue dan itu tidak menjadi masalah bagi Shalina's family.

Terlihat Gafrell yang sedang main ps di ruang tamu.

"Heyy dek! Kaka lo mana?" tanya gue

Gafrell yang mendengar suara bariton langsung kaget dan menoleh ke belakang dengan cepat.

"Subhanallah! Lo ngagetin aja bang, copot nih jantung gue" celetuk gafrell dengan dramatisnya. "Noh di dapur" sambungnya sambil menunjuk arah dapur dengan telunjuk nya yang mungil.

Tanpa babibubebo gue langsung berlari ke arah dapur.
Disana nampak seorang gadis manis sedang menelungkupkan wajahnya di tangan sambil mendengarkan lagu di earphone nya.

"Shalin sayang" sapa gue lembut.

Meskipun telinganya disumpal dengan earphone shalin tetap bisa mendengar suara lain selain yang ada di earphone.

"Oh lo ar. Ngapain?" tanya shalin.
"Gue mau minta maaf ke lo shal karena perbuatan dan perkataan saras" rutuk gue.
"Lo apaan sih ar? itu mah udah basi. Yaudah sih ar gue nggakpapa udah kebal gue sama mantan lo yang cabe gopek itu" ujar shalin.

Gue berdecak sebal karean perkataan shalin yang cukup santai.

"Gue juga serius kali. Udah deh nggak usah dipikirin, udah kebawa angin" ucap shalin disetai dengan kekehan kecil.

Gue pun tersenyum kecil dan mengangguk. Gue nggak abis pikir dengan sikap shalin yang tiba-tiba galak, tiba-tiba lembut dsb. Semuanya yang ada pada diri shalin tidak bisa ditebak dan selalu berubah-ubah mood yang tiba-tiba.

******************

*Mos hari kedua*

AUTHOR's POV

Di hari Mos yang kedua Shalin datang terlambat. Parah banget tuh si Shalin masih juga kurid baru udah telat aja.

"Shal bangun dong nak ini udah jam 6 lewat" geram mama Shalin ketika Shalin tak kunjung bangun.

Shalin yang mendengar 'udah jam 6 lewat' memebelalakkan matanya dan meloncat berdiri.

"Haaaahh??!! Ko mama nggak bangunin sih?? Tanya Shalin sengan paniknya seraya mengambil handuknya dan memasuki kamar mandi.
"Mama udah bangunin kamu dari tadi, kamunya aja molor terus" teriak mama Shalin.

Setibanya di SMA Hangtuah Shalin disambut dengan ocehan para osis.



Mengapa Harus Rumit?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang