"Heh lo kenapa? Gue malu elah diliatin gitu" ucap Shalin membuka pembicaraan setelah sekian lama tidak ada yang memulai pembicaraan.
"Oh eh... Itu, kamu cantik banget" jawab Ardhi kikuk.
Yang semula panggilnya 'lo dan gue' sekarang jadi 'aku dan kamu' tapi hanya Ardhi.
Shalin semakin bingung dengan sikap Ardhi yang rada aneh."Yaudah yuk, berangkat" putus Ardhi
Ardhi dan Shalin menuju motor Ardhi yang sudah terparkir dengan cantik di halaman rumah Shalin.
"Shal pegangan ya, nanti jatuh kalo nggak pegangan" ujar Ardhi.
"Kan jatuhnya bareng lo" jawab Shalin sekenanya.
Jdaarrrrrrrrrrr
Gilakkk omongan lo nancep banget di ati batin Ardhi
"Eakkk nge fly aku mah" jawab Ardgi dengan senyum yang mengembang.
"Ohh.. Ehmmm hahhaha" Shalin hanya tertawa.
Aduuuhhh gue ini kenapa? Kenapa gue jadi gini? Batin Shalin.
Ardhi melajukan motornya, Shalin yang di belakang senyum-senyum sendiri. Ardhi yang melihatnya pun ikut senyum bahagia. Setidaknya Shalin sedikit demi sedikit hatinya terbuka.
Setelah sekian lama menyusuri jalan, akhirnya mereka telah sampai di tempat yang dituju.
Mereka memilih caffe yang cukup sederhana, tapi isi dari caffe tersebut memiliki kesan tersendiri bagi keduanya.
"Lo mau apa?" tawar Ardhi.
"Gue mau caramel machiato aja" jawab Shalin.
Tanpa menjawab, Ardhi langsung memanggil pelayan dan memesan pesanannya.
Sambil menyeruput minumannya, Shalin banyak cerita, dan bertingkah seperti biasanya. Yak childish.
"Ar ponsel lo mana?" tanya Shalin
"Nih" Ardhi menyerahkan ponselnya
"Gue liat semua yang ada di ponsel lo ya" izin Shalin
"Yoii" jawab Ardhi
Shalin melihat galeri Ardhi, dan foto terbarunya adalah foto bersama cewek yang belum Shalin kenal.
Tanpa babibu, Shalin langsung menanyakan pada Ardhi.
"Eh Ar, ini siapa? Yg foto sama lo, kayaknya foto barusan deh". Kepo Shalin.
"O itu temen smp gue." jawab Ardhi "kenapa?" tambahnya lagi.
"O" jawab Shalin.
Shalin merasa Ardhi hanya main-main dengannya, Shalin merasakan dilema dengan perasaannya. Entah mengapa Shalin merasa sakit hati ketika melihat foto itu. Apakah Shalin cemburu?
Shalin meletakkan ponsel Ardhi di meja, Shalin tidak ingin melihat itu lagi.
Gue kenapa ya? Padahal kan Ardhi bukan pacar gue, kenapa gue merasa cemburu coba batin Shalin.
"Kenapa say?" tanya Ardhi
"Lo bad" ucap Shalin tanpa sadar
"Hah? Gue bad kenapa?" tanya Ardhi
Seketika mood Shalin jadi rusak
"Entah" jawab Shalin sekenanya.
"Lo habis kemasukan setan dari ponsel gue ya?" gurau Ardhi
"O aja" cuek Shalin
Ardhi semakin bingung dengan sikap Shalin yang tiba tiba badmood. Dengan kecepatan kilat Ardhi meraih ponselnya, seakan ada yang memberitahu bahwa mood Shalin rusak karena ponselnya.
Ardhi men-slide ponselnya dan melihat riwayatnya. Yang benar saja seorang Shalin cemburu?????? Dengan Ardhi???? Karena foto dengan si Lista??? Kabar gembira atau kah buruk???.
Senyum simpul tercetak di bibir Ardhi yang tipis. Ardhi baru menyadarinya kalau Shalin badmood dan cemburu karena foto Ardhi dengan Lista.
Ngga nyangka gue Shalin bisa cemburu juga ya. Batin Ardhi dengan senyum yang hampir tidak terlihat oleh siapapun.
Eh tapi kalo Shalin badmood gini jadi garing deh, dia jadi diem gini, gue jailin aja deh. Batin Ardhi terkikik geli."Ekhmm... Shal lo ada cemburu sama gue?" tanya Ardhi.
"Ha? Gue? Cemburu? NGGAK BAKAL" jawab Shalin.
"Kalo nggak cemburu ngapain nada ngomongnya ketus gitu?" Goda Ardhi.
"SSG"
"Apaan itu?" tanya Ardhi.
"Suka suka gue" cuek Shalin
"Tuh kan gue itu tau lo cemburu sama gue, bilang aja lah" goda Ardhi lagi dan lagi.
Shalin semakin geram dengan Ardhi yang terus terusan menggodanya. Shalin malas menimpali omongan Ardhi, dan dia memutuskan untuk diam tak menjawab pertanyaan Ardhi sedikitpun.
"Kok diem" lanjut Ardhi yang sedari tadi menunggu jawaban Shalin.
Diam lagi.
"Shal lo kok diem lagi sih"
"Lo kenapa sih diem aja"
"Shal"
"Oyy"
"Heyy"Dan masih banyak lagi omongan omongan receh Ardhi supaya Shalin tidak diam lagi.
"Ehmm ayo pulang" akhirnya Shalin membuka pembicaraan.
"Yah ko pulang? Gue masih pengen lama-lama sama lo" jawab Ardhi
Shalin semakin bingung akan perkataan Ardhi, ia memikirkan kalau Ardhi suka dengannya, Ardhi tidak mungkin foto bareng cewek lain dengan mesra.
'Tau ah' batin Shalin.
"Oyy Shal??!!" panggil Ardhi.
"Ehh.. Hmm" cuek Shalin.
"Lo kenapa sih Shal? Lo marah ya sama gue gara gara gue foto mesra sama tu cewe" tebak Ardhi.
"Entah" jawab Shalin sekenanya dengan menyeruput minumannya.
"Lagian kan tu cewe yang ganjen ke gue, bukan gue nya. Lo tenang aja, gue gitunya cuma ke elo kok" jelas dan goda Ardhi. "Eh.." lanjutnya.
Shalin hanya mendelikkan matanya, tetapi ada rasa sedikit senang di hati Shalin. Yapss 'SEDIKIT'
"Bomat dah" ketus Shalin.
"Yauda gue minta maaf ya" pinta Ardhi pada Shalin dengan mengulurkan kelingkingnya.
'kalo gue maafin berarti emang bener dong kalo gue cemburu, ah mending jangan kasih kode dulu deh, liat dulu usahanya dan seberapa cinta nya dia ke gue' batin Shalin.
"Eh apasih Ar, biasa aja keleus. Gue gaada marah ko sama lo" jawab Shalin.
"Oh. Yauda dong lingkarin tuh kelingking lo di kelingking gue" perintah Ardhi.
Shalin mengulurkan kelingkingnya dan melingkarkan di kelingking Ardhi.
"Noh. Udah kan?" ucap Shalin
Seketika senyum Ardhi mengembang.
Haii haii maaf ya baru update, lagi sibuk soalnya😤
Minta vote dan commentnya ya teman teman😘😘😍😍
#happysatnight yeaa💕💕💞❤💘💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Harus Rumit?
Teen FictionCinta itu mutlak seperti HAM. Tak bisa disalahkan, jika cinta itu salah jangan salahkan cintanya but salahkan bagaimana caramu mengekspresikannya