Shalin pergi ke sekolah dengan semangat tanpa ada beban secuil pun. Shalin merasa bangga pada dirinya karena setiap punya masalah ia pasti akan bisa menyelesaikannya dengan cepat.
Shalin menyusuri koridor sekolah dengan santai dan senyum yang mengembang. Shalin termasuk cewek hitz di sekolahnya, tetapi ia tak mau karena ia pingin menjalankan hidupnya dengan tenang tanpa ahters ataupun fans. Karena nasi sudah menjadi bubur maka shalin tak bisa mengelak bahwa ia sudah famous di sekolah.
"Woy" sapa sesorang yang tiba tiba mengagetkan shalin.
Shalin tersentak kaget, shalin membalikkan badannya dan seseorang itu adalah----alex."Eh elo lex" ujar shalin
"Hehe" alex menyengir "shal jangan sia-siakan orang yang cinta sama lo, karena itu lebih berharga daripada rasa kagum lo" sambung alex yang membuat shalin bingung.
"????" shalin menaikkan kedua alisnya tanda ia tak mengerti.
"Lo pecahin teka-teki ini sendiri soalnya gue males jelasin ke lo, lo lemot sih nangkepnya" jawab alex
"Kambing lo lex, rese!!!" sebal shalin yang langsung meninggalkan alex sendirian.
Shalin masih memikirkan ucapan alex yang mengandung tanda tanya besar.
Pelajaran pertama pun dimulai, di kelas shalin X-ips4 sekarang pelajaran geografi, pelajaran yang sangat digemari shalin. Tetapi sekarang shalin badmood, shalin uring-uringan dari alex mengucapkan sesuatu yang membuat hatu shalin mengganjal.
"Aaarggghh" teriak shalin spontan, karena itu kebiasaan shalin ketika sedang bingung dan frustasi. Bu Beta selaku guru geogarfi kontan membentak shalin.
Teman-temannya pun kaget dan menggeleng gelengkan kepala. Mely yang duduk di sampingnya pun terlonjak kaget, berbeda dengan alex yang hanya mentertawainya dengan pelan.
"Shalin kenapa kamu teriak-teriak?" bentak bu Beta.
Shalin yang dibentak pun biasa saja seakan tidak bersalah, tidak nenggubris bentakan bu Beta.
"Lo kenapa shal?" tanya mely
"Gue frustasi mel, gue kantin dulu ya" ujat shalin
"Tapi lo kudu cerita ke gue ya istirahat nanti" mohon mely
"Hmm" shalin hanya menggumam
Shalin berjalan menuju meja guru untuk meminta izin.
"Bu izin ke belakang" izin shalin
"Iya jangan lama-lama" jawab bu Beta
Shalin segera keluar dan menuju kantin dengan langkah gontai dan muka kusut.
"Te coffe good day satu ya" sesampainya di kantin shalin pun memesan minuman.
"Iya mbak" jawab tante penjual di kantin.
Shalin merenung dan selalu mengacak rambutnya dengan kasar sambil menunggu minumannya.
"Ini mbak" akhirnya minuman shalin pun datang
"Makasih te" ucap shalin berterima kasih
Tante itu pun melesat pergi dan shalin menyesap minumannya sedikit.
'alex bicara kaya tadi maksutnya apa ya? yang cinta sama gue siapa? gue kagum sama siapa? Siapa yang kagum sama gue?' tanya shalin dalam hati.
Shalin telah lama berdiam diri di kantin sampai akhirnya jam istirahat telah bunyi.
Ardhi datang ke kantin bersama mely. Sedangkan the boys yang lain asik main basket.
Sebenarnya ardhi ingin sekali ikut main basket tetapi keadaan shalin yang membingungkan lebih penting.
"Woyy" mely dan ardhi mengagetkan shalin.
"Lo kenapa shal?" tanya mely
"Cerita dong!" perintah ardhi
Shalin menarik nafas panjang panjang dan membuangnya perlahan.
"Oke. Gue tadi pas mau ke kelas gue ketemu alex, nah alex bilang kaya gini 'shal jangan sia-siakan orang yang cinta sama lo, karena itu lebih berharga daripada rasa kagum lo' gimana gue nggak bingung coba? Gue gelisah dari tadi, maksutnya apa coba? Kira2 lo tau nggak maksutnya apa?" jelas shalin dengan menyerbu banyak pertanyaan.
"Eh ar lo tau nggak maksutnya apa?" tanya balik mely.
Ardhi sebenarnya tau maksutnya apa tapi ardhi tidak mau bilang ke shalin dulu.
'oh jadi alex udah bilang ke shalin' ucap ardhi dalam hati.
"Gue juga nggak tau, otak gue gesrek nih. Ntar gue pikirin." jawab ardhi yang jelas jelas tidak mau kasih tau
"Setan lo" ucap shalin dan mely serempak
Ardhi pun hanya menyengir saja.
********* ********
3 hari ini ardhi dan shalin tengah gelisah. Ardhi gelisah antara ingin mengatakan yang sebenarnya, sedangkan shalin tak kunjung menemukan jawabannya.Siang ini ardhi ke rumah alex untuk meminta saran bagaimana baiknya.
Ardhi langsung masuk ke kamar alex.
"Lex gue harus gimana?" tanya ardhi
"Ya kalo menurut gue sih mending lo jujur aja, lo pdkt in shalin dulu trus udah gitu lo lansung jujur aja." jelas alex
"Lo yakin lex itu bakal berhasil" tanya ardhi yang tidak yakin
"Ya gue yakin lah, gue yakin bet kalo shalin juga cinta sama lo". Jawab alex yang meyakinkan ardhi.
Ardhi mengangguk paham tapi di hati kecilnya, ia masih ragu.
Selama ini ardhi tidak pernah mempunyai kekasih, ia tudak mau salah pilih. Ia dari dulu mengingkan shalin yang menjadi kekasihnya. Hatinya selalu berkata shalin lah yang pantas untuk ardhi.
Bisa dibilang juga ardhi itu mengalami love at the first sight.
Biasanya love at the first sight akan bertahan lama. Yah walaupun hanya salah satu diantara sepasang kekasih yang hanya berjuang. Setidaknya ardhi yang berjuang, tidak akan ada kata menyerah bagi ardhi untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
"Ngelamun aja lo" ucao alex yang membuyarkan lamunan ardhi
"Hmm" ardhi hanya berdehem
"Udah lah mulai ntar malem lo ajak tuh si shalin pdkt. Lo ajak kemana kek, kasih perhatian kek. Ya asal jangan kasih tubuh lo aja hahah" ucap alex disertai dengan tawa yang meledak.
"Omes lo" geram ardhi.
"Yaudah gih sono pikirin gimana pdkt lo sama shalin ntar malem, tapi pake cara lo sendiri ya" suruh alex
"Iya gampang. Thanks lex" ucap ardhi dengan memanyunkan bibirnya tanda ia ingin mencium alex.
Alex yang sadar itu bergidik ngeri dan langsung menimpuk ardhi dengan bantal.
*pluukk*
"Hii najis gue" ucap alex bergidik ngeri.
"Heheh" ardhi hanya menyengir.
"Yaudah lex gue balik dulu ya" pamit ardhi.
"Yoii ati ati" ucap alex.
"Hmm" ardhi hanya menjawab dengan deheman.
Morning😘😘😘 jangan lupa votement nya ya😘😘😘
Kalo ada kata kata yang kurang bisa comment kok😂Salam sayang dari alex😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Harus Rumit?
Teen FictionCinta itu mutlak seperti HAM. Tak bisa disalahkan, jika cinta itu salah jangan salahkan cintanya but salahkan bagaimana caramu mengekspresikannya