"Haaft." Aku menghembuskan nafas dengan berat. Sudah sebulan Reza terus mencueki aku. Mungkin dia sudah tak mau berteman denganku lagi. Apa mungkin dia tahu kalau aku menyukai nya(?) Masa sih(?) Aku kan tidak pernah memberitahu orang lain selain sahabat sahabatku dan aku percaya pada mereka.
"Af, sampe kapan lu galau mulu gini sih?" Tanya Iyasa.
"Tau nih, Afa hobi bet galau." Tambah Anzel.
"Pasti gara gara Reza? Udah sini gua samperin si Reza gua tabok." Ujar Rita.
"Hahaha... emang lu berani apa, Ta?" Tanya Dini.
"Kaga sih.."
"Tapi bener juga sih, masalah mana bisa kelar kalo sama sama diem." Terang Iyasa.
"Tuh, Af. Bener lu mesti tanya dia kenapa." Lanjut Dini.
"Lewat chat aja kalo ga berani langsung." Saran Anzel.
"Tapi... tapi bilang apa? Gimana? Gue gatau mau bilang apa." Tanyaku frustasi.
"Ajakin ketemu aja dulu. Masalah ga bakal kelar kalo lewat chat." Ujar Iyasa."Tanya gini, 'kak, bisa ketemu ga di... dimana yaa?'" Kata Rita.
"Di cafe Diara aja." Usul Dini.
"Iya bilang kak ketemuan di cafe diara jam 4 nanti bisa ga, gitu." Ujar Anzel.
Aku pun mengikuti usul para sahabatku itu. Dan meminta Reza menemui ku di cafe via line.
Afarenizla Armenia : kak Reza bisa ketemu ga nanti jam 4 di cafe diara? Ada yg mau gue omongin.
Reza : Gatau, liat nanti.
Huaaaaa jutek bangeettt. Aku jadi ga yakin.-.
Bel pulang sekolah berbunyi tepat jam 4 sore dan aku buru buru ke rumah untuk berganti baju habis itu aku aku pergi ke cafe diara. Semoga masalah ini bisa tuntas. Dan hubungan ku dengan Reza kembali seperti dulu.
Pukul 16.30
Sudah setengah jam aku menunggu. Aku pun sudah men-line Reza namun tak ada respon. Tidak apa apa aku akan menunggu.
Pukul 17.00
"Kak reza mana sih?" Tanyaku dalam hati.
"Maaf, sudah ada yang ingin dipesan?" Tanya seorang waiter.
"Oh, iya milkshake strawberry aja satu." Ucapku sambil tersenyum.
Pukul 18.00
Reza masih juga tidak datang, bahkan ia tak memberi kabar kepada ku. Huft, kayaknya aku pulang aja deh.
"Hallo..." Sapa seorang cowok kepadaku.
"Kak Arju?" Tanyaku bingung.
Loh loh kok malah Arju yang dateng ya.-.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Arju.
"Harusnya aku yg tanya, kan aku duluan yg disini." Ujarku.
"Ohh gitu, iya deh tempat ini milik mu, aku numpang yaa. Abis aku males liat kamu." Katanya sambil menghembuskan napas panjang dan duduk di kursi yang ada didepanku.
"MALES? Terus ngapain kakak duduk disini?-_-"
"Aku males liat jones sendirian lagi galau."
"Hah? Maksudnya aku gitu yg jones? Sembarangan." Kata ku kesal.
"Kenapa masih pakai seragam? Kamu belum pulang ke rumah?" Tanya Arju.
"Oup.. inii tadii ituu akuu abiiss em kerja kelompok hehe terus iseng aja duduk sebentar disini sebelum pulang.-." Fiiuhh alibi mu hebat pasti dia percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRETS
Teen FictionMungkin saat ini kita belum ditakdirkan untuk bersama atau mungkin memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Entahlah, yang aku tahu aku menyayangi dirimu melebihi apapun. Sayang? Huft, kurasa ini lebih dari sekedar sayang tepatnya aku mencintaimu. Se...