Hai

193 11 0
                                    

Astaga! Jam istirahat telah usai 15 menit yang lalu. Mati aku! Malah mentor mentor ku killer semua. Sepertinya aku akan mendapatkan hukuman.

"Abis dari mana lo?" Tanya Zela, mentorku yang paling judes.

"Mm.. maaf kak tadi ga denger bel bunyi." Jawabku sejujurnya.

"Alibi banget." Celetuk Adam, mentorku yang lainnya.

"Karna lo telat. Lo harus cari ketua osis kita, kalo udah ketemu bawa kesini dan ajak kenalan." Suruh Zela, dengan tatapan merendahkan.

"Ha? Ta..tapi aku gatau yang mana ketua osisnya kak." Ujarku.

"Ya carilah."

Hukuman ini benar benar terasa berat untukku karena sudah lebih dari 10 menit aku mencari cari sang ketua osis itu namun hasilnya nihil.

"Lagian tuh ketos sok misterius banget sih!" Eluhku.

"Kalo dikasih hukuman tuh jalanin, jangan cuma bisanya ngeluh doang." Cibir seseorang yang berada dibelakangku.

Aku pun segera berbalik dan terkejut ketika melihat laki laki itu adalah senior yang tadi bertemunya di taman belakang.

"Aaa..."

Belum sempat aku menjawab tiba-tiba datang Zela meneriakkan namaku.

"Afaa!! Kemana aja sih lo?" Tanya Zela.

"Nyari ketos kak." Jawabku sekenanya.

"Lah ini udah dapet kenapa ga dibawa ke kelas?" Tanya Zela lagi sembari melihat laki laki itu.

Aku terdiam berusaha mencerna perkataan Zela barusan. Ya, Tuhan! Ternyata dia sang ketua osis itu.

Zela langsung menyuruhku dan laki laki itu ke kelas. Aku hanya mengekori saja.

"Okay, adik adik. Tolong dengarkan ada temennya yang mau kenalan nih sama ketos kita." Ujar Zela mengumumkan didepan kelas.

Aduh, bagaimana ini? Mau ditaruh mana muka ku.

"Jadi maksud lu ngajak gue kesini cuma buat diem?" Tanya nya.

"Buu..kan. mm, Afa." Ujarku sembari mengulurkan tangan.

Dia pun menjabat tanganku. Namun tak langsung menyebutkan namanya.

"Coba yang lebih manis lagi ngajakin kenalannya." Suruhnya dengan tatapan meledek.

Asli nih senior, sifat menyebalkannya tidak pernah hilang.

"Misal?" Tanyaku asal.

"Sapa dulu baru kenalan terus senyum yang manis." Sahut Adam.

"Mm, haa-i kak, nama gue Afa." Ucapku sambil berusaha tersenyum manis seperti yang diperintahkan Adam.

Laki laki itu tersenyum geli kemudian melepasan jabatan tangannya dari tanganku. Dan dengan tiba tiba ia mendekatkan wajahnya kearah telingaku.

"Reza." Ucapnya yang seketika membuat bulu kudukku berdiri dan jantungku seperti ingin meledak.

Argh, yang benar saja. Tidak mungkin! Aku pun mencoba menghilangkan rasa gugupku dan bersikap biasa saja.

REGRETSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang