"I got all I need when I got you and I
I look around me and see sweet life
I'm stuck in the dark but you're my flashlight..."Lantunan music berdentum keras dari sebuah headphone seorang gadis yang baru saja lulus dari SMP itu yang kini sedang mengikuti kegiatan MOS hari kedua di SMA DEAF.
Aku tengah terduduk santai disebuah kursi ditaman belakang sekolah. Sendirian. Yaa, karena aku memang tidak mudah untuk beradaptasi dilingkungan barunya terlebih tidak ada satupun yang aku kenal disini.
Aku terus menerus bersenandung hingga tak menyadari akan kehadiran seorang senior ku.
"You're my flashlight..." senandungku seraya mendongkakkan kepala ku dan terkejut melihat laki-laki itu sedang berdiri menatapku.Aku buru buru melepas headphone ku. "Kenapa ya kak?" Tanyaku. Yaa, aku tahu dia adalah salah satu seniorku hanya saja aku tidak mengetahui namanya.
"Sebaiknya besok jangan bawa headset lagi." Ujarnya dingin.
"Emang kenapa?" Tanyaku dengan polosnya. Lagipula apa haknya melarangku membawa headphone, aku tidak bisa lepas dari music sehari saja. Tidak bisa!
"Turutin aja! Atau 5hari lu bawa headset terus menerus siap siap panggil guru BP." Ketusnya.
"Lah? Kok bisa?" Tanyaku lagi dengan ekspresi bertambah bingung.
"Makanya baca dulu tata tertib sekolahnya sebelum milih sekolah disini." Cibirnya.
"Ha? Menyebalkan!" Gerutuku pelan.
"Memang!" Sahut laki-laki itu seraya berlalu pergi.
"Sial, siapa sih tuh senior? Nyebelin banget mulutnya minta dicabein! Ganteng sih, manis lagi. Ih gila, ngapain juga gue sempet-sempetnya muji dia?" Batinku nyerocos tak keruan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRETS
Roman pour AdolescentsMungkin saat ini kita belum ditakdirkan untuk bersama atau mungkin memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Entahlah, yang aku tahu aku menyayangi dirimu melebihi apapun. Sayang? Huft, kurasa ini lebih dari sekedar sayang tepatnya aku mencintaimu. Se...