Part 9

160 35 14
                                    

"Aku telah bertunangan," jawab Athena singkat.

Mata Chris memberikan sorot kekecewaan, "Dengan siapa?"

"Justin. Mantan kekasihku."

"Kita baru saja putus dan kau sudah bertunangan sekarang. Apa kau tidak benar-benar mencintaiku?" Mata Chris menggambarkan kesedihan yang mendalam dari hatinya.

Athena meletakkan gelasnya di meja, "Kau pikir berapa lama kau tidak menghubungiku? Berapa lama kau meninggalkanku begitu saja?"

"Aku sudah katakan bahwa aku selalu berusaha menghubungimu, Greek. Selalu!" nada suara Chris meninggi, tidak biasa nya dia bersikap seperti ini pada Athena.

"Tapi kau tidak berusaha dengan cukup keras! Kau tidak mengusahakan cara yang lain."

"Kau tidak mengerti, Greek."

"Aku sangat mengerti Chris, kau tidak benar-benar serius denganku."

"Aku serius denganmu."

"Terlambat Chris, aku telah bertunangan dengan Justin."

"Justin Hartwell?"

Athena hanya menjawabnya dengan anggukan kecil.

"Sekarang kau milik orang lain," kedua tangan Chris menutup wajahnya karena merasa semakin tertekan.

"Sorry."

Chris mengusap wajahnya kemudian bangkit dari sofa.

"Tak apa, bukan salahmu. Aku pamit pulang, goodbye, Greek."

Chris berjalan menuju mobilnya dan pergi dari rumah Athena tanpa mengucapkan salam perpisahan sekali lagi. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas batas. Hatinya hancur dan pikirannya semakin tertekan.

***

Hari berlalu, Chris hanya terus meratapi hari-harinya yang memburuk. Pola makannya semakin tidak teratur dan setiap pagi ketika dia bangun, selalu ada hal yang hilang dari ingatannya tanpa dia sadari.

Pagi ini Chris sedang duduk di depan televisi di ruang keluarga, seperti biasa. Dia memakan biskuit sambil menonton film Inception yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio.

Saat sedang menikmati film Inception yang dirilis tahun 2010 tersebut seketika perut Chris terasa lapar, biskuit saja tidak cukup untuk memberikan rasa kenyang pada perutnya. Akhirnya Chris bangkit dari sofa kemudian beranjak menuju dapur untuk mencari makanan di kitchen setnya.

Chris memasuki salah satu ruangan tanpa pintu yang dia duga sebagai dapur, namun ketika dia melangkahkan kakinya masuk ke ruangan tersebut alisnya bertautan.

"Apa?" katanya pada diri sendiri.

Itu bukan dapur melainkan ruang tamu. Dia beralih pada ruangan lain, kali ini dia memasuki ruangan berpintu. Dibukanya pintu tersebut dan hal itu kembali terjadi.

Dia tidak di dapur.

Dengan perasaan kesal Chris membanting pintu ruangan tersebut kemudian mulai mencari lokasi dapur yang benar dengan berlari.

Kali ini dia membuka pintu kamar mandi.

"Permainan macam apa ini?!" bentaknya seraya menghempaskan pintu kamar mandi hingga tertutup.

OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang