Chapter 6 (Last)

328 15 47
                                    

=========================

Author POV

Setelah beberapa menit bertahan dengan posisinya, Hyejin akhirnya berdiri, kemudian berjalan gontai menuju ruang operasi. "Jika ini memang satu-satunya jalan, maafkan aku, oppa. Maaf jika aku harus mengakhiri hidupmu. Kau boleh membunuhku jika nanti operasinya berhasil. Hukumlah aku dengan hukuman apapun yang kau mau, tapi kumohon maafkan aku. Tunggulah aku. Aku pasti akan segera menyusulmu," batin Hyejin.

Ia beranjak mendekati tubuh Seokjin diatas meja operasi, kemudian menatapnya dalam. "Kondisi vital?" tanya Hyejin. Semua perawat dan dokter saling pandang. Hwang Sajangnim yang melihat dari ruang pemantauan, juga bingung. "Aku bertanya, bagaimana kondisi vital pasien?!" bentak Hyejin. "Eh... Semuanya dalam keadaan normal, kecuali detak jantungnya yang melemah, Gyosu-nim," jawab perawat yang bertugas memantau cardiograph. "Operasi pendonoran liver untuk Park Hwanja akan segera dimulai. Scalpel," ujar Hyejin, meskipun nadanya bergetar. Matanya menatap dingin Seokjin.

Semua perawat, dokter, termasuk Hwang Sajangnim yang menyaksikan, terkejut mendengar keputusan Hyejin. "Gyosu-nim..."

"Aku minta scalpel!"

"Seo Hyejin!" bentak seorang dokter wanita di depan Hyejin.

"Seo Hyejin Gyosu-nim... Go Junghwa Uisa-nim (Dokter Go Junghwa)... Kumohon jangan berdebat dihadapan pasien," tegur Hwang Sajangnim pelan.

Perlahan mata Hyejin memburam karena airmata.

"Tapi, Gyosu-nim... Dia kekasih anda. Apa...."

"Dia memang kekasih... ani... Dia memang tunanganku, calon suamiku, Jo Hyunri Kanhosa-nim. Tapi, aku tak punya pilihan lain. Scalpel."

"Gyosu-nim...."

"Aku bilang mana scalpelnya!!" bentak Hyejin, diiringi dengan airmatanya yang menitik.

Hyunri memberikan scalpel pada Hyejin dengan tangan yang gemetar hebat. Hyejin mengambilnya, lalu mulai membedah perut Seokjin. Tangan Hyejin bergemetar halus, sehingga tak terlihat oleh yang lain. Saat membedah perut Seokjin, Hyejin merasa perutnya juga seakan dibedah. Hyejin berusaha keras untuk tetap fokus agar Seokjin tak kehilangan banyak darah, tapi tak bisa. Matanya selalu buram karena airmata. Berulang kali ia mengepalkan tangannya kuat-kuat, untuk memaksa otak dan hatinya berkonsentrasi. Tapi selalu berakhir dengan airmata yang mengalir dari matanya ke masker yang ia kenakan.

Sementara mata Hyunri sudah basah dengan airmata. Tidak tega melihat pengorbanan yang Hyejin lakukan. Begitupun Hwang Sajangnim dan perawat juga dokter lainnya yang menyaksikan. "Ini pertama kalinya aku merasa ingin menyerah berada di dunia medis," batin Hwang Sajangnim. Seluruh dokter dan suster, maupun pegawai Kyunghee Medical Center tahu, kalau Seokjin dan Hyejin benar-benar saling mencintai.

"Kondisi liver pasien sudah siap." Tubuh Hyejin terlihat bergemetar hebat. Semua yang menyaksikan tahu karena apa. Inilah proses terakhir dari operasi ini. Junghwa menggenggam erat tangan sahabatnya, Hyejin, untuk menguatkannya. Airmata kembali menitik dari mata Hyejin.

"Kim Seokjin.. Dia pernah menjadi seseorang yang sangat dicintai dan dirindukan oleh kekasih, keluarga, dan teman-temannya. Dan ia juga mencintai kekasih, keluarga, juga teman-temannya. Hari ini... Dia menebarkan benih-benih cintanya dan mengucapkan selamat tinggal pada kita semua. Kami harap semoga kau dapat beristirahat dengan tenang disana dan yang ditinggalkan diberi ketabahan," ujar Junghwa.

Hyejin menatap mata kekasihnya yang terpejam. Airmata kembali membasahi matanya. Meski Hyejin masih bisa menahan tangisannya agar tidak terdengar terlalu keras, tetap saja hatinya terasa tersayat, dan airmata tak henti mengalir dari kedua matanya. Hyejin sedikit menurunkan masker yang ia kenakan. Hyejin juga perlahan mengangkat sedikit masker oksigen yang dikenakan Seokjin, kemudian mendekati wajah Seokjin, dan mengecup kening, pipi, dan bibir Seokjin, dengan penuh kepedihan.

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang