EPISODE 10

1.9K 193 34
                                    

Sungjae memeriksa keadaan sekitarnya, memastikan tidak ada seorang pun yang mencurigakan yang bersiap menembaknya kapanpun juga. Lalu, dia bergegas mendekati pintu belakang dan mencoba mendorongnya. Terkunci. Bagus. Setidaknya hal ini tidak membuat …

Tuk.

“Bersikap lengah di saat seperti ini adalah sesuatu yang merugikan …”

… lengah. Dan Sungjae merasakan sesuatu yang dingin dan terasa seperti moncong senapan menyentuh bagian belakang kepalanya.

“ …wahai sahabatku tercinta.”

Sungjae terjebak. Dia tidak memiliki pilihan lain selain mengangkat kedua tangannya. Dia mengenal suara itu, sangat mengenal suara itu. Pemilik suara itu merampas pistolnya dari tangannya yang terangkat. Sungjae menghela nafasnya dan berkata, “Bisakah kamu berhenti bermain-main dengan senapan itu dan menurunkannya? Kamu benar-benar membuatku takut.”

Dan ujung moncong senapan itu menjauh dari bagian belakang kepalanya. “Hehehe, mian. Terkadang aku menikmati peranku sendiri. Seru juga bermain sebagai penjahat,” ucap Hyunsik, sang pemilik suara.

“Waah, kamu memang ada potensi menjadi penjahat handal, Hyunsik-ah,” kata Sungjae.

“Hehehe, mianhamnida. Lebih baik kita masuk. Berbicara di luar terlalu berbahaya.”

Hyunsik membuka pintu belakang itu dan mendorong masuk Sungjae secara paksa hingga Sungjae terjatuh di atas lantai. Cukup keras untuk membuat Sungjae benar-benar berteriak kesakitan. Hendak Sungjae bangkit, namun dia ditahan Hyunsik.
“Jangan bangun dulu. Aku akan membuat Sooyoung tertidur supaya dia tidak melihat dan mendengar semuanya. Aku harus membuat semuanya terlihat realistis,” bisik Hyunsik. Lalu, dia meninggalkan Sungjae dan pergi menuju ruangan tempat Sooyoung ditahan. Beberapa saat kemudian, dia menarik tubuh Sungjae hingga dia terbangun. Hyunsik membawanya masuk ke dalam, ke tempat Sooyoung ditahan, dan mendudukkannya—mendorongnya—di atas sebuah kursi kayu. Hyunsik sendiri duduk di atas meja di samping Sungjae.

“Apa yang kamu lakukan kepadanya?” tanya Sungjae sembari menunjuk Sooyoung yang tampak tidak sadarkan diri.

“Memberinya obat tidur. Tadinya aku ingin memberinya obat bius, namun dia sudah terlalu sering diberi obat bius. Aku rasa itu tidak sehat untuknya,” jawab Hyunsik enteng. Jawaban enteng dari Hyunsik itu membuat Sungjae menatap Hyunsik “kagum”.

“Waah, kamu benar-benar daebak, Im Hyunsik!” “puji” Sungjae.

“Akan berbahaya kalau dia mendengar dan melihat semuanya. Dia akan kecewa kalau bertemu denganmu setelah kalian berdua keluar dari sini karena aku tidak akan membiarkanmu menyelamatkannya sekarang,” balas Hyunsik.

“Ah, karena semuanya akan terlalu mencurigakan kalau kamu melepaskan kami berdua?” tanya Sungjae.

“Anda tahu betul apa maksudku, tuan pemimpin.”

Sungjae menghela nafasnya. Dirinya tidak salah karena telah mengirim Hyunsik masuk ke dalam keanggotaan mafia ini dan menjadi agen rahasia untuknya. Ya, Hyunsik ada di sana atas suruhan Sungjae. Hyunsik telah bergabung sejak kurang lebihnya dua minggu yang lalu, di saat yang bersamaan dengan kedatangan Sungjae di desa ini. Dia berpura-pura sebagai mantan polisi yang memutuskan untuk mencari uang tambahan dan tidak ingin menjadi polisi lagi.

“Ngomong-ngomong, apa kamu tahu siapa yang meletakkan batu besar itu di atas pintu lubang dan menembak kedua kakiku?” tanya Sungjae.

“Yang meletakkan batu besar itu adalah anak buah Woobin, kecuali aku. Aku ditugaskan untuk membunuhmu. Mereka masih belum percaya kalau aku adalah mantan polisi, jadi mereka memintaku untuk membunuhmu, yang mereka percayai sebagai mantan pemimpinku. Dan aku tidak punya pilihan, mereka semua ada di sana mengamatiku. Jadi, aku yang menembak dua kakimu. Mianhamnida,” jelas Hyunsik penuh penyesalan.

Descendants Of The Sun [BTS-GFRIEND, SVT-GFRIEND, BTOB-RV FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang