Warning! Sedia air putih yang banyak!
Dan Jungkook membawa Yuju ke dalam pelukan eratnya.
“Aku kembali, Yuju-ya. Aku sudah kembali.”
Dan Yuju membalas pelukan Jungkook dengan sama eratnya.
“Kamu pasti sangat mengkhawatirkan aku?”
“Tentu saja, pabboya. Kamu ada di tempat yang rawan selama satu jam terakhir. Tahukah kamu betapa khawatirnya aku?” tanya Yuju di sela isak tangisnya.
“Aku tahu, makanya aku ke sini. Oleh karena itu, jangan menangis lagi,” ucap Jungkook sembari tersenyum. Yuju pun menganggukkan kepalanya.
Tiba-tiba, sesuatu muncul di dalam benaknya.“Ah, bagaimana dengan misi penyelamatannya? Apakah … apakah seluruh warga desa selamat?” tanya Yuju.
Mendengar hal itu melenyapkan senyum di wajah Jungkook. Air muka itu kembali serius. Dia teringat akan desa yang baru saja dia tinggalkan dengan kemungkinan masih ada orang lain di sana. “Kami diminta untuk meninggalkan desa ketika kami mendapat laporan bahwa awan panas akan menyapu desa itu lima belas sampai dua puluh menit lagi. Kami … mungkin meninggalkan beberapa orang di sana,” jawab Jungkook.
Yuju menatap mata Jungkook. Terdapat kesedihan dan kekecewaan di sana. Yuju tahu kalau Jungkook kecewa pada dirinya sendiri yang telah meninggalkan penduduk yang mungkin masih terjebak di sana dan membutuhkan pertolongannya.
“Tidak apa-apa, chagiya. Kamu telah berjuang dengan keras,” ucap Yuju berusaha menenangkan Jungkook. Sesungguhnya, Jungkook tidak merasa lebih baik. Namun, dia menghargai usaha Yuju. Oleh karena itu, dia membalas senyuman itu dengan senyuman yang dipaksakan.
“Aku harus membantu tim medis,” ucap Jungkook. Lalu, dia melepaskan pelukan itu.
“Aniya. Kamu harus beristirahat. Tiga puluh menit dari sekarang, kamu baru boleh membantu mereka. Untuk jadi tim medis, kamu membutuhkan membutuhkan tenaga yang kuat. Duduklah dulu di sana. Aku akan mencari sesuatu untuk dimakan.” Yuju menunjuk satu tempat di sebelah kanan mereka.
Lalu, Yuju pergi meninggalkan Jungkook untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Jungkook menatap punggung Yuju yang menjauh, dan tersenyum. Dalam hati dia bersyukur memiliki yeochin yang pengertian dan perhatian seperti Yuju.Dan Jungkook pun mengistirahatkan dirinya di tempat yang baru saja ditunjuk Yuju.
*****
Jungkook dan Yuju sedang beristirahat di tempat pengungsian itu. Sekujur tubuh Jungkook baru terasa lelah dan sakit setelah apa yang terjadi beberapa saat yang lalu. Masih membekas di ingatan Jungkook tentang kondisi desa yang dulunya asri dan hijau, penduduk desa yang semuanya ramah, rumah-rumah yang berjajar rapi, semuanya habis. Semuanya habis ditimbun hujan abu dan diguncang gempa.
“Bagaimana keadaan di sana?” tanya Yuju yang sedang mengobati lengan Jungkook yang tergores.
“Kacau. Sangat berbahaya. Semua keindahan yang biasa kita lihat hancur,” jawab Jungkook.
“Dan katanya awan panas itu akan menyapu desa. Bagaimana jadinya desa itu nantinya?” tanya Yuju.
Entahlah, Jungkook enggan menjawab pertanyaan itu. Haruskah pertanyaan itu dijawab? Bukankah jawabannya sudah jelas kalau desa itu akan hancur sepenuhnya setelah diterjang awan panas? Membayangkannya saja membuat Jungkook bergidik. Bahkan, rangkaian kejadian yang baru saja terjadi masih membuatnya bergidik.
Yuju menatap sekelilingnya. Beberapa orang tua murid yang dia kenali masih menangis karena anak mereka belum juga ditemukan. Di sisi yang berseberangan dengan mereka berdua, Yuju melihat kedua orang tua Sooyoung yang menangis meratapi menghilangnya anak mereka. Mungkin, mereka menyesal atas apa yang telah mereka perbuat selama ini terhadap anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Descendants Of The Sun [BTS-GFRIEND, SVT-GFRIEND, BTOB-RV FF]
FanficDi sebuah desa di pulau Jeju, Yuju jatuh cinta dengan seorang pemuda bernama Jungkook, seorang mahasiswa kedokteran yang sedang melakukan penelitian untuk kelulusannya. Di sisi lain, Jungkook juga jatuh cinta pada Yuju, seorang guru sukarelawan yang...