"Kembang api di Lapangan Gyoboshi?"
"Iyaa, kami adalah panitianya."
Sudah hampir enam bulan aku menetap di rumah baruku, meskipun ini adalah lingkungan lamaku. Musim panas sudah berlalu ketika pertama kali aku mengintip dari jendela kamarku dan menemukan seorang pria di dalam kegelapan malam. Dan sekarang salju pertama sudah turun sejak dua minggu yang lalu karena biasanya musim dingin datang lebih awal di Sapporo. Selain itu, aku sudah memiliki beberapa teman sekarang, terlebih lagi salah satu diantara mereka adalah Yutaka Sata.
Aku beruntung karena bisa melihat mereka setiap hari. Tidak perlu lagi menyibakkan gorden jendela kamarku dan memperhatikan mereka dalam diam. Saat ini aku bisa duduk bersama mereka sambil tertawa seperti sudah lama saling mengenal. Selain itu karena Haruo tinggal di depan rumahku, sekaligus tempat mereka berkumpul maka aku jadi bisa melihat Yutaka juga.
Aku sudah terbiasa memanggil mereka dengan nama kecil, seperti yang mereka lakukan juga terhadapku. Pada awalnya cukup sulit untuk membiasakan diri memanggil seseorang yang baru dikenal dengan nama kecil mereka. Berbeda ceritanya ketika Saburo dan Haruo, mereka bisa membuatku merasa nyama ketika bersama mereka seperti ingin menghilangkan jarak dan formalitas diantara kami. Namun tidak seperti Haruo dan Saburo, hingga saat ini aku masih memanggil Yutaka dengan nama depannya.
Memang benar tebakanku bahwa mereka semua masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) tingkat akhir. Sama sepertiku, mereka akan menghadapi ujian akhir tahun ini. Akan tetapi perbedaannya adalah setelah itu mereka akan resmi sebagai pria dewasa yang akan belajar di universitas, sedangkan aku masih harus berjuang keras untuk menikmati masa remajaku dengan masuk ke SMA.
"Chie-chan bagaimana? Apa sudah punya rencana untuk Festival Hanami?"
Rencana untuk Festival Hanami? Festival Hanami adalah sebuah perayaan yang dilaksanakan selama tiga hari di awal musim gugur yang biasa dilakukan di daerah tempat tinggalku. Karena perayaan atau festival untuk menyambut musim gugur memiliki nama dan bentuk yang berbeda di setiap wilayah di Jepang.
Aku melirik kearah Yutaka yang masih asyik dengan permainan gitarnya. Dia terlihat tidak begitu antusias dengan festival itu seperti kedua temannya, Saburo dan Haruo. Setelah aku memperhatikannya dari dekat, memang Yutaka memiliki kepribadian yang jauh berbeda dari teman-temannya. Ia tidak banyak bicara dan lebih suka bermain gitar dalam kebisuannya. Tidak suka memperhatikan hal kecil karena menurutnya adalah hal yang merepotkan. Selain itu aku tidak pernah melihatnya antusias akan sesuatu, atau mungkin semua penilaian yang aku berikan kepadanya tidak keseluruhan adalah benar.
"Sepertinya aku akan bersama dengan keluargaku."
"Eh? Begitu yaa? Jadi Chie-chan tidak datang ke Lapangan Gyoboshi?"
Tentu saja aku ingin datang, selama ada Yutaka di sana pasti aku ingin datang. Tapi aku tidak pernah menghabiskan festival apapun itu bersama teman-temanku. Aku hanya diam di rumah sambil makan kue dengan keluargaku. Hal-hal seperti pergi ke kuil dan datang ke festival dengan teman-teman adalah kegiatan yang tidak pernah aku lakukan. Itu sebabnya aku tidak begitu mengerti bagaimana caranya menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama dengan teman-teman.
Bertemu dengan mereka saat ini, sedikit banyaknya merubah pola fikirku. Selain itu berteman dengan orang yang jauh lebih dewasa rasanya sangat berbeda ketika berteman dengan orang-orang yang memiliki usia yang sama. Mungkin karena sudah memasuki dewasa maka cara berteman dan memperlakukan teman juga cukup berbeda. Sepertinya memang akan menyenangkan jika sesekali aku menghabiskan Festival Hanami di luar rumah bersama teman-teman baruku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Love is Breaking
RomanceUntuk beberapa alasan aku tidak ingin melepaskannya jauh dariku. Tapi hubungan kami tidaklah sejelas itu, hanya saja banyak orang yang menganggap bahwa sebaiknya status diantara kami diperjelas saja. Tapi ada satu ikatan kuat diantara kami yang m...