Epilog

10 1 0
                                    

"Wahh, jadi ini kota Sapporo yaa! Tapi kenapa dingin sekali disini?"

Aku tersenyum melihat tingkah aneh yang selalu ditunjukkan oleh Shiori. Karena ini adalah perayaan tahun baru makanya aku kembali ke Sapporo untuk menghabiskan malam tahun baru bersama keluargaku. Tapi entah kenapa malah berakhir dengan Shiori yang ikut bersamaku pulang ke rumah.

"Ini karena Momota-nii san yang bercerita berlebihan tentang Sapporo. Shiori jadi memaksa ingin ikut pulang dengan kita," gerutuku pada Momota.

"Aku tidak cerita yang berlebihan kok! Lagipula festival kembang api di Sapporo memang tidak tertandingi kan? Kenapa Chie-chan tidak suka jika Shiori ikut pulang bersama kita?"

"Bukannya tidak suka, aku hanya ingin dia melewatkan waktu seperti ini bersama keluarganya."

Sudah tiga tahun berlalu, saat ini aku sudah berusia 23 tahun dan telah menamatkan kuliahku. Sekarang aku bekerja sebagai penyiar radio, pekerjaan yang baru beberapa bulan ini aku dapatkan. Memang sulit mencari pekerjaan di kota besar seperti Yokohama, tapi bukan berarti aku tidak bisa mendapatkan pekerjaan.

Aku kembali dengan perasaan bahagia ketika masa libur tiba karena berharap bisa bertemu dan berkumpul dengan keluargaku di rumah. Itu sebabnya aku tidak lagi benci masa liburan, malah sekarang setiap harinya aku selalu berharap agar mendapat libur panjang. Manusia memang seperti itu yaa? Memiliki fikiran yang cenderung berubah-ubah meskipun pada awalnya menolak akan sesuatu tapi kemungkinan untuk merubah keputusan selalu dalam persentase yang besar pula.

"Baiklah, sampai ketemu nanti malam yaa! Chie-chan, Aika-san."

Nanti malam ada festival kembang api di Lapangan Gyoboshi, seperti yang dilaksanakan setiap tahunnya. Sudah hampir delapan tahun aku tidak pernah bertemu dengan Sata. Meskipun jarak antara Yokohama dan Tokyo tidaklah jauh, tapi kami tidak pernah bertemu. Sesekali aku mendengar bahwa dia mengunjungi Momota, tapi tentu saja itu semua tidak ada hubungannya denganku. Mendengar bahwa ia baik-baik saja selama tinggal di Tokyo sudah lebih cukup dariku, meskipun keinginan untuk menemuinya tiba-tiba muncul didalam hatiku tapi akan lebih baik jika aku menyimpannya saja.

Ketika mendengar kabar bahwa Sata telah sukses menjalankan usahanya sendiri, aku merasa senang karenanya. Selain itu, aku juga mendengar kabar bahwa dia akan segera menikah. Memang terdengar aneh dan sedikit menyakitkan ketika rumor tentang pernikahannya sampai di telingaku. Tetapi mendengar kabar baik tentang dirinya sudah lebih dari cukup untukku, aku tidak akan berharap lebih. Akan tetapi belakangan ini aku merasa masih ada sesuatu yang mengganjal di hatiku ketika teringat tentangnya.

Sebuah permintaan maaf yang tulus, mungkin adalah hutangku yang masih belum lunas kepada Sata. Saat itu ketika aku belum mengetahui kebenarannya dan menimpakan semua kesalahan terhadapnya, untuk itu aku masih berhutang maaf padanya. Untuk semua hal buruk yang telah dilakukan oleh ibuku terhadap keluarganya, untuk itu aku masih berhutang maaf padanya. Untuk janji yang tidak pernah bisa aku tepati, untuk itu aku juga masih berhutang maaf padanya.

"Jadi ini Gyahi Café yang sering kau ceritakan itu?"

Aku mengajak Shiori untuk berhenti sebentar minum kopi di café yang telah menjadi bagian dalam hidupku. Meskipun tidak banyak mengambil peran, tapi entah mengapa aku menjadikan tempat ini sabagai tempat favoritku. Aku tidak pernah lupa mengunjungi café ini ketika aku kembali ke Sapporo.

Mungkin bagiku tempat ini tidak memiliki banyak kenangan, namun bagi Sata tempat ini memiliki kenangan yang pasti mengingatkannya pada masa lalu. Bagiku salah satu cara untuk berdamai dengan hatiku sendiri adalah membiarkan semua kenangan-kenangan itu mengalir memenuhi hatiku. Aku tidak akan menolaknya lagi karena aku tidak memiliki cukup kekuatan untuk melawan kehendak hatiku. Namun berdamai dengan diri sendiri ternyata jauh lebih membuatku mampu berfikir dewasa dalam menerima kenangan-kenangan yang menyakitkan sekalipun.

When Love is BreakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang