7

259 32 5
                                    

Collin POV

DDRRTTT DRRRTT

'Leon calling...'

Aduh! Apaan sih ganggu banget.

Aku mengecilkan suaraku, menjawab telepon Leon, "Halo? Apaan?"

"Eh, lo lagi dimana?"

"Kepo lo, ada apaan sih?!"

"Itu laptop gue kayaknya ada di mobil lo, gue mau ngerjain presentasi besok, ngik."

"OH IYA ANJIR! BESOK PRESENTASI!" teriakanku membuat semua mata tertuju padaku. Karena takut ketahuan Catlyn, aku segera pergi dari tempat itu.

Damn! Hampir aja gue ketauan.

Aku segera kembali ke mobilku untuk pulang, "Oh iya, gimana cara gue kerja ama itu cewek cebol? Contact-nya aja gue ga tau. Mana males banget, masa iya seorang Collin kerja kelompok ama kotoran singa?"

-

Jam pelajaran keempat adalah presentasi. Fix. Hari ini aku tidak akan masuk.

"Woy! Sekolah! Molor mulu lo! Jangan-jangan lo sengaja ga masuk soalnya hari ini presentasi ya?" Leon membangunkanku yang sedang berpura-pura tidur.

Tubuhku menggeliat, "Hoaamm emhh, gue kayaknya sakit. Gue ga masuk ya." Aku memasang wajah sedih sekuat tenaga, agar Leon mau mempercayaiku.

Tak sesuai dugaan, Leon langsung mempercayaiku dan segera turun untuk pergi ke sekolah. Diam-diam aku mengintipnya dari balik pintu yang terbuka sedikit. Suara mobil terdengar.

"Yes! Leon beneran berangkat! Gue bebas ga presentasi!"

BRAK!

"Hahaha... Ketauan kan lo," Tiba-tiba saja Leon membuka pintu kamar dengan keras. Ia melihatku berdiri melihat ke arah jendela memastikan mobil Leon akan melaju meninggalkan rumah, "trik lo pura-pura sakit udah ga mempan, gue udah idup berapa lama ama lo? Yakali gini doang gue ga tau."

Aku kembali naik ke kasurku, "Ah gue beneran sakit, ga sekolah aja lah nanti kalo di sekolah gue pingsan gimana?"

"Ga ada, cepet mandi apa gue aduin ke pak Freddrick?"

"Aduin apaan coba? Kan gue beneran sakit." Leon tersenyum jahat.

Ia memutar sebuah rekaman dari handphonenya, "Yes! Leon beneran berangkat! Gue bebas ga presentasi!"

Sial! Leon ngerekam kata-kata gue tadi.

Ia mengangkat sebelah alisnya. Aku menggigit bibirku, tidak berani memandangnya. Akhirnya aku menyerah. Aku pergi ke sekolah, without bahan presentasi.

Semoga hari ini terjadi sesuatu sebelum pelajaran tugas presentasi, terus ga jadi presentasi. Amin.

Aku ikut mobil Leon karena terlalu malas menyetir sendiri. Selama perjalanan, aku berusaha terlihat santai di depan Leon. Aku tidak ingin dia mengejekku lagi.

"Makanya, dapet tugas ya dikerjain."

"Dih! Ogah banget ngerjain bareng kutil gorila entar gue ga steril, lagian gue juga ga tau kontaknya."

"Anjir anak orang lu katain. Ya dah serah lo, ga dapet nilai mampus lo." Aku menatapnya sinis.

Akhirnya kita tiba di sekolah. Aku tidak melihat keberadaan Catlyn ataupun Lynzie, kukira mereka tidak masuk. Aku langsung menuju ke kelasku di lantai 2.

My Idol BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang