9

287 37 2
                                    

"Co ... Co ... Collin?" Catlyn tidak dapat lagi membendung perasaan bahagianya melihat lelaki yang berhadapan dengannya saat ini.

"Ya? Surat-surat lo bener kan? Haha... Gue juga kangen sama lo, Kucing."

Catlyn langsung memeluk Collin, Catlyn menangis, menangis bahagia. Collin yang masih cedera, dengan tongkat yang menjepit di lengannya, juga kepala dibalut dengan perban, membalas pelukan Catlyn.

"Ekhm... Ciee aduh yang kangen-kangenan mah lupa sama yang di sini," celetuk Lynzie yang memang datang bersama Collin dan Leon, memberi kejutan kepada Catlyn.

Catlyn mengusap air matanya, dan melepaskan pelukan mendengar celetukan Lynzie, "Hahaha... Maaf," Ia memandang ke arah Collin tidak percaya bahwa Collin benar-benar di hadapannya, "ehm... Kok bisa lo di sini? Terus, kok bisa sama mereka juga?"

***

Setelah berita kecelakaan tersebut, memang benar Collin dilarikan ke rumah sakit tempat Catlyn, Lynzie, dan Leon datang. Collin dirawat di ruangan khusus, karena dia seorang idola. Dokter, suster, semua pihak medis juga mengupayakan keselamatan Collin. Pendarahan hebat di kepala Collin karena benturan keras dari kemudi, dikhawatirkan masuk sampai ke otak. Kaki kiri, juga tangan kiri Collin patah. Hampir 70% kemungkinan Collin lumpuh atau mungkin tidak terselamatkan.

Saat Catlyn dan kedua kawannya masuk ke rumah sakit, sebenarnya Collin dalam keadaan sadar. Bahkan sebelum dibawa ke rumah sakit, Collin masih sadar. Ia sendiri yang berteriak minta tolong, tapi tidak sanggup menelpon siapapun.

Collin tahu bahwa Catlyn pasti akan mencarinya, "Sus, tolong kalau ada yang cari saya, namanya Catlyn Leonora, orangnya cantik, tinggi, bilang aja saya meninggal ya."

"Ta ... tapi ...,"

"Udah ga pa-pa kok."

Media memang beramai-ramai mencari berita tentang kecelakaan yang dialami personil deCoLe tersebut, tapi tim agency berhasil menutup rapat-rapat soal Collin. Tidak ada seorangpun yang tahu keadaan Collin. Sampai pada keesokkan harinya, manajer deCoLe memutuskan membawa Collin berobat di Singapore karena khawatir dengan kesehatan Collin.

Soal Lynzie dan Leon?
Sebenarnya mereka sudah bertemu dengan Collin. Setelah mereka mendapat kabar dari suster yang membantu merawat Collin, bahwa Collin telah tiada, mereka menyerah. Mereka hanya memikirkan bagaimana dengan Catlyn yang langsung jatuh pingsan. Catlyn pingsan sekitar enam jam, Lynzie dan Leon memutuskan meninggalkan Catlyn dulu, menunggunya tersadar kembali. Saat akan pergi membeli makanan, mereka berdua dipanggil oleh suster yang memberitahu kematian Collin. Mereka mengikuti kemana suster itu akan membawa mereka, dan sampailah di kamar rawat Collin.

Shock. Ya, itu pasti. Mereka begitu tercengang melihat ternyata denyut jantung Collin masih berdetak, dan dia masih di dalam kamar rawat, bukan di ruang ... ya itulah.

"Jangan ngeliatin gue kayak gitu juga kali." ucap Collin sambil menutup mata, berpura-pura tidur. Lynzie yang tadinya melihat begitu dekat ke arah wajah Collin, spontan mundur.

Leon yang masih tidak yakin, menyentuh kaki, tangan dan wajah Collin dengan jari telunjuknya, "Yeh! Ga usah gitu juga! Gue masih idup nih, manusia kok gue belom jadi makhluk goib," oceh Collin yang dijawab dengan nafas lega dari Lynzie, "eh iya, itu Catlyn mana?"

"NAH! IYA! ITU! Gue mau nanya! Kenapa suster tadi bilang lo udah meninggal?! Catlyn shock gila ampe pingsan noh!"

"HAH?! PINGSAN?! Ya ... baguslah,"

"Bagus pala lo pitak!"

"Ya bagus dong kalian bisa ke sini jadinya hahaha...," jawab Collin sambil tertawa, Lynzie menatap sinis ke arahnya, "Oh iya, lo berdua jangan bilang ke dia kalo gue di sini! Awas lo berdua!"

My Idol BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang