Satu

88 13 9
                                    

"Ma! Buruan nih, udah jam 6 kurang. Nanti telat sampe sekolah!" teriakku dari depan rumah.

"Sabar! Salah siapa kalo bangun kesiangan! Kamu yang gak bisa bangun pagi ya maklum kalo telat." Mama balik mengomel padaku sambil menyalakan sepeda motor.

"Yaa kan dimana-mana itu Mama yang bangunin anaknya. Kalo gini terus caranya aku yang jadi alarm di rumah." omelku balik lalu ikut naik ke sepeda motor.

"Budhe, saya berangkat dulu, tolong adek dibangunin, nanti dia telat ke sekolah juga" ucap mama pelan kepada budhe, yang menjaga adek di rumah sampai mama pulang dari kantor.

"Oh¸ Inggih bu" [iya bu] jawab budhe sama lembutnya.

"Daaahhh budhe" ucapku sambil melambai-lambaikan tangan pada budhe saat motor mama mulai melaju.

Ini hari pertama sekolah a.k.a tahun ajaran baru, semua kakak kelas sudah pulang dari liburannya dan kembali ke sekolah lagi melihat adek kelasnya yang baru. Ya iyalah,aku termasuk adek kelasnya. MOS sudah selesai 3 hari yang lalu dan yang seperti kalian tahu. Aku akan terlambat di hari pertama masuk sekolah, haha, lucu sekali.

"Makasih ma, Assalamu'alaikum" ucapku salim lalu berlari secepat mungkin menuju kelas.

"Iya sayang! Sekolah yang rajin!" teriak mamaku berusaha supaya aku mendengarnya.

{Semoga belum ada hukuman buat anak telat} batinku.

Dengan tergesa-gesa aku berlari menuju lantai atas dan menuju kelasku 7D. Sesampainya di kelas aku langsung duduk di baris ketiga dari barisan bangku dekat pintu sesuai tempat duduk saat masih menjalakan MOS. Lalu aku melempar tasku, mengambil topi yang terikat disabuk dan.....

CTAS!

Aku terkejut melihat seorang guru berjilbab dengan membawa penggaris kayu sepanjang satu meter yang membuatku berhenti di tengah jalan.

"Kamu tidak tahu ini jam berapa?! Sekarang sudah waktunya upacara!" bentaknya membuatku meneguk ludah.

"S-saya baru d-dat-datang bu" ucapku tergagap dan aku merasa bulu kudukku berdiri melihat kegalakan orang di depanku ini.

"Kalo gitu cepat turun" ucapnya dengan nada bicara turun.

"Iya, permisi bu" aku melewatinya dengan sedikit bungkukan lalu berlari ke bawah dan menuju barisan kelasku.

"Lho Al, hari pertama kok udah telat aja" sambut Rere melihatku yang baru sampai di belakangnya.

"Hosh hosh, iya nih" balasku lalu mengenakan topi dan berdiri tegap.

"Hei, tinggi di depan tauk" ucap Dyah melihatku yang sedang meringis dan ditertawai oleh Atna, Rere dan Jazira -teman sebangku-.

"Udah tau, tapi namanya telat ya gimana lagi" balasku santai menanggapi Dyah.

Setelah itu, upacara pun berjalan tenang kecuali di bagian kakak kelas yang mungkin rindu bertemu teman-temannya.

-----

"Selamat pagi anak-anakku tercinta" sapa seorang guru berjilbab dengan nada layaknya presenter di televisi.

"Pagi Bu Wulan" sahut para kakak kelas semangat.

"Pertama saya ucapkan pada anak-anak kelas 7, selamat datang di sekolah kita tercinta, SMP Citra Bangsa!" sambut Bu Wulan dengan semangat menyebutkan nama sekolah yang diikuti tepuk tangan oleh kita semua.

"Sebelumnya, saya disini ingin mengenalkan guru baru dalam tahun ajaran baru ini 2063/2064 dan seperti biasanya pula kita akan melaksanakan halal bi halal sebagai bentuk pertemuan pertama kita untuk saling mengenal. Nah disini ada bapak ganteng bernama...."

IDIOT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang