Lima

42 10 1
                                    

Rabu, 5 September 2063

“Saya gak setuju” ucap Lisa lantang saat mendengar penjelasanku di depan kelas.

“Maaf, atas dasar apa anda tidak setuju?” ucapku culas.

Yaa beginilah setiap pelajaran IPA berkelompok dan aku terpisah dari Lisa, akan selalu ada perang debat.

“Ya karena tidak ada suhu celcius dan farenhait yang bisa sama. Atas dasar apa anda bisa bilang bahwa kedua termometer tersebut dapat menunjukkan suhu yang sama?” balas Lisa disambut sorakan dari kelompoknya.

Mungkin mereka pikir itu adalah pertanyaan skak mat.

Tema kelompok yang ditentukan oleh PPL kali ini adalah mencari penemuan yang menurut masing-masing kelompok bagus untuk dipublikasikan di depan kelas. Dan kelompokku menampilkan bahwa termometer itu dapat menunjukkan skala yang sama.

Lisa sangat suka membuat debat denganku dalam pelajaran IPA, aku juga senang menerimanya karena kita memang senang dengan perdebatan yang asik dalam pelajaran kesukaan kita.

“Mau bukti?” ancam Naya memperlihatkan senyum miringnya sebagai anggota kelompokku.

“Tentu saja” jawab Lisa yakin.

Tanpa basa-basi aku langsung menulis cara bagaimana menemukan skala yang sama antara suhu celcius dan farenhait.

Setelah selesai, aku balik menatap Lisa.

“Bagaimana? Apa anda mau mencoba sendiri dengan cara yang anda punya bahwa skala -40 C sama dengan -40 F?” balasku tersenyum miring melihat Lisa yang masih tidak  percaya.

Lisa pun maju dan mencoba menghitung dengan caranya sendiri dari celcius ke farenhait dan sebaliknya.

Orang awam yang tidak pernah melihat keseharianku dan Lisa akan mengira aku dan Lisa adalah musuh bebuyutan.

Padahal kami itu teman, bahkan sahabat ‘debat’ yang selalu kompak bila menjadi satu kelompok. Guru PPL suka memisahkan aku dan Lisa supaya kelas itu ramai dengan sesi tanya-jawab.

Lisa terkejut dengan hitungannya. Dia mencoba menelitinya lagi dan tidak menemukan kesalahan dalam hitungannya.

“Terima kasih atas debatnya hari ini, tapi maaf. Fisika adalah pelajaran yang tidak dapat diperdebatkan karena termasuk ilmu pasti. Salah karena salah hitung atau tidak sama  sekali” balasku tersenyum bangga.

Lisa mengembangkan senyum bangganya juga dan menepuk pundakku sebelum duduk di tempatnya.

“Sekian dari kami, wassalamu’alaikum” tutupku langsung disambung duduknya kelompokku.

Selanjutnya adalah kelompoknya Lisa, dan ini akan menjadi menarik karena bisa balas mengalahkannya. Dia menampilkan biologi.

Dan hei, pelajaran itu dapat diperdebatkan.

“Kami akan membahas bahwa minyak dan air tidak dapat bersatu. Pernahkah kalian melihat pada makanan kuah berminyak seperti soto atau rawon? Pasti ada terlihat genangan berbentuk bulat dalam kuahnya, itu adalah minyak yang tidak menyatu dengan air karena mereka memiliki ikatan yang berbeda. Air menggunakan ikatan polar, sedangkan minyak menggunakan ikatan non-polar……” kelompok Lisa menjelaskan penemuan menarik mereka dengan jelas.

“Apakah ada pertanyaan?” Lisa langsung melihatku yang mlas untuk bertanya.

“Ya, Zeva” tunjuk Lisa sedikit kecewa dengan tindakanku yang tidak mau berdebat.

“Apa itu ikatan polar dan non-polar?” pertanyaan yang pasti diajukan karena menjadi bahasa baru dalam hal yang selama ini diterangkan.

Kenapa aku tidak bertanya? Karena yang ingin kutanyakan adalah hal dasar yang tidak bisa menjadi sebuah perdebatan seperti pertanyaan Zeva.

IDIOT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang