Lima Belas

20 5 1
                                    

Kamis, 11 Oktober 2063

"Al, elo kenapa sih? Akhir-akhir ini ngelamun terus. Liburan minggu lalu ngasih dampak apaan ke elo?" Nia membuyarkan lamunanku.

Kebetulan sekali. Saat aku membutuhkan motivasi, Nia menjadi teman sebangku.

Sialnya, bangku sebelah kiriku Ian dan Arkan. Di belakangnya mereka ada Gema dan Insan.

[Gema, atau harus ku panggil. Alva, aku mengenalnya dengan nama itu.]

"Ye, malah ngelamun lagi" senggol Nia sebal.

Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal, "Gomen" (Maaf)

"Elo bisa bahasa Jepang? Serius, belajar darimana?"

Aku menoleh, ternyata itu Gema. Dia sedang duduk dengan Ian, di bangku sebelahku.

Bangku sebelahku.

[Ayolah, kenapa aku sangat alay]

"Iyaa, aku cuman tahu beberapa? Itu pun denger dari vocaloid aja"

"Apa itu vocaloid?" Gema mulai menghadapku.

"Vocaloid itu kayak semacam anime tapi cuma aktif di dunia musik. Semacam produser musik untuk para anime" jawabku sebisa mungkin.

"Kamu suka anime?"

"Suka" balasku girang

[Tunggu, dia pake 'aku-kamu'?!]

"Aku punya beberapa anime, nggak banyak, ada lagunya juga. Mungkin kamu mau tuker animemu sama aku?" Gema menawarkan diri.

"Boleh. Tapi animeku sangatlah sedikit. Mungkin nanti aku banyak minta daripada ngasih" balasku yang dibalas isyarat 'OK' olehnya.

Tanpa sadar, aku telah menciptakan modus untuk mendekatinya.

Eit, bukan aku yang memulai

Dia

.

.

.

.

.

Atau mungkin ucapan Lisa sebelumnya benar.

[Aku ngerasa dia suka sama cewek itu] ucapan Lisa terngiang di telingaku.

Mungkinkah

"Al, ini lagunya. Elo boleh milih duluan" Gema sudah berdiri di depan mejaku dan menawarkan hapenya.

"Gak makasih, jangan sekarang"

Gema pun menarik hape kecilnya dan kembali duduk bersama Insan dan mengobrol dengan mereka.

Tidak, dia lebih banyak diam daripada berbicara dengan mereka.

Mungkinkah dia kecewa?

Oke

Otakku memberikan ekspektasi yang berlebihan.

"Al,ayo siap-siap. Ambil bukumu yang perlu" Nia mengingatkanku.

"Eh, buat apa?"

"Zeva bilang kita tukar kelas sama 7C. Bu Tiena mau ngasih materi lewat slide. Punya kita lagi rusak soalnya" jawab Nia yang ku balas anggukan dan kami pun beranjak bertukar dengan 7C.

"Baik anak-anak. Terima kasih sudah mau datang dengan cepat" sambut Bu Tiena memulai pelajaran.

Kelas ini terasa lebih kecil dibandingkan kelasku.

IDIOT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang