Dua Puluh Empat

18 2 0
                                    


Senin, 17 Desember 2063

"Al, cepetan, ini kurang satu orang buat voli" gertak Ian heboh yang melihatku hanya duduk.

"Kan ada Arkan, elo, Renald, Damar, Noura, sama Dita" ucapku malas.

"Dita gak bisa voli, ayo cepetan" omel Ian sebal.

"Duh, kenapa harus gue sih. Kan gue nanti juga harus main bola tangan elah" omelku berdiri malas.

"Nah, gitu, cepetan. Kita lawan 7E" ucap Ian pergi mendahuluiku.

"7E" gumamku malas.

Aku pun pergi ke lapangan dan lihatlah, mereka sudah siap bermain.

Aku juga gak bisa voli elah

"Al, servis duluan" ucap Arkan melempar bola volinya padaku.

"Eh, tapi" ucapku terpotong oleh pelototan Ian.

"Semangat rek!" teriak Lisa.

Aku hanya bisa mengalihkan pandanganku dari Lisa dan...

DEG

Gema tersenyum, memberi genggamannya untuk menyemangatiku dari jauh.

Aku harus bisa.

HARUS.

BUK

"Servis yang bagus Al!" teriak Arkan langsung bersorak saat bolanya tepat masuk mengenai garis belakang.

Musuh ngira itu bola keluar, ternyata masuk.

Yaa, siapa dulu, Aly gitu hahaha.

Enggak ding, ini karena Gema ada disana.

Bwahahaha

Apaan sih

Alysha alay, lupakan.

"Ayo lagi, gantian Yan" ucap Noura memberikan bolanya pada Ian supaya dia menservis.

Aku pun harus bisa lanjut pada permainan ini.

Sekali lagi, Gema masih disana dengan senyum menyemangati.

[Dia beneran nyemangati aku gak sih?!] batinku mulai pesimis.

---setelah classmeet selesai---

"Yeay! Kita menang dipermainan bola tangan!" teriak Dita bangga.

Kita kalah di semua classmeet, kecuali bola tangan dan basket di juara dua.

"Jangan lupain basketnya Dit" ucap Lisa.

"Iya iya, setidaknya kita punya hadiah kemenangan atas usahanya kita" Dita lompat kegirangan.

Aku mengalihkan pandanganku. Diriku lelah.

Bayangin, gue disuruh ikut voli, basket, dan bola tangan.

Kayak gak ada cewek lain aja.

Tapi gue suka suka aja sih, hehe.

"Awas Gem" ucap Arkan disambut tawa.

Gema, Arkan, dan Dyah lagi main pukul-pukulan dengan samsak salah satu dari mereka.

Asik kayaknya.

"Aku ikut dong!" ucapku langsung menghampiri mereka.

"Tukang ngikut" Gema sewot saat aku datang.

"Apaan sih" balasku sinis.

"Udah deh, ayo Al, pukul" Arkan menjadi tameng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IDIOT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang