Dua Puluh Tiga

3 2 1
                                    


Rabu, 5 Desember 2063

Hari ini ada ekskul basket, padahal seharusnya ekskul itu diberhentikan semua. Kecuali band,yaa, kan mau tampil pas classmeet.

"Gem, Ar, cepetan elah. Itu kelas milik semua orang malah kalian pake ganti" omelku.

"Cepetan, aku mau ambil tas terus pulang" omel Nia.

"Bentaran napa sih" Arkan mengomel balik.

Kriek

Akhirnya pintu kelas dibuka...

DEG

"Emang harus pake baju hitam gitu?" tanya Nia.

Satu kata.

.

.

.

Kece

Dan aku speechless

"Hei,hei, ini malah ngelamun" Gema melambai-lambaikan tangannya di wajahku.

"Gak, paan sih" ucapku menepis tangannya.

"Duh,marahan" Gema langsung pergi.

"Eh, Gem, tunggu gue ciah" Arkan berlari mengejar Gema.

Aku dan Nia mengambil tas lalu pulang.

"Musuhan mbaknya?" Nia menanyaiku.

"Hem, gegara dia tuh, bikin sebel"

"Kenapa? Cerita in. Jahat gak pernah cerita"

"Iya iya, jadi gini"

---

\FLASHBACK ON

From : Alvaro Gema

Gak kerasa ya, udah mau classmeet aja

---

To : Alvaro Gema

Hem, emang. Buktinya band lagi parah-parahnya latihan, dan flashmob kelas kita udah tinggal beberapa part latihan.

---

From : Alvaro Gema

Oh ya? Gimana flashmobnya?

---

To : Alvaro Gema

Yaa, lagu baratnya udah siap, udah diedit dkk. Tapi anak-anak gabungin sama dangdut.

---

From : Alvaro Gema

Serius? Lo bakal nge-dangdut gitu.

---

To : Alvaro Gema

Hem, ya gimana lagi.

---

From : Alvaro Gema

Bukannya elo ketuanya ya?

---

To : Alvaro Gema

Iya emang

---

From : Alvaro Gema

Terus kenapa elo diem aja kalo gak suka?

---

To : Alvaro Gema

Ya biar kelihatan beda aja. Toh itu pendapat anak-anak kan. Gue kudu ngehargain itu.

IDIOT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang