Enam Belas

18 4 2
                                    

Sabtu, 13 Oktober 2063

"Gem, gimana kabarmu?" sapaku saat melihatnya di gerbang sekolah.

"Baik, makasih" ucapnya yang kubalas anggukan.

Hening.

Kami berjalan beriringan sampai di kelas.

Gema berhenti dan menyuruhku masuk ke kelas duluan. Aku hanya menurutinya.

Setelah aku duduk dan mengobrol dengan Nia cukup lama, barulah Gema masuk.

Kemudian Lisa masuk.

[Apakah Gema menunggu Lisa dulu?] batinku merasa sakit.

Oke aku alay

Tapi memang begitu rasanya.

"Wee, akhirnya masuk juga nih anak. Maafin gue ya Gem" Insan menyambut kedatangan Gema.

Gema hanya tersenyum sebisanya.

[Anak ini pendiam] batinku

[Ya memang dari awal ketemu] tambahku dalam hati

"Eh, Al, elo bawa bahannya?" Ian menyelidiku

"Udah dong, elo bawa air kotor gak?" balasku pada Ian yang dibalas cengiran.

Aku mengendus, [Dasar anak ini, pelupa]

"Nanti kita mbuat aja" sela Gema membuatku tertegun.

Entah kenapa aku mendadak tuli.

"ALYSHA!" teriak Ian membuatku gelagapan.

"Gak usah dikuping juga!" gertakku balik.

"Abis, dipanggil dari tadi gak noleh" ucap Ian bersedekap.

"Ayo, udah telat ke lab" tambah Gema langsung pergi mendahului.

Aku hanya bisa mengangguk lemah.

[Dia membuatku terdiam hanya dengan berbicara. Semoga aku bisa menyingkirkan perasaan ini] batinku

Seperti biasa, kami duduk di tempat kami.

Gema ada di sebelah kiri Ian dan aku di sebelah kanan Ian.

"Silahkan bekerja anak-anak" ucap Pak Fajri membuat kami beranjak menuju gazebo di depan perpustakaan.

"Kamu bawa kain katun? Eh, bajunya siapa ini?" Ian melihat bahan-bahan yang ku bawa.

"Itu bajunya adekku, gak kepake. Baru aja dicuci buat tugasku" ujarku dibalas tawa oleh Ian dan senyum simpul dari Gema.

"Yan, minta arang batok kelapa ke Dyah dong. Gue kemarin nitip dia soalnya" suruhku dibalas anggukan oleh Ian.

Bodohnya aku.

Aku membuat diriku terjebak sendiri.

Eh, bukan, berdua.

Aku dan Gema.

Hening.

Aku mulai menyusun bahannya di dalam botol mineral 2 liter yang dibawakan oleh Gema.

Gema hanya memerhatikanku bekerja.

Sampai akhirnya berhenti di susunan arang batok kelapa.

"Ian kok gak balik-balik" gumamku sebal.

[Aku lelah terjebak berdua] tambahku dalam hati.

"Makasih" ucap Gema tiba-tiba membuatku terkejut.

IDIOT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang