Sembilan

24 6 0
                                    

FLASHBACK ON

"Yuu" panggilku pada seorang cowok bertubuh tegap.

"Aduh, berhenti manggil aku itu. Namaku itu Handika Wahyu Nurdianto, panggilannya Andi" omelnya tiap kali aku memanggilnya 'Yuu'.

"Aku lebih suka Yuu. Kan lucu" balasku tersenyum.

"Dasar" ucapnya merangkul leherku.

Yuu, pacar pertamaku.

"Yuu, aku bosen"

"Cih, berhenti memanggilku Yuu" omelnya melepas rangkulan di leherku.

"Apa sih, kan lucu. Itu namanya panggilan kesayangan" omelku balik.

"Panggilan kesayangan?" ucapnya melirikku nakal.

"Apa?" ujarku curiga menatapnya.

Satu

Dua

Tiga

"Iya ini kesayanganku" ucapnya mencubit pipiku.

"Aah, sakit" ucapku mengelus pipiku yang memerah kemudian mengejar Yuu.

[ Dasar Yuu ] batinku tersenyum melihat Yuu yang tertawa lepas.

"Lihat, pipimu kayak tomat" ledek Yuu lagi.

"YUU!!" teriakku mengejarnya.

FLASHBACK OFF

---
To: Yuu
Apaa/?
---
From : Yuu
Ya ampun, njawabnya gitu banget.
---
To: Yuu
Iya deh. Apa Yuu?
---
From : Yuu
Kamu masih nyimpen kontakku pake nama itu? Aku pikir kamu sudah lupa.
---
To : Yuu
Aku yang mbuat, masa' aku yang lupa.
---
From : Yuu
Ya mungkin aja udah lupa, udah berapa bulan kita kandas kan? :/
---

FLASHBACK ON

"Aku gak pernah lho sedeket ini sama cowok. Yaa mungkin ada, temen SD ku. Tapi..."

"Kita ini pacaran Ily, bukan temenan atau sahabatan"

Yuu memanggilku Ily, dia membuatnya dari namaku 'Aly' kemudian merubahnya menjadi 'Ily' sebagai singkatan dari 'I love you'.

"Iya aku tau,tapi kan sama aja. Aku juga sedeket ini sama temenku" kataku polos.

Yuu menatapku geram kemudian mengalihkan pandangannya ke langit.

"Awan itu putih, liat gak?"

"He em" jawabku mengangguk.

"Tapi langit itu lebih cantik kalau warna biru. Tanpa awan..."

"Tapi hampa" potongku.

"Tapi kalau awan itu bertubrukan di langit. Nanti akan ada hujan, petir. Langit jadi kelam"

"Yaa, jangan sampe tubrukan lah" tambahku polos.

"Begitu juga kita" ujarnya lalu menatapku dan menggenggam tanganku.

"Kita?"

"Kamu gak pernah paham sama hubungan kita. Padahal kita udah satu tahun lebih, tapi kamu masih ngira aku sama kayak temen cowokmu yang lain. Aku gak spesial..."

"Kamu spesial" potongku cepat kemudian menggenggam tangannya juga. "Buktinya aku ada disini, kamu ku panggil Yuu" jelasku yang disambung desahan berat dari Yuu.

"Kamu gak paham Al"

Aku menatapnya bingung, "Kamu ini sebenarnya mau ngomong apa sih?" ujarku curiga.

"Aku pingin putus" ucapnya membuatku melepaskan tanganku dari genggamannya.

Aku kehilangan Yuu.

"K-ken-n-napa? Kenapa?!" bentakku tergagap.

"Aku," Yuu melihat ke bawah. "Aku gak suka LDR kita Al, aku...."

"Kamu deket sama orang lain?" tanyaku to the point.

Yuu mengangguk, itu cukup untuk menjelaskan kepergianku dari taman itu.

FLASHBACK OFF

---
From : Yuu
Balesnya lama amat (
---
To : Yuu
Hehehe, maaf. Habis ini aku mau oper angkot
---
From : Yuu
Tunggu aku, kamu lewat sekolahku kan pas oper angkot. Jangan kemana-mana, kita ketemu di tempat les kita dulu.
---

[ Huft, Yuu ] batinku

"Kiri pak" kataku kemudian menuruni angkot dan membayarnya.

Aku berjalan menuju tempat les ku dulu. Tempat dimana pertama kali aku kenal Yuu. Aku duduk di tempat yang disediakan tempat les untuk orang tua yang menunggu anaknya.

Tempat ini tutup bila siang hari seperti ini. Mungkin buka jam 5 nanti.

"Ily" panggil Yuu.

Dia masih mengingat panggilan itu.

Padahal dulu dia sempat memanggil namaku seperti biasa.

"Apa?" sahutku berdiri.

"Kamu mau langsung pulang?"

"Iya" jawabku cepat.

"Hidungmu merah. Kamu habis nangis?"

"Enggak" ucapku berbohong sambil menutup hidungku.

"Bohong. Siapa yang bikin nangis?" ucap Yuu menghampiriku.

Aku pun reflek mundur, "Bukan siapa-siapa" jawabku singkat.

"Ily, kamu masih marah sama aku?" Yuu duduk dan mengisyaratkan aku untuk duduk juga.

Aku pun duduk dan menggeleng.

"Terus kenapa kamu masih diem?"

"Aku cuman males" jawabku asal.

"Kamu mau sampe kapan nginget kejadian itu?"

"Kapan aku bisa lupa kalau kamu juga disini?!" bentakku sambil berdiri.

Yuu berdiri mengikutiku, "Kamu masih marah yaa? Maaf, aku gak maksud" ucapnya.

"Terlambat" kataku kemudian meninggalkan Yuu yang terpaku.

[ Aku gak bisa gini terus, satu masalah belum kelar. Ada lagi masalah lain] batinku mengambil angkot LA.

Saat angkotnya berjalan aku melihat Yuu. Dia menatapku lesu.

[ Maaf, tapi aku harus supaya kamu ngerti ] batinku menghela nafas berat.

---
From : 085xxxxxxxxx
Al, tugas yang kelompok itu kamu yang bawa a? Di aku gak ada.
---
To : 085xxxxxxxxx
Siapa ini/?
---
From : 085xxxxxxxxx
Gema
---
To : 085xxxxxxxxx
Lo dapet nomer gue dari siapa?
---
From : 085xxxxxxxxx
Ian
---

[ Huh, dia ngibur aku dengan cara ngirim Gema. Makasih ] batinku sebal sekaligus geer tingkat dewa.

---
To : Alvaro Gema
Iyaa, gue yang bawa
---

Tidak ada balasan pesan lagi.

[ Gitu caranya ngehibur, atau emang dia gak suruh sama Ian ] pikirku yang kemudian aku lupakan dengan cepat.

***
Huft, ngayalnya gaje. Oke, emang sejak kapan aku enggak gaje?!

Makasih ya yang udah vote, apresiasi kalian hebat. Wkwkwk.

IDIOT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang