2~Mama?

866 34 20
                                    

Meskipun hari libur, Hamza tidak suka dan tak pernah bermalas-malasan. Ayahnya memang mengajarinya begitu. Pagi-pagi, selepas shalat Shubuh dan murajaah hafalan, dia membantu ayahnya mencuci dan menjemur pakaian. Dia juga membantu ayahnya membersihkan rumah.
Ketika mereka berdua merasa kelelahan, bermandi keringat dan perut kerondongan. Iqbal menuju dapur. Sedangkan Hamza terbaring dengan santai di sofa. Sekitar lima belas menit kemudian, Iqbal membawa dua buah gelas orange juice dan roti yang sudah ditaburi selai rasa jeruk. Mereka berdua menikmatinya dengan lahap.

Tak lama kemudian, Hamza naik ke lantai dua, menuju perpustakaan yang berada di samping kamar ayahnya. Dia mulai memilih buku yang akan dibacanya. Pilihannya jatuh pada sebuah ensiklopedia. Dia membuka daftar isi dan halaman demi halaman. Anak berusia sepuluh tahun itu tertarik membaca sejarah Amerika kuno. Dalam ensiklopedi tersebut diceritakan:

orang-orang pertama kali mencapai Amerika Utara 15.000 - 20.000 tahun yang lalu, mereka menyeberangi jembatan darat dari Asia dan melakukan perjalanan dengan berjalan kaki dan menggunakan perahu. Mereka berangsur-angsur menyebar ke seluruh benua. Peradaban besar Amerika berada di Amerika Tengah (Peru), sebuah tempat dimana orang-orang membangun kota-kota besar. Banyak dari kebudayaan ini dihancurkan oleh orang-orang Eropa pada tahun 1500-an.*

Hamza berusaha mencerna apa yang baru saja dia baca, sambil memperhatikan gambar bangunan Pyramid yang merupakan kuil orang Meksiko kuno. Bangunan tersebut, sama sepeti bangunan zaman kuno pada umumnya, memuncak di bagian tengahnya. Pyramid tersebut berundak-undak dan terdapat sejumlah tangga untuk bisa sampai ke puncak kemudian dia melanjutkannya lagi. Hamza jadi teringat sebuah bangunan di negeri asal ayahnya. Dalam pikirannya bangunan yang ada di hadapannya tidak jauh berbeda dengan bangunan yang pernah ditunjukkan dan diceritakan ayahnya itu. Hamza ingat nama bangunan itu. Candi Borobudur, yang termasuk salah satu keajaiban dunia. Dalam imajinasi Hamza, terbayang bangunan candi, yang pada bangunan tersebut juga terdapat sejumlah anak tangga untuk bisa sampai ke puncak stupa yang paling besar.

Hamza membaca keterangan dari gambar di ensiklopedi tersebut, bahwa orang Meksiko membangun kuil tersebut di sebuah tempat yang bernama Teotihuacan, sebuah kota yang jaya pada tahun 500 M, dan pada saat itu ada sekitar dua ratus ribu orang tinggal di sana.

Ada tiga suku yang terkenal di zaman Amerika kuno, yaitu Maya, Inca dan Aztec. Hamza makin tertarik untuk membacanya lebih jauh.

... suku Maya berada di puncak kejayaannya pada sekitar 200 dan 900 M. Mereka membangun kota-kota seperti Tikal (Guatemala) dan kuil-kuil Piramida besar. Kota Maya berisi kuil berbentuk piramida tinggi di tengah, dengan lapangan-lapangan khusus mengelilingi kuil, termasuk lapangan bola untuk permainan. Suku Maya mempelajari bulan, matahari dan bintang-bintang, dan memiliki sistem angka berdasarkan angka 20.*

Hamza menarik nafas, dia makin semangat penasaran mengenai suku Aztec. Dia pun melanjutkan membaca.

Suku Aztec memerintah kekaisarannya di Meksiko dari ibukotanya, Tenochtitlan, yang didirikan di sebuah pulau yang berada di sebuah danau pada tahun 1300-an.

Agama sangat penting bagi suku Aztec sehingga mereka pergi berperang untuk menangkap para tawanan yang akan dikorbankan kepada para dewa-dewa. Suku Aztec dan beberapa orang di Amerika Tengah lainnya membunuh manusia sebagai korban untuk mencari kemurahan hati para dewa mereka. Suku Aztec memuja matahari sebagai pemberi kehidupan, dan percaya bahwa apabila mereka tidak menyerahkan korban manusia kepada dewa matahari panen mereka akan gagal. Mereka berpikir bahwa jantung dan darah para korban adalah makanan para dewa. Mereka menggunakan pisau batu pengorbanan untuk mengeluarkan jantung para korban.*

Hamza merinding. Dia membayangkan seandainya dirinya yang menjadai tawanan yang dikejar-kejar untu persembahan pada dewa mereka.

Suku Aztec mempunyai dua kalender; satu untuk upacara-upacara keagamaan, terdiri atas 260 hari, dan yang lain 365 hari, seperti kalender kita, tetapi dengan delapan bulan, bukan 12.

Negeri Impian🌠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang