The Unspokens
[ Kim Jongin — Tiffany Hwang ]
CHAPTER 1 : The Dress
"Akhirnya selesai juga drama picisan itu!" Stephanie Hwang langsung duduk di sofa ruang tengah dan segera menyalakan televisi. Moodnya membaik.
Klik.
Klik.
Klik!
Dia menekan tombol power. Bagaimana bisa tidak ada satu acara pun yang menarik? Apa mungkin karena tubuhnya tidak rileks karena dia bahkan masih mengenakan gaunnya?
"What a bad day," keluhnya pelan sambil meniti langkahnya menuju kamar. Dia mengambil asal sebuah celana pendek hitam dan sebuah kaos tanpa lengan berwarna kelabu dari koper.
Great.
Penglihatannya sangat dimanjakan ketika memasuki kamar mandi. Desainnya elegan, tertata begitu apik dan semua barang tersimpan dengan baik dalam sebuah lemari berukuran sedang. Apa dia juga menempatkan aromaterapi di sudutnya?
"Dia punya selera yang bagus setidaknya."
Sebuah cermin yang tampak masih baru itu merefleksikan wajahnya yang sempat dirias natural. Dia mulai menghapusnya dan segera menyadari satu hal: dia tidak bisa melepas gaun ini sendiri. Gaun itu memiliki cukup banyak lilitan di bagian belakang juga pola yang tidak bisa dibacanya dan dia jelas tak bisa melepasnya sendiri. Meminta bantuan Jongin merupakan sebuah ide bagus, tapi otaknya menepis pemikiran itu bulat-bulat.
Yang benar saja, untuk melepas lilitan gaun saja harus meminta bantuan pria terkutuk itu?
Tapi masalahnya, dia harus segera ganti baju dan mengistirahatkan tubuhnya di atas kasur empuk, bukannya di sini berdiri menunggu otaknya menyetujui saran untuk meminta tolong pada pria itu.
Hah...oke. Mari kita lakukan.
Dia berjalan sampai ke ujung pintu, menoleh ke kanan dan kiri mencari keberadaan si Kim, dan di situ dia duduk di atas sofa ruang tengah sembari berkutat dengan telepon genggamnya.
Tiffany berdeham kecil. Jongin tak menoleh. Sekali lagi, dan pria itu masih tak menoleh. Rasanya dia bisa meledak frustasi! Butuh cukup harga diri untuknya meminta bantuan pria yang bahkan tidak peka dengan situasi? Sungguh terkutuk.
"Jongin!"
Jongin menoleh dengan menaikkan salah satu alisnya. "Kenapa?"
Wajah Tiffany memerah, batinnya mengutuk pria itu yang harusnya sadar untuk membantunya melepas gaun. "Bisa kau...bantu melepas lilitan gaun ini?"
Jongin mengangguk. "Tentu."
Pria yang masih bersetelan tuxedo itu berjalan ke arahnya. Degup jantungnya terpacu seiring suara langkah yang mendekat, hingga kini Jongin berdiri tepat di belakangnya dan menyentuh bahunya. Pria itu menyingkirkan rambut hitam legam yang terurai menutupi pandangannya pada lilitan gaun.
Tiffany menahan napasnya saat pria itu menyentuh tali yang mengikat gaunnya. Jemari panjangnya meremat bahu itu saat mencapai tali bagian bawah yang sejajar dengan pinggul Tiffany. Jongin mendekatkan bibirnya ke telinga Tiffany, napasnya terdengar begitu jelas membuat tubuh wanita itu berdesir. "Kau bisa bernapas sekarang."
Wajahnya kembali merona. Ketika dia membalikkan tubuhnya, dia justru membuang pandangannya karena for God's sake bibirnya hampir saja bersentuhan dengan milik pria itu! Jongin terkekeh lalu mengusap pucuk kepalanya. "Kau yakin tidak mau berterima kasih padaku?"
"Terima kasih." Setelah berucap demikian, wanita itu langsung masuk ke kamar mandi namun—
"Tunggu!"
Jongin mendorong ubuh Tiffany ke dinding kamar mandi. Memenjara tubuh wanita bertubuh mungil itu dengan kedua lengan kekarnya. Dia menatap intens manik onyx itu, lalu atensinya beralih pada bibir plumpnya. "Aku..."
—to be continued...
— here's the second chapter. thanks for the votes & comments 💕

KAMU SEDANG MEMBACA
The Unspokens
FanfictionJongin dan Tiffany adalah dua orang yang terjebak dalam sebuah perjodohan dan memutuskan untuk menjalani seperti seharusnya, tetapi bagaimana jika ternyata secara tidak sengaja mereka jatuh hati? [exoshidae; kaifany]