11. Who is He?

1.9K 181 33
                                    

The Unspokens

11.

Who is He?

"Terima kasih, Paman."

Seorang lelaki berbalutkan pakaian kasual dan sebuah koper keluar dari taksi. Ia merogoh sakunya lantas mengambil ponsel.

Speed dial 2.

"Halo?"

Salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk seulas senyum miring.

"Hi, Cutie, long time no see."

Ia menahan tawa karena intonasinya yang ia manipulasi supaya seseorang di seberang telepon takut, tapi;

"Who isㅡoh my God, hiiii!"

Suaranya dikenali.

Meski gagal senyumnya tetap mengembang menerka-nerka ekspresi macam apa yang saat ini orang itu tunjukkan.

"Wanna have some coffee? I'm in Gangnam right now," tawarnya, "Uhm, Starbucks?"

"Sure. Starbucks, Gangnam, right now!"

Pip.

"Haha. Aksennya masih belum hilang."

Ia melangkahkan kakinya menuju Starbucks tempat pertemuan mereka. Oh well, dekat sekali dari tempatnya berada sekarang.

Ketika ia masuk, belum dilihatnya tanda orang itu menunggu. Jadi ia memilih bangku dekat jendela.

Satu menit.

Dua menit.

Lima menit.

Delapan menit.

Tring!

Pintu kafe terbuka. Seorang gadis dengan all-black-fit itu tampak mencari keberadaan dirinya, lantas ia melambaikan tangannya.

Mata gadis itu berbinar, terlihat amat excited.

"Tiffany, right?

"Long time no see, I miss you so baaad Bro!"

Pemuda itu tersenyum lebar melihat Tiffany yang kini melangkah mendekatinya dan memeluknya erat-erat tanpa berniat melepasnya. Perlahan, ia membalas pelukan itu.

"I do too, lil cutie pie!"

Gadis itu tertawa renyah sembari menatap seseorang yang lebih tinggi -terlalu tinggi menurutnya- itu lamat-lamat dan mereka tertawa lepas tanpa bisa ditahan lagi!

"Have a sit, Princess," Pemuda itu menarik kursi untuk si Hwang yang tertawa kecil.

Pembahasan mereka beranjak ke sana kemari, dua jam terlewati tanpa ada keheningan. Tiffany sama sekali lupa kecemasannya mengenai apa yang harus kami bahas nanti.

"Anyway, kapan kau sampai di Seoul?"

"Semenit sebelum aku meneleponmu. I miss you for real." Pemuda itu mengusak surai hitamnya.

"Kau sendirian? As expected, kau jomblo 'kan?"

"Dont you dare say that again, or else I will..."

"...will what, Tuan Jomblo?"

"You littleㅡ!" Pemuda itu mengusak surai hitam gadis itu hingga berantakan seutuhnya.

The UnspokensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang