The Unspokens
08 — Kiss
Jongin sampai di apartemen mereka. Kemarahan masih saja mengendalikan dirinya. Ia tak tahu kemana perginya gadis itu, dan ia mencoba untuk tak peduli. Gadis itu ingin mereka bercerai?
"Oke!"
Itu kalimat yang diucapkannya saat ini. Tapi mengapa terasa begitu salah? Kenapa ada rasa takut kehilangan? Tidak. Dia tidak mungkin—
"Aku pasti sudah gila!"
Ia mengacak rambutnya dan memutuskan untuk bersantai, lagipula masih jam setengah enam. Masih ada banyak waktu sebelum gadis itu kembali dan membuatnya memutar otak.
/
10:00 PM
Langit yang tadi menggelap kini semakin gelap tanpa bintang. Perlahan jendela apartemennya mulai basah oleh setitik air dan diikuti titik-titik lainnya, kemudian menderas di detik selanjutnya. Perasaan Jongin mulai tak enak. Otaknya mencoba mengingat apa yang salah.
Diam.
Pikir.
Pikir.
Holy shit. Tas selempang Tiffany tertinggal di mobilnya. Pasti hanya ada ponsel di tangannya sekarang. Dan kalau Jongin tidak salah, sebelum mereka bertengkar, ada notifikasi baterai lemah di ponsel gadis itu.
Jongin terkesiap, ia meraih kunci mobilnya dan melesat kembali ke tempat ia menurunkan gadisnya.
"Tiffany!" Ia berteriak dengan payung di tangannya, mencari-cari keberadaan si Hwang. "Tiffany! Kau di mana?!"
Ia masih terus berteriak, penuh harap seseorang yang dipanggilnya segera menampakkan diri. Namun sia-sia tentu saja, karena hujan meredam suaranya.
Maka ia hanya bisa mengutuk dirinya sendiri dalam batin sembari mengelilingi Sungai Han; sebenarnya sangat tidak mungkin untuk meneruskan mencari, tapi Jongin akan sangat menyesal jika tak melakukannya.
Tiffany, katakan padaku kau baik-baik saja.
Drrt. Drrt.
Ponsel Jongin bergetar. Seseorang meneleponnya. Ia tanpa melihat nama yang tertera langsung mengangkatnya dengan tergesa.
"Ha—"
"Ya! Dasar idiot!"
Itu suara ibunya. Ia cepat-cepat menjauhkan ponsel dari telinganya mendengar makian ibunya.
"Astaga Ibu, kenapa berteriak?!" jawabnya setengah kesal, karena masih belum juga menemukan Tiffany dan ibunya yang kelewat keras mengatainya memperparah keadaan.
"Karena kau bodoh! Cepat ke rumah ibu, SEKARANG!"
Pip.
Ibunya tak pernah setegas ini. Dari intonasinya, sepertinya sesuatu telah terjadi dan berbagai hal buruk terbayang dalam otaknya.
Maka ia dengan sedikit enggan meninggalkan Sungai Han dan langsung melesatkan mobilnya ke rumah ibunya.
⚘
Jongin sampai di rumah ibunya dan memarkirkan mobilnya dengan rapi. Perlahan ia melangkahkan kakinya ke dalam dan berusaha tak membuat suara.
Ruang tamu: kosong.
Entah mengapa ia bersyukur sekali, berharap bisa menghindari hal buruk apapun yang mungkin saja terjadi di rumah ini, sampaiㅡ
"Kim Jongin."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unspokens
FanfictionJongin dan Tiffany adalah dua orang yang terjebak dalam sebuah perjodohan dan memutuskan untuk menjalani seperti seharusnya, tetapi bagaimana jika ternyata secara tidak sengaja mereka jatuh hati? [exoshidae; kaifany]