V

2.9K 102 0
                                    

Vavita adalah seorang gadis perempuan berumur 23 tahun, sejak usianya 11 tahun iya sudah tinggal di sebuah panti asuhan yang dengan suka relanya menampungnya.

Vavita ingat semuanya dan vavita juga sangat mengingat kejadian itu. Dan iya masih terus bertanya tanya mengapa kedua orang tuanya pergi meninggalkan vavita di bandara sungguh itu sangat menyulitkannya.

Apakah mereka sudah tidak menyayangi vavita? Tapi langsung vavita tepis pikiran itu, kalaupun iya mereka tidak menyayangi dirinnya mungkin hari ini vavita nggak ada di dunia.

Iya, dulu dengan semua kemewahan dan semua yang vavita inginkan tinggal menjetikkan jari dan nggak butuh waktu lama untuk mewujudkan semua ke inginannya.

Hingga pada akhirnya kejadian naas itu terjadi. Pesawat yang di tumpangi kedua orang tua vavita itu terjatuh dan meledak dan tidak memungkin semua penumpang di pesawat itu masih hidup. Itu pemikiran vavita kecil yang belum tau apa apa.

Tapi nyatanya, setelah para tni polisi atau badan keamannan lainya mencari zenajah korban pesawat terbang yang olen itu ternyata tidak ada satupun yang meninggal atau tidak di temukan satupun zenajah ataupun orang. pilot mau pun copilot pun tidak ada.

Aneh? Memang tapi bukanya menggehgerkan dunia dengan kejadian itu dengan adanya kecelakaan pesawat dan tidak ada satupun seseorang di dalamnya dan itu malah sebaliknya.

Dunia seakan tuli dan buta pada saat itu, entah kenapa vavita sangat marah kepada orang tuanya yang jelas jelas sudah pergi meninggalkan vavita begitu sajah. Dan sangat menyulitkannya karna tak menemukan zenajah mereka.

Vavita sudah menganggap mereka mati semuanya mati iya juga sudah menganggap dunia ini mati.

Hingga pada hari itu vavita memilih untuk meninggalkan rumah bak istana itu dengan keyakinan bahwa di luarsanah masih ada seseorang yang mampu membagi kebahagiannya ter hadap hidupnna yang mulai menghitam.

Vavita langsung memejamkan matanya, meskipun vavita masih tergolong karyawan yang belum banyak pengalaman dan ya meskipun vavita juga baru bekerja sebulanan di kantor ini tapi kerjaan vavita sudah banyak map map yang menumpuk dan harus siaga mengecek keadaan keuangn di kantor ini dan bla bla bla...

Punggung vavita langsung menerpa punggung kursi sambil menutup matanya sampai sampai wajah itu datang lagi, pangeran vavita, lelaki vavita dia anak laki laki yang dulu baru di kenalnya dan yang mampu membuatnya tersenyum walaupun seadanya. Lelaki bertubuh anak anak dengan kasih sayangnya bak orang dewasa.

Dirasakan kursi di sebelah vavita seperti ada yang menempati, entahlah vavita hanya bisa menundukkan kepalanya dan menggerai rambut panjang berwarna brown dark hingga menutupi seluruh permukaan wajahnya.

Tak terasa butiran bening itu mulai menari nari lagi di pipiku. Aku benci dengan keadaanku aku sangat tidak menyukai ini.

"Kamu nangis?" Suara anak laki laki itu langsung membuatku menyeka air mataku dengan kasar. Mataku sedikit melirik kearah lelaki itu tampa menolehnya.

Seorang anak laki laki yang sedang membawa lolipop di pegangannya sambil menatap ke arahku.

"Eh sorry ini buat lo" kekeuhnya lagi sambil mengulurkan tanganya aku masih tetap tak bergeming.

"Mommy gue bilang kalau seseorang sedang ngomong itu harus menatap tepat pada matanya" dia langsung menghembuskan napasnya. "Mungkin lo berpikir gue kekanak kanakan denngan umur gue yang udah 14 mau ke 15 tahun entar mlm masih ngebawa bawa mommy gue" bukannya itu yang di sebut anak baik? Batinku "hah ya sudah lah gue gk apa kalo di cuekin gini tapi serius gue pegel megang yang kaya beginian" ucapnya sambil menggoyang goyangkan tanganya yang masih membawa lolipop.

Flash Back [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang