R

2K 86 1
                                    

"V, tolong anterin ini keruangannya bos" suruh mia, vavita yang sedang serius dengan grafik yang ada di leptopnya langsung mendongakan kepalanya dan memelototkan matanya ke arah mia yang sekarang sedang cengengesan. Gk jelas.

"Ogah, lu aja" cuek vavita yang kembali fokus dengan perkerjaan vavita.

Tapi jangan anggap mia remeh ya, mia tau bagaimana bisa mendekatkan temannya ini dengan bosnya.

Kenapa mia bisa berpikiran seperti itu?

Iya karna tadi mia sempat mengintip apa yang di lakukan bosnya dengan vavita, dan setelah itu melihat bos nya yang tersenyum hangat ke arah vavita, sungguh mia belum pernah melihat senyum bosnya.

Mia bahkan sampai nggak percaya bahwa bos nya itu bisa tersenyum.

Jadi mia ambil kesimpulan aja, bahwa dengan adanya vavita di kehidupan bos nya, bos nya itu bisa terus tersenyum dan atau bagian terpentingnya adalah agar bos nya itu nggak selalu marah marah terus pd karyawan karyawannya.

Tapi bukannya mia mengorbankan temannya ini untuk menjadi penangkal kemarahan bosnya.

Tapi itu memang kenyataan bukan? Bahwa bosnya itu tak pernah tersenyum seperti itu kalau bukan kepada vavita dan sekretarisnya itu yang di kenal sebagai kakanya adrian. Dalam tanda kutip keluarganya.

"Pokonya gue ogah mia, gue males ketemu dia lagi" ucap vavita, dan mia hanya mengangguk anggukan kepalanya. Vavita telah menceritakan semua yang telah terjadi di kehidupan vavita, tentunya setalah ia bekerja disinih.

Tapi lagih dan lagi mia punya seribu satu cara licik untuk melicinkan rencanannya.

"V ko lo tega banget" tiba tiba mia langsung menundukan kepalanya dengan kacamatanya yang bulat itu hampir ter jatuh dari tempatnya kalau tidak ditahan dengan jari telunjuk dan jempol mia.

"Kenapa gue harus tega" santai vavita yang memang hanya enjoy saja dengan pekerjaannya.

"Lo gak tau bos kita" mia langsung menatap vavita yang sedang asyik dengan leptopnya itu

"Ya elah mi emang kenapa sih? Lo tau sendirikan gue gk maudeket dekat ama bos gila itu" bohong, bahkan sekarang vavita merasa ada sesuatu yang aneh terhadap di rinya ini perihall adrian.

"Iya, gue tau tapi cuman lo yang gk bisa dia marahin" vavita yang mendengar itu langsung mengernyitkan alisnya, tanda tak mengerti.

"Apaan? Marah? Marah kenapa?" Tanya vavita bingung.

"Lo nggak tau?" Doni yang sedari tadi ada di dekat mereka langsung merunding dengan mereka.

""Bos kita kan emang pemarah v, sekarang coba lo anterin dokumen ini ke ruangannya, dan resapi ramah nya boss kita, lo pasti bakalan ngerti gimna rasa sebenarnya bekerja disinih" vavita lagi lagi mengernyitkan alisnya.

"Apaan sih lo berdua cuman nganterin beginian aja kenapa di marahin coba?" Gaje satu kata yang ada di pikiran vavita saat ini.

"Lo belum tau banget ama bos kita v" ucap mia yang lagi lagi membuat vavita bingung.

"Lo berdua bener bener gaje!" Sebel vavita yang sedaritadi hanya membicarakan bos sialannya itu.

"Mendingan lo coba gih anterin nih dokumen" ucap mia dan di angguki oleh doni, dan vavita langsung menghentikan pekerjaannya dan mengangkat sebelah alisnya.

"Okey! Tapi kalau dia nggak marahin gue, gue tunggu teraktiran kalian ntar siang" ucap vavita yang langsung mengambil berkas di tangan mia, tanpa tau ekspreai dari mia dan doni, yang hanya cengo dan di landa menyesal.

Kalian belum tau aja berapa banyak porsi makan yang dapat vavita habiskan. Itu yang membuat wajah doni dan mia sangat amat pias dan akhirnya mia dengan doni hanya bisa saling pandang dan pasrah akan isi dompetnya.

Flash Back [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang