A

1.8K 74 0
                                    

Ceklek

"Adri....an?!" seperti biasannya vavita kalau mau masuk ke ruangan adrian itu iya tidak pernah mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Eum... Maaf saya kira eu tidak ada tamu hehe" cengengesnya, yang masih di ambang pintu dan masih memegang knock pintu.

"Kalau begitu saya permisi" masih kata vavita sembari membungkukkan kepalannya kepada dua orang itu.

"Vita" teriak seseorang tapi tak di indahkannya, iya terus melangkah sampai keluar kantor dan ya di sinilah dia di kafe dekat kantornya.

Terduduk sendiri sembari memesan satu kopi hitam yang tak terlalu manis.

Sambil memandang jendela di sebelahnnya dia menerka nerka siapa yang tadi berpelukan dengan adrian, wanita semalamkah? Atau wanita yang lain?

Ah sialaan kenapa dia harus merasakan sesak di sini, di dada kirinnya.

Padahal dia bukan siapa siapa, apakah dia sudah mulai menyukainnya? Vavita langsung menggeleng gelengkan kepalannya, itu nggak boleh terjadi batinnya, tapi rasa apa ini? Ini seperti perasaan yang sama pada lelaki yang di tunggunnya sekarang ini.

Malahan, seperti lebih besar. Ahhh dia tidak bisa menyangkalnya kalau vavita mulai menyukai adrian, tapi untuk saat ini iya kecewa, bukan bukan marah

Karna baginnya itu kecewe lebih tinggi derajatnnya ketimbang marah.

"Hai... Boleh saya duduk disinih?" vavita yang mendengar suara itu langsung tersadar mendongakan kepalannya dan celengak celinguk. "Mejannya udah pada penuh" lanjut nya lagi.

"Owh iya silahkan silahkan" ucap vavita sembari memperlihatkan senyum kecilnnya.

"Kamu karyawan disinih?"

"Saya?" tanya vavita sembari menunjuk dirinnya sendiri, dan di jawab anggukan kepala oleh si penannya. " saya karyawan ke uangan" jawab vavita yang membuat iya mengangguk anggukan lagi kepalannya.

"Oh iya kenalkan saya Kevin" perkenalnya sembari menjulurkan tangannya kearah vavita, vavita yang melihat itu langsung tersenyum dan hendak membalas juluran tangan itu.

"Saya adrrian dan ini calon istri saya, anda tidal perlu tau siapa namannya" ucap suara baritone itu yang langsung membuat vavita menurunkan lagi tangannya dan memalingkan wajahnnya mencari sosok yang berbicara tadi.

"Ad...rian?" kernyit vavita "kenapa ada disini?" tannya nya lagi setelah adrian terduduk di kursi sebelah nya.

"Heh anjing" tiba tiba ucapan itu terdengar dari arah kevin yang langsung membuat vavita merinding seketika.

Vavita dan juga adrian langsung menatap wajah kevin "kenapa?" jawab adrian datar tak kalah datarnnya dengan wajah kevin.

"Elo udah ngerusak acara gue monyet" masih dengan wajah datar dan tatapan yang mengintimidasi bagiku.

"Heuh,acara? Acara apa? Saya liat di sini tidak ada yang lagi sukuran!" vavita yang mendengar adu mulut dari kedua lelaki itu hannya bisa terdiam, dia meneguk salivannya aja susah apalagi kalau melerainnya.

"Apa lo bilang?!"

"Berisik lu anjing" jawab adrian sembari acuh tak acuh, dan langsung menatap vavita yang sedang menekuk kepalannya.

Adrian langsung tersenyum, dan mengusap usap rambut kepala vavita yang langsung membuat vavita mendongakan kepalannya ke arah adrian.

Dia tersenyum batin vavita dan senyuman itu sangat manis, vavita yang melihat itu membuatnnya semakin parah, dekupan jantungnya yang berdekup lebih parah dari yang tadi dan

Flash Back [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang