Prolog

1.6K 68 16
                                    

"KYYYAAAAAA......!!"

Deg!

Degup jantungku memompa sangat cepat ketika aku mendengar jeritan tersebut. Tak perlu berpikir dua atau tiga kali lagi, aku sudah tahu siapa pemilik dari jeritan tersebut.

Aku segera berlari menuju asal dari jeritan itu terdengar. Hatiku semakin gelisah, detak jantungku pun semakin tak beraturan.

"Kak Niki!"

Setelah aku sampai di ruang tamu di mana suara jeritan itu berasal, aku secara sepontan langsung meneriakkan nama kakakku.

"Ap..."

Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Aku benar-benar tak habis pikir dengan apa yang sudah terjadi di hadapanku. Kenapa? Bagaimana bisa ini terjadi?

Wajah Kak Niki dipenuhi oleh air mata yang terus menetes, mata indahnya kini sudah dipenuhi oleh air mata yang meluber seakan tak mampu lagi membendung kesedihannya. Wajah itu, ekspresi itu, membuatku hatiku sakit ketika melihatnya.

Terlebih ketika aku mengetahui siapa yang sudah membuat Kak Niki menunjukkan ekspresi seperti itu.

Di atas sofa ruang tamu, Kak Niki sedang ditindih oleh seorang pria. Pria itu melepaskan ciumannya dari Kak Niki karena terkejut ketika dia melihatku. Awalnya pria itu tidak mampu untuk berbicara karena saking terkejutnya setelah melihatku. Tapi setelah beberapa saat terdiam dia tersenyum seolah apa yang baru saja dia lakukan adalah hal yang benar. Kemudian dia berbicara padaku layaknya orang baik.

Senyum itu. Senyum lembut yang biasa dia tunjukkan kepada keluarganya. Senyum yang biasanya menghangatkan isi rumah ini. Tapi kini aku sudah tahu, senyum yang selama ini dia tunjukkan hanyalah senyum palsu untuk menutupi semua kebusukkannya.

Benar-benar munafik! Memangnya kau pikir aku ini anak bodoh yang mau percaya dan mendengarkan kata-katamu itu, hah?!

"APA YANG KAU LAKUKAN, SIALAN!!"

My Fake Lover Romantic ComedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang